sabassAvatar border
TS
sabass
Asiknya Bermalam Di Kapal Klotok
Siapa yang pernah bayangin bermalam di Kapal Klotok ditengah kesunyian dan jauh dari hiruk pikuk ibu kota? Buat kalian yang pengen sejenak ninggalain riuhnya ibu kota, boleh nih dicoba liburan ke Tanjung Puting. Ane ada rangkuman serunya nyoba bermalam di Kapal Klotok.



Kapal Klotok

Dok. Pribadi


Ane pergi ke Tanjung Puting ikut open trip 3 hari 2 malam dari Be Borneo Tour. Biaya-nya Rp 1.950.000,- udah include fasilitas menginap di Kapal Klotok (lengkap dengan perlengkapan tidur dan kamar mandi), guide lokal, mobil penjemputan dari bandara ke pelabuhan, tiket masuk taman nasional, makan sebanyak 6 kali (B, L, D), air mineral selama tour. Untuk tiket pesawat kalian bisa cari sendiri, dengan catatan harus sampai di Pangkalan Bun sebelum jam 12 siang. Maskapai yang bisa kalian pilih itu ada Trigana atau NAM Air. Untuk biaya pesawat sekitar Rp 1.700.000,-.

Ane berangkat Jumat pagi naik maskapai Trigana, sampai di Pangkalan Bun jam 11 siang. Kami dijemput dengan guide kami bernama Mas Indra. Setelah semuanya berkumpul, kami berangkat menuju pelabuhan Kumai. Kira-kira setelah 20 menit kami sudah sampai di pelabuhan dan langsung menuju kapal Klotok yang sudah terparkir rapi dibibir pelabuhan. Sebelum berangkat, kami menunggu teman satu trip kami yang sedang melaksanakan ibadah solat Jumat. Setelah meunggu sekitar setengah jam, makan siang pun dihidangkan (fyi, makan siang ini fresh lho karena langsung dimasak si dapur yang berada dibagian bawah kapal. Juru masaknya juga ikut berlayar bersama kami. Jadi selama 3 hari kami akan makan makanan yang selalu fresh). Tak lama setelah makanan siap dan teman-teman sudah datang dari masjid, kami pun mulai menyantap makan siang pertama kami diatas kapal yang sudah mulai berjalan sebagai tanda petualangan kami dimulai. 



Makan Siang

Dok. Pribadi


Setelah kurang lebih kapal berjalan 20 menit, kami sampai ke gerbang Taman Nasional Tanjung Puting yang diitandai dengan sinyal yang tiba-tiba menghilang. Sebelumnya tour guide kamis mas Indra sudah memberikan informasi bahwa didalam tidak akan ada sinyal. Yang ada diperasaan waktu itu? Hmm cuma berharap teman-teman baru opentrip ini seru dan nggak ada satupun yang aneh.




Gerbang Taman Nasional Tanjung Puting

Dok. Pribadi


Kami berlayar menuju ke Tanjung Harapan, yaitu camp rehabilitasi orang utan pertama yang kami kunjungi. Sampai disana sekitar pukul 14.30 dan sudah mulai feedingtime hingga pukul 16.30. Ketika sampai disana cuaca sedang hujan, jadi tidak terlalu banyak orang utan yang keluar ke tempat “ranger” (sebutan untuk orang dari rehabilitasi yang mengantar makanan) menaruh pisang. Setelah selesai kami kembali ke kapal klotok untuk melanjutkan perjalanan ke tempat kami akan bermalam nanti. Untuk menemani perjalanan, kami dihidangkan cemilan sore yaitu pisang goreng yang bisa dinikmati bersama teh atau kopi. Beruntung, teman trip kali ini asik untuk diajak bercengkrama. Kami seakan sudah kenal sebelumnya, karena tak satupun dari kami yang merasa bosan berlama-lama diruang makan hingga sudah saatnya lagi untuk makan malam.


Setelah makan malam, kami bergantian untuk mandi. Fyi, peserta opentrip kali ini sebanyak 12 orang. Jumlah yang sebetulnya menurut guide kami terlalu banyak untuk ukuran kapal klotok sedang. Namun karena kami sudah merasa cocok satu sama lain, itu tidak menjadi masalah. Sekitar pukul 20.00 malam kapal kami mulai menepi dipinggir sungai. Kasur dan tirai kelambu sudah mulai ditata oleh awak kapal. Formasi tidur kali ini 1 kelambu diisi dengan 2 orang. Kami tidur dengan suasana yang tenang ditemani suara-suara hewan malam dan terangnya cahaya bulan.



