venomwolfAvatar border
TS
venomwolf
Sri Mulyani Berharap Bank Tahan Walau Rupiah Sudah Rp15 Ribu
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap perbankan nasional bisa bertahan walaupun nilai tukar rupiah terus melemah. Menurutnya, ada dua indikator yang perlu diperhatikan perbankan agar di tengah pelemahan rupiah seperti sekarang mereka tetap tahan banting.

Indikator pertama, rasio kecukupan modal (capital adequacy ration/ CAR). Kedua, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Ia berharap dua indikator tersebut bisa terjaga baik.

Ani mengakui untuk masalah kredit bermasalah muncul ancaman dari kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh BI guna mengimbangi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS). "Memang ada konsekuensi dari kebijakan seperti itu, makanya perlu kehati-hatian, apakah dari sisi CAR, NPL maupun likuiditas mereka," katanya di Jakarta, Jumat (5/10).


Tak hanya sektor perbankan, Ani juga berharap korporasi dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bisa memperbaiki pengelolaan utang mereka. Pengelolaan utang yang serampangan di tengah pelemahan nilai tukar bisa berdampak terhadap peningkatan rasio kredit bermasalah perbankan.

"Dilihat dari sektor ekonomi lainnya juga, apakah mereka terpapar terlalu banyak dari sisi mata uang, apakah mungkin juga dari sisi utangnya. Kami juga akan melihat itu semua dalam konteks stabilitas sektor keuangan," katanya.

Lihat juga: Rupiah Lesu, Pemerintah Bakal Rilis Kebijakan Baru

Ani yakin perbankan nasional bisa menyesuaikan diri dengan perubahan ini karena indikator perbankan masih ia anggap baik. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melansir angka NPL tercatat 2,73 persen dan CAR di angka 22,56 persen sampai Juli 2018 kemarin.

Angka NPL itu membaik dari 2,9 persen dan CAR pun tak berubah banyak dari posisi Januari yang masih sebesar 23,43 persen. Padahal pada saat bersamaan, rupiah terus mengalami pelemahan.

"Jadi kalau mengalami adjustment hingga Rp15 ribu, saya rasa ini akan terjadi perbaikan di perbankan," imbuh dia.

Sebelumnya,OJK menyebut perbankan Indonesia masih bisa bertahan walaupun nilai tukar rupiah terus melemah. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan perbankan mendapatkan tenaga dari kenaikan harga komoditas yang akhirnya mengerek pertumbuhan kredit.

Bangkitnya harga komoditas menggerakkan kredit pengolahan batu bara, kelapa sawit, hingga konsumsi. Di samping pertumbuhan kredit, Wimboh juga mengatakan likuiditas perbankan masih kuat. Bahkan OJK mencatat adanya kelebihan likuiditas di sektor perbankan mencapai Rp500 triliun.
Lihat juga: Rupiah Tembus Rp15 Ribu, Bos OJK 'Pede' Kondisi Bank Aman
"Jadi perbankan tidak terlalu khawatir akan hal itu. Secara agregat atau individual tidak ada masalah,"kataWimboh, kemarin.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, Jumat (5/10). Posisi ini melemah poin atau persen dari kemarin sore, Kamis (4/10).

Meski dibuka melemah, namun beberapa menit berselang rupiah justru berbalik menguat. Pada pukul 09.00 WIB, rupiah berbalik menguat ke Rp15.172 per dolar AS.

Bersama rupiah, peso Filipina, ringgit Malaysia, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen. Namun, mayoritas mata uang lain justru masih tertahan di zona merah. Baht Thailand melemah 0,01 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, yen Jepang minus 0,02 persen, dan won Korea Selatan minus 0,04 persen.

Lihat juga: Ekonom Sebut Kenaikan Harga BBM Ampuh Redam Pelemahan Rupiah
(glh/agt)

https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20181005155739-532-336101/sri-mulyani-berharap-bank-tahan-walau-rupiah-sudah-rp15-ribu

pemerintah cm berharap? emoticon-Leh Uga
3
2.8K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.