gnibonavoAvatar border
TS
gnibonavo
3 Isu ‘Gelap’ di Balik Gelaran Asian Games 2018 (+1 Bonus)
Sumber

Hampir sebulan lalugelaran Asian Games 2018 resmi ditutup. Kemeriahan pesta olahraga terbesar se-Asia ini bergema di seluruh penjuru negeri. Kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan pemerintah untuk melanggengkan citra positif di mata internasional. Namun di balik semua keriaan itu, terjadi sejumlah polemik yang menjadi sisi gelap penyelenggaraan Asian Games ke-18 ini.
  • Isu Tewasnya 77 Orang Menjelang Asian Games

Lembaga nonpemerintahan, Amnesty Internasional, merilis data mengejutkan. Data tersebut mengungkap bahwa persiapan Asian Games telah memakan korban jiwa sebanyak 77 orang. Penyebabnya bukan musibah atau kecelakaan, melainkan akibat aksi represif berdalih pengamanan menjelang Asian Games.

image/Domain Public (pxhere.com)


“Antara Januari dan Agustus tahun ini, setidaknya 77 orang di berbagai wilayah di Indonesia ditembak mati, termasuk 31 orang di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, tempat Asian Games diselenggarakan,” begitu keterangan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, seperti dikutip dari laman CNN Indonesia, Jumat 17 Agustus lalu.

Pihak kepolisian pun tidak membantah kejadian ini. Meskipun begitu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Warsito juga belum membenarkan paparan data dari Amnesty Internasional mengenai jumlah korban.
  • Banjir Cibiran Netizen

Ternyata, kompetisi Asian Games tak hanya berlangsung di lapangan, melainkan juga di ranah media sosial. ‘Atletnya’ adalah para pemilik akun media sosial yang berlomba-lomba mengunggah komentar, terutama terjadi setelah upacara pembukaan. Bahkan ada pula yang sampai berdebat kusir dan saling mencibir.

Topik utama perdebatan netizen kali ini adalah peran Presiden Jokowi dalam tayangan film pendek, yang menjadi intro upacara pembukaan. Film tersebut menampilkan sosok Jokowi mengendarai motor sport Yamaha FZ1 dari istana menuju Senayan, tempat berlangsungnya upacara pembukaan.

image/docpribadi



Banyak yang menganggap karakter pengendara motor di film itu diperankan oleh stuntman, bukannya sang presiden. Pasalnya pengendara motor beraksi ciamik bak pebalap profesional. Itu pun belum termasuk pernak pernik lain di dalam film yang dinilai kurang masuk akal.


image/docpribadi


Acara pembukaan Asian Games sendiri berlangsung meriah. Hujan komentar negatif itu pun sedikit tertutupi oleh pujian masyarakat, membanggakan penampilan spektakuler 1600 orang penari Ratoh Jaroe.

Spoiler for Sumber:


  • Calo-Calo Gelap

Pada umumnya persoalan tiket selalu muncul dalam berbagai jenis event yang digelar di Indonesia. Sebuah event besar adalah ladang mencari nafkah bagi para calo, tak terkecuali pada Asian Games kali ini.

Dilansir dari Kompas (22/08), menunjukkan bahwa para calo beraksi secara sembunyi-sembunyi. Seketat apapun penjagaan petugas, calo-calo ini masih saja lihai memanfaatkan celah kosong untuk mengais rezeki.

image/instagram: @amaroid


Harga tiket digenjot sampai 2 kali lipat lebih besar dari banderol resminya. Seperti tiket pertandingan voli yang semula Rp75.000 dinaikkan menjadi Rp150.000. Begitu pula dengan cabang olahraga basket yang dibanderol mulai dari Rp200.000 – Rp400.000 dari harga semula Rp100.000-an.

Untuk meminimalisir kehadiran calo, pihak organizer Asian Games melayani pembelian tiket secara online melalui layanan GoTix. Harganya beragam, mulai dari yang termurah Rp50.000 untuk  babak penyisihan berbagai cabor, seperti voli pantai, pencak silat, sepak takraw, panjat tebing, dan soft tennis. Sementara itu, tiket termahal dipegang oleh putaran final cabor sepak bola putra, yakni mulai Rp200.000 sampai Rp 1,5 juta-an di kursi VIP.
  • Bonus: Skandal Seks Atlet Jepang

Nama Jepang tercoreng oleh kelakuan atletnya sendiri. Sebanyak 4 orang atlet basket, di antaranya Yuya Nagayoshi, Takuya Hashimoto, Takuma Satu, dan Keita Imamura, dipaksa pulang lebih awal.


Kecerobohan mereka memang pantas diganjar hukuman setimpal. Pasalnya keempatnya kepergok menyewa jasa pekerja seks saat mengenakan seragam Team Nippon (sebutan tim bola basket Jepang). Siapa pelapornya? Tiada lain tiada bukan adalah seorang wartawan yang juga asli Jepang, Asahi Shimbun.

Perilaku indisipliner itu mempermalukan sekaligus menggantung nasib salah satu tim bola basket papan atas Asia ini.
“Saya merasa sangat malu,” ujar Yasuhiro Yamashita, pimpinan kontingen Jepang di Asian Games 2018, dilansir dari BBC Indonesia, Selasa 21 Agustus.

Namun sejatinya skandal pemulangan atlet ini bukan pertama kalinya bagi Jepang. Pada Asian Games 2014 lalu, kontingen Negeri Sakura juga terpaksa kehilangan atlet renangnya, Naoya Tomita, karena ketahuan mencuri kamera wartawan.

Sumber
-2
3.7K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.