silents.Avatar border
TS
silents.
Angka Kemiskinan RI Turun ke Titik Terendah Sepanjang Sejarah
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan per Maret 2018 yang sebesar 9,82% menjadi paling rendah sepanjang sejarah.

Hal itu diungkapkan Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers neraca perdagangan Juni 2018. Dia bilang, angka kemiskinan per Maret tahun ini menjadi single digit.

Menurut catatan BPS, sejak 2011 tingkat kemiskinan di Indonesia masih dalam persentase double gidit, yakni 12,49%. Setelah tujuh tahun berjalan, tingkatnya menjadi 9,82% atau single digit.

Berikut fakta-faktanya:

1. Penduduk Miskin RI Jadi 25,95 Juta Orang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah orang miskin di Indonesia per Maret 2018 sudah berada di posisi single digit. Sebab, telah terjadi penurunan 0,30% dibanding September 2017.

Meski secara nasional angka kemiskinan mengalami penurunan, Suhariyanto mengungkapkan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam menurunkan angka kemiskinan.

Pasalnya, angka kemiskinan antara kota dan desa sangat tinggi sekali. Angka kemiskinan di desa 13,20% atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kota yang sebesar 7,02%.

"Penurunan kemiskinan bukan berarti tidak ada PR, tapi maish banyak PR, karena ada disparitas kemiskinan kota dan desa," tambah dia.

Menurut Suhariyanto, penurunan angka kemiskinan per Maret 2018 dikarenakan beberapa fakto, seperti inflasi umum periode September 2017-Maret 2018 sebesar 1,92%, rata-rata pengeluaran perkapita/bulan untuk rumah tangga yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode itu tumbuh 3,06%.

Selanjutnya, bansos dari pemerintah tumbuh 87,6% di kuartal I-2018, selanjutnya adalah program beras rastra dan bantuan pangan non tunai yang tersalurkan sesuai jadwal.

2. Persentase Orang Miskin di Maluku dan Papua paling Tinggi

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan angka kemiskinan jika dilihat berdasarkan pulau, paling besar di wilayah Indonesia Timur yakni Maluku dan Papua.

"Pemerintah masih punya PR (pekerjaan rumah) karena Indonesia seperti Maluku-Papua masih 21,20%," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia menyebutkan, persentase kemiskinan di Pulau Jawa per Maret 2018 menurun menjadi 8,94% dari sebelumnya 9,38%. Begitu juga di Sumatera menjadi 10,39% dari 10,44%.

Lalu, di Sulawesi pun menurun menjadi 10,64% dari sebelumnya 10,93%, sedangkan Bali-Nusa Tenggara menjadi 14,02% dari 14,17%, dan terakhir di Kalimantan turun menjadi 6,09% dari sebelumnya 6,18%.

"Semoga pembangunan infrastruktur yang merata dapat membantu menekan angka kemiskinan di Indonesia Timur," jelas dia.

3. Beras, Rokok hingga Bensin Penyumbang Angka Kemiskinan

BPS mencatat ada banyak komoditas makanan yang memberikan sumbangan besar terhadap garis kemiskinan di Indonesia.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan beras menjadi komoditas yang paling besar sumbangannya terhadap garis kemiskinan.

"Ini menjadi perhatian penting bahwa harga pangan harus terus stabil, karena pengaruhnya sangat tinggi," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia menjelaskan, sumbangan beras terhadap garis kemiskinan di perkotaan sebesar 20,95% sedangkan di perdesaan sebesar 26,79%. Di posisi kedua, adalah rokok kretek filter dengan sumbangan di perkotaan sebesar 11,07% di perdesaan 10,21%.

Selanjutnya ada telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), kue basah, tempe, dan tahu.

Adapula komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan besar terhadap garis kemiskinan. Yaitu perumahan di Maret 2018 sumbangan di perkotaan sebesar 8,30% di perdesaan 6,91%.