Suasana Di tepi Sungai

Dok. Pribadi




Kapal Klotok Bagian Bawah

Dok. Pribadi




Ruang Makan

Dok. Pribadi




Ruang Tidur Berkelambu

Dok. Pribadi


Keesokan harinya, sekitar pukul 6 kami pun sudah mulai bangun. Pemandangannya seakan belum pernah ditemui sebelumnya. Jendela berembun, suasana berkabut, dan masih ditemani oleh suara hewan yang membuat tenang. Tidak lama setelah itu sekitar pukul 6.30 sarapan pun sudah siap. Pagi ini kami makan nasi goreng, lengkap dengan buah untuk pencuci mulut. Setelah itu, kami menuju Pondok Tanggui untuk menuju tempat rehabilitasi yang kedua. Suasana siang hari ini sungguh terik seakan membalas gelapnya awan kemarin. Kami tiba di Pondok Tanggui sekitar pukul 8 pagi, menunggu waktu ranger datang jam 9 pagi. Kami meilihat pertunjukan bagaimana orang utan ketika ranger datang. Ada yang agresif ada yang masih mengincar dari kejauhan. Ternyata kawanan orang utan jantan tidak akan turun kalau sang raja hutan masih berada diderah feeding, berbeda dengan kawanan orang utan betina yang akan turun membawa bayi mereka. Kalau merasa terancam bisanya mereka mengambil beberapa pisang dan kembali ketas pohon.


Papan Informasi Feeding Time

Dok. Pribadi




Feeding Time

Dok. Pribadi


Selesai dari Pondok Tangkui kami menuju Camp Lakey, ditengah perjalanan makan siang pun disiapkan. Menu yang tak kalah lengkap dari menu makanan sebelumnya. Sekitar pukul 13.30 kami sampai di Camp Lakey, trekking selama kurang lebih 20 menit menuju feeding point. Suasana kembali hujan, dan ditengah2 feeding time hujan pun turun. Wisatawan rata-rata sudah membawa payung atau jas hujan. Setelah selesai dari Camp Lakey kami kembali ke Klotok dan snack sore pun sudah tersedia. Beberapa roti, cemilan, dan teh hangat sudah siap diruang makan. Klotok kami pun kembali ke titik awal, dan malam ini kami bermalam di Sungai Sekonyer. Malam ini sama dengan malam sebelumnya yang kami habiskan dengan bercerita satu sama lain.


Suasana Berkabut

Dok. Pribadi


Hari ini, minggu pagi adalah hari kami terakhir di Kapal Klotok dan kami menyadari bahwa pertualangan kami ini akan segera berakhir, tidak ada lagi suara sunyi senyap binatang malam. Pagi ini kami sarapan nasi goreng, sekitar pukul 9 pagi kami kembali menuju Pelabuhan Kumai. Ditengah perjalanan kami masih berburu bekantan yang terkadang menampakkan dirinya dari belakang pohon. Sekitar pukul 10.30 makanan kembali datang, kami pun bertanya-tanya mengapa datang lagi padahal kami sudah sarapan nasi goreng. Ternyata juru masak kami spesial membuat makanan khas mereka yaitu “Soto Manggala” yang terdiri dari Singkong, bihun, kuah bening. Rasanya enakkkk.


Soto Manggala

Dok. Pribadi


Satu jam pun berlalu gerbang selamat datang sudah kembali terlihat, tandanya kami sudah dekat dengan pelabuhan. Dan sinyal pun sudah kembali seperti semula, fokus kami sedkit bergeser ke gadget masing-masing untuk memastikan apakah ada informasi yang kami lewatkan selama berada didalam hutan. Sesampainya di Kumai, kami foto bersama dan dibawa menuju toko souvenir. Setelah itu kami langsung ke bandara. Semakin jelas bahwa realita sudah didepan mata, kami harus mengumpulkan kembali pundi-pundi untuk menikmati suasana seperti ini lagi.

Sampai jumpa lagi teman-teman rasa keluarga.

emoticon-Traveller


0
10.7K
65
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
Travellers
icon
23KThread10.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.