Jakarta - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief menolak minta maaf soal tudingan mahar yang diberikan Sandiaga Uno sebesar Rp 500 miliar ke PAN dan PKS untuk posisi cawapres Prabowo Subianto. Sandiaga mengatakan isu itu sudah lewat.
"Ya kita sudah lewat sekarang dari prosesi itu, mari kita bangun satu komunikasi yang lebih baik ke depan dan apa yang jadi concern Pak Arief itu jadi concern nasional dan saya akan bicarakan dengan KPK bahwa ke depan harus ada kejelasan sumbernya, bagaimana membiayai kampanye nasional," ujar Sandiaga di kediaman Soetrisno Bachir, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8/2018).
Sandiaga menambahkan soal biaya kampanye ini harus dibicarakan dengan tokoh-tokoh yang mengerti tentang funding campaign. Hal itu untuk sama-sama memberi masukan agar politik di Indonesia lebih terbuka, bersih dan bisa dipercaya masyarakat.
Sandiaga menyatakan kicauan Andi Arief tidak memperkeruh suasana. Menurutnya, hal itu bagian dari dinamika.
"Saya pikir tidak (memperkeruh), bagaimana itu saya pikir sebagai dinamika yang harus disyukuri," ujarnya.
Sandiaga menegaskan Demokrat telah bergabung dengan koalisi Prabowo-Sandi. Saat ini, yang menjadi fokus adalah bersatu.
"Kita sama-sama ingin ada united, bagaimana kita bersatu, kita ingin hadirkan pemerintahan yang kuat, yang baru, yang insyaallah bisa membuka peluang lapangan kerja dan menghadirkan bahan sembako yang terjangkau," tuturnya.
Sebelumnya, PAN menuntut Demokrat meminta maaf soal tudingan mahar itu. PD menolak meminta maaf.
"Saya kira bukan Demokrat yang harus menginisiasi permintaan maaf. Karena soal mahar kepada PAN dan PKS, itu asal-muasalnya bukan dari Partai Demokrat," ujar Wasekjen PD Andi Arief melalui pesan singkat, Jumat (10/8). (idh/jor)
https://m.detik.com/news/berita/d-41...arus-disyukuri