londo.046Avatar border
TS
londo.046
Salahkah Jika Saya Merokok???


Quote:


Salahkah saya merokok? Ketika dengan merokok saya menemukan kebahagiaan. Saya tidak akan memaksa anda-anda untuk percaya dengan pendapat saya. Karena bahagia itu subjektif. Apa yang menurut saya bahagia, bisa jadi adalah neraka buat anda. Dan apa yang menjadi neraka buat saya, bisa jadi adalah bahagia untuk anda. Jika tujuan hidup adalah bahagia, salahkah saya merokok yang bisa membuat saya bahagia?

Merokok itu sumber penyakit, sumber kanker, buang duit. Ya silahkan saja. Saya perokok lumayan berat, tahu gimana cara menikmati rokok. Kesehatan saya baik-baik saja. Mau tanding bola 90' siap. Padahal usia sudah masuk kepala 3. Paru-paru, jantung, tiap 4 bulan saya cek up kan sehat-sehat saja, normal-normal saja. Dokter tidak ada pesan khusus harus gini dan gitu. Lalu, Salahkah jika saya merokok? Dengan merokok saya bisa merasa relaks, dengan merokok saya bisa menemukan teman baru. Dan dengan merokok, kadang ide muncul begitu saja.



Berarti merokok bermanfaat dong? Kalau gitu kamu merokok saja di depan anak mu! Ini pertanyaan cerdas, tapi bodoh. Rokok bermanfaat bagi saya, iya. Tapi buat anak saya, nanti dulu. Seperti saya bilang di awal, bahagia itu subjektif. Saya bahagia dengan merokok, belum tentu anak saya akan bahagia dengan rokok. Belum tentu istri saya juga bahagia dengan rokok. Maka saya tahu bagaimana cara menikmati rokok. Saya bukan orang gila yang nekat merokok di dalam pesawat atau ruang yang jelas-jelas ada tanda dilarang merokok.

Saya merokok bukan untuk terlihat keren. Sama tidak kerennya dengan orang yang tidak merokok. Terlihat keren itu kalau saya bisa ajak penjahat taubat, maling berubah jadi pekerja keras, itu keren. Kalau motivasi merokok adalah agar terlihat keren, dia bukan perokok, dia bukan sedang mencari bahagia, tapi dia adalah orang yang tertekan hidupnya. Hanya karena ingin keren kok merokok.



Saya tidak sedang membela dan mencari pembenaran soal rokok. Saya hanya ingin berpendapat, sama seperti yang kontra dengan rokok yang juga bebas berpendapat terhadap kami para kaum perokok. Silahkan anda ngoceh apa saja. Saya sebagai perokok tahu batas kapan merokok, dan kapan tidak merokok. Seperti saya tahu, kapan harus makan dan kapan tidak makan. Anda mau menakuti dengan penyakit yang seram-seram silahkan. Mau bilang kami orang bodoh silahkan. Tapi beri sedikit respect pada kami.

Toh data berbicara ada pembunuh yang lebih sadis daripada rokok. Coba saja cari data korban laka lantas yang mati, cacat. Bandingkan dengan korban mati karena rokok. Jika anda sebagai kaum tidak merokok mau dihormati, maukah anda menghormati kami kaum perokok? Jangan lupa kontribusi kami untuk negeri ini besar. Coba tanya Ibu Sri Mulyani, berapa Triliun cukai rokok. Kevin Sanjaya itu bakatnya ditemukan oleh duit rokokbukan? Apa kabar Owi/Butet? Kalau saya teruspan panjang, sampai Liem Swie King. Dokter, insinyur, bahkan profesor pun ada yang menikmati beasiswa hasil jualan rokok! Ini fakta yang tidak bisa anda bantah.

Akhir kata, mari kita simak sedikit obrolan dari Mbah Nun soal rokok. Tidak perlu diperdebatkan, mari saling menghargai saja. Salam damai semuanya.




Sumber tulisan: Pemikiran Sendiri.
Sumber gambar dan media: di sini, dan di sini
8
25.9K
316
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.