1306hatakeAvatar border
TS
1306hatake
[ CERITA SERIAL ] " 86 Hari " [ fiksi/militer ]
PROLOG
Pada pertengahan tahun 2014 dua orang peneliti Alumni Institut Teknologi Bandung ( ITB ) dikabarkan hilang di pedalaman hutan Papua, mereka positif dinyatakan tidak diketahui keberadaannya setelah putus kontak dengan sejumlah peneliti lainnya selama 2 hari, kabar akan hilangnya dua peneliti itu menjadi semakin rumit karena timbul banyak spekulasi perihal penyebab hilangnