skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Stop character assassination!

Perbincangan di warung kopi beberapa minggu yang lalu masih hangat dalam pikiran saya. Topik yang sesungguhnya tidak memiliki sangkut paut dengan urusan pekerjaan, menjadi ajang ghibah tanpa arah. Sialnya, banyak yang mendengarkan ocehan tak berkelas ini. Entah apa yang terlintas dibenak si pendengar.

Pastinya, saya sedang menyaksikan ajang pembantaian terhadap karakter seseorang yang menjadi objek perbincangan. Sebuah proses pembunuhan karakter sedang berlangsung, penuh riuh rendah, penuh dengan senyum culas. Semua celah diangkat dalam obrolan, dan segala kejelekan tertumpah tanpa sedikitpun menyisakan ruang pembelaan. Dan ini dilakukan tanpa menyadari, bahwa diantara pendengar yang ada, belum tentu mengenal sekaligus memahami dengan baik orang yang sedang mereka pergunjingkan.

***

Bekerja bersama-sama dengan sebuah tim, dimana masing-masing orang memiliki jalan pikiran yang jelas berbeda, merupakan tugas yang tak mudah. Dibutuhkan kepiawaian dari seorang leader, supaya perbedaan-perbedaan yang ada, menjadi iringan langkah satu irama demi terwujudnya tujuan bersama. Menyingkirkan sikap individual atau ego personal, dan ragam perbedaan lainnya yang kerap timbul dalam satu bahtera besar bernama perusahaan.

Bagi perusahaan yang bekerja berdasarkan orientasi target, angka-angka tertentu yang telah disepakati bersama, adalah mutlak terpenuhi. Oleh sebab itu, beragam tekanan, baik dari regional, hingga kantor pusat, harusnya disikapi secara proporsional.

Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang bijak, yang bukan hanya menjadi corong, yang menyampaikan segala instruksi menejemen pusat secara leksikal. Mereka bertugas menjadi penyaring. Sehingga instruksi-instruksi yang menjadi kebijakan menejemen, dapat dipahami secara baik dan benar oleh karyawan lain tanpa mengurangi esensinya.

***
Dalam menjalankan tugas yang diemban pada pundak seorang leader, kerap memunculkan sikap kontraversi pada individu lain. Ada banyak faktor mengapa golongan ini, seakan memiliki jalan yang berseberangan. Salah satu diantaranya adalah sifat iri, lantas sifat ini kemudian bermetamorfosis menjadi dengki.

Ragam cara bisa ditempuh oleh mereka yang tersusupi perasaan iri dan dengki. Selain menjadi pembangkang secara diam-diam, tak jarang suara sumbang kelompok ini menjatuhkan moralitas orang lain demi tercapainya tujuan yang hendak mereka capai.

Mereka sanggup melakukan serangkaian narasi cerita dengan mengungkap sisi gelap orang yang dibenci. Pembunuhan karakter ini berlangsung sedemikian rupa sehingga pada puncaknya orang lain akan termakan oleh cerita yang sejak awal memang dirancangnya.

Dampak dari pembunuhan karakter pada diri seseorang bisa meruntuhkan wibawa dari orang tersebut. Selain ucapannya tak lagi dapat dijadikan sebagai panutan. Kondisi ini semakin bertambah buruk bila pembunuhan karakter ini menimpa pucuk pimpinan atau leadersebuah perusahaan, maka bisa dipastikan harga dirinya akan terjun bebas pada titik nadir terendah.

***

Lepas seminggu kejadian yang saya saksikan, setelah doa pagi selesai, apa yang menjadi ketakutan saya terjadi juga. Salah seorang supervisor, terlibat adu argumen dengan pimpinannya. Andai semua dilakukan dengan cara-cara bermartabat, tentu tidak akan menciptakan suasana tidak nyaman.

Suara keras dari masing-masing pihak, mengingatkan saya pada sebuah tempat yang dipenuhi dentuman musik keras, asap rokok, dan aroma khas alkohol. Tidak ada satupun yang bisa didengarkan. Dan, satu diantara mereka, adalah orang yang pernah saya lihat hadir pada perbincangan silam, di warung kopi, ketika pembunuhan karakter itu sedang berlangsung.

***

Perasaan suka atau tidak pada diri seseorang kepada orang lain sangat manusiawi. Ini sudah bagian dari kodrat manusia yang oleh kemurahan Tuhan, diberi hati dan perasaan.

Namun, meski hal ini sesuatu yang lazim, tidaklah etis menunjukkan rasa ketidaksukaan subyektif dengan melibatkan orang lain. Ini merupakan tindakan naif. Dalam berbagai kasus, rasa tidak suka yang dialami seseorang, biasanya akan diikuti dengan serangkaian cerita yang terlalu mendramatisir keadaan. Dengan cara itu, pelaku utama kasus ini seolah menabuh gendang yang lantas membuat orang sekelilingnya menari.

Oleh sebab itu, jangan biarkan ketidaksukaan ini menular kepada orang lain, yang belum tentu memiliki sikap yang sama. Perlu juga bersikap obyektif terhadap informasi apapun yang memasuki gendang telinga. Biasakan mencerna dengan akal sehat dan berjanji jujur sejak dari pikiran. Sehingga informasi yang yang penuh sesak melintas di sekitar, benar-benar kuat secara substansi dan berjangkar pada realitas yang memang diketahui sendiri secara langsung.

***
Belajar dari kejadian yang dialami oleh rekan saya, ekses negatif dari pembunuhan karakter memang sangat luarbiasa. Orang lain yang sesungguhnya tidak mengenal secara personal, menjadi sinis dan seakan berhak menghakimi seseorang hanya berdasarkan informasi sesat dari temannya.

Akibat dari fitnah yang berkelindan dan bergulir menjadi bola salju liar ini, menempatkan orang yang belum tentu bersalah harus menjadi pesakitan di depan orang lain. Padahal, belum tentu informasi yang selama ini mereka dengar, merupakan sebuah kebenaran dan mencerminkan watak orang tersebut secara keseluruhan.

Jika tak mampu berkata baik, setidaknya diam bisa dijadikan sebuah pilihan.



©Skydavee 2018
Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 05-10-2018 08:37
10
10.8K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.