Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diketahui tidak suka melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Selama menjabat sebagai Gubernur DKI, kunjungannya ke luar negeri masih bisa dihitung dengan jari. Tahun lalu pada September 2015, Basuki atau Ahok, melakukan kunjungan ke Rotterdam, Belanda. Kunjungan itu dia lakukan setelah berkali-kali menolak undangan Wali Kota Rotterdam. Dalam surat undangan, Wali Kota Rotterdam mengaku malu karena undangannya selalu ditolak Ahok. Padahal, mereka sudah tiga kali berkunjung ke Jakarta. Atas alasan itulah, Ahok akhirnya berangkat ke Belanda. Pada Oktober 2010, Ahok kembali terbang ke Singapura. Kunjungannya ke Singapura bertujuan untuk menggaet pengusaha agar mau investasi di Jakarta. Dia berharap pengusaha di Singapura mau berinvestasi pada program-program pembangunan di Jakarta, seperti pembangunan light rail transit (LRT), mass rapid transit (MRT), serta pelabuhan logistik atau "Port of Jakarta" bersama Rotterdam. Setelah dua kunjungan ke luar negeri itu, Ahok belum melakukan kunjungan lagi.
Alasan Ahok
Ahok mengaku memang tidak suka sering-sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Menurut dia, perjalanan dinas ke luar negeri memakan waktu sangat lama untuk urusan yang hanya sebentar. Ahok mengaku mendapat undangan ke New York untuk menyampaikan pidato selama 10 menit untuk PBB. Tetapi perjalanan yang harus dia tempuh bisa sampai 3 hari. "Kenapa saya enggak suka kunjungan ke luar negeri atau ke luar kota? Kayak kemarin diundang ke New York, buat PBB katanya, bicara 10 menit, tapi saya butuh tiga hari, ngapain aku bicara sepuluh menit butuh tiga hari?" ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (18/7/2016). Jika ada undangan seperti itu, Ahok lebih baik mengirimkan delegasi saja. Seperti beberapa waktu lalu, Ahok mengirim Kepala Bappeda Tuti Kusumawati untuk berangkat ke Singapura. Ahok tidak mau meninggalkan Jakarta terlalu lama. Sebab, pekerjaannya akan menumpuk. "Kalau saya yang pergi, saya habiskan waktu dua hari, kalau habis dua hari, saya balik lagi ke sini kerjaan saya numpuk enggak? Numpuk," ujar Ahok. Jika sudah seperti itu, akhir pekan pun digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Akhirnya, Ahok jadi tidak bisa melakukan pekerjaan lainnya. Bahkan untuk sekadar mendatangi pernikahan warga di akhir pekan.
Atas alasan itulah, Ahok memilih untuk tidak sering-sering melakukan kunjungan ke luar negeri. "Kalau kita kerja mesti Sabtu, Minggu, aku bisa enggak datang ke kimpoian, bawa berkas dua koper, enggak ke mana-mana tuh, ke gereja hari Minggu, pas balik udah kerjain (surat) disposisi lagi sampai malam," ujar Ahok.
SUMBER
lebih memikirkan warga dengan tidak keluar negeri
bahkan di undang PBB pun tolak
andaikan gubernur sekarang
di undang PBB bakalan tolak? bakalan jilat abis abisan di PBB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ada nasbung bodoh minta di injak
Quote:
Original Posted By cuman.numpang►karena warga kolam bodoh kebanyakan makan taik
https://metro.tempo.co/read/702145/a...ajar-reklamasi
Anggaran studi banding itu, kata, Muhammad, berasal dari APBD 2015. "Dan anggaran untuk Gubernur sendiri berjumlah Rp 100 juta," ujarnya.
Namun ketika ditanyakan mengenai jumlah keseluruhan anggaran kunjungan ini, Mawardi berdalih tidak bisa mengingat.
===
seratus juta baru biaya ahok, belum biaya rombongan
100jt itu murah bodoh
lu kira terbang ke belanda gratis?
ahok berani catat di biaya perjalanannya
anies berani ga?
kasih catatan kasar saja
kunker 2018 itu 54,5m (cek saja klo ga percaya di website)
ini data bulan april
april saja da pake 18% dari 54m
alias dari 9 bulan kunker da pakai kurang lebih 10m
100jt? banding 10m?
ahok ada catat
anies? mana ada