Lalu bensin sumbangan di perkotaan sebesar 4,36% di perdesaan 3,69%. Lalu listrik sumbangan di perkotaan 3,89% di perdesaan 2,01%, pendidikan sumbangan di perkotaan 1,99% di perdesaan 1,23%, dan perlengkapan mandi sumbangan di perkotaan 1,30% di perdesaan 1,11%.

4. Terendah Sepanjang Sejarah

Suhariyanto dalam konferensi pers neraca perdagangan Juni 2018. Dia bilang, angka kemiskinan per Maret tahun ini menjadi single digit. Hal ini juga menjadi yang paling rendah sepanjang sejarah.

"Apakah ini yang terendah, iya (terendah), bisa saya sampaikan kalau dilihat pada tahun Maret 2011 itu persentasenya 12,49%," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia bilang, penurunan angka kemiskinan di Maret 2018 yang menjadi 25,95 juta orang atau 9,82% pun tidak berjalan mulus selalu turun. Pasalnya, pada September 2013 dan Maret 2015 angka kemiskinan naik.

Meski demikian, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengungkapkan bahwa masih ada pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah dengan angka kemiskinan di Indonesia. Sebab, angka 25,95 juta orang masih besar.

"Caranya dengan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran sehingga penurunan kemiskinannya bisa cepat, beberapa tahun belakangan ada penurunan tapi sangat lamban, tapi ini persentase kemiskinan yang paling rendah 9,82% tapi jumlahnya masih banyak," kata dia.

5. Definisi Orang Miskin di RI

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan garis kemiskinan di Indonesia mengalami kenaikan 3,63%, yaitu dari Rp 387.160 per kapita pada September 2017 menjadi Rp 401.220 per kapita per bulan di Maret 2018.

Direktur Statistik Ketahanan Sosial BPSHarmawanti Marhaeni mengatakan garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin.

"Iya, jadi garis kemiskinan di Maret 2018 itu menurut pendapatannya Rp 401.220 per kapita per bulan," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Dia bilang, jika masyarakat di Indonesia punya pendapatan di atas dari batas yang ada per Maret 2018, maka tidak tergolong sebagai orang miskin. Sebaliknya, jika pendapatannya di bawah batas maka masuk ke dalam golongan orang miskin.

Dia bilang, kenaikan angka garis kemiskinan itu dikarenakan pengaruh harga komoditas yang banyak dikonsumsi oleh orang miskin.

"Lalu karena perubahan komposisi komoditas yang dikonsumsi," tambah dia.

6. Ketimpangan Juga Turun

Setelah angka kemiskinan berhasil menurun, Suhariyanto menyebutkan tingkat ketimpangan pengeluaran (gini ratio) penduduk Indonesia per Maret 2018 pun mengalami penurunan tipis.

"Apa yang kita lihat, untuk gini ratioIndonesia turun tipis dari 0,391 ke 0,389 atau turun 0,002 poin," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).

Suhariyanto mengatakan tren penurunan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia ini sudah terjadi dalam beberapa tahun sebelumnya.

Meski demikian, Suhariyanto menyebutkan ketimpangan di perkotaan dan perdesaan secara nasional masih tinggi.

Gini ratio di daerah perkotaan pada Maret 2018 tercatat sebesar 0,401 turun dibanding posisi September 2017 sebesar 0,404, dan per Maret 2017 sebesar 0,407.

Sementara gini ratio di daerah perdesaan pada Maret 2018 tercatat sebesar 0,324 naik sebesar 0,004 jika dibandingkan Maret dan September 2017 yang sebesar 0,320.

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4118437/angka-kemiskinan-ri-turun-ke-titik-terendah-sepanjang-sejarah?_ga=2.120310797.462173066.1531792597-1003649547.1519096890

Terlepas dari semua kekurangan, Jokowi layak 2 periode.

Ekonom nasbung silahkan bacod. Nggak usah pake argumen. Mohon sertakan klipping.

Terima kasih.
0
9.3K
175
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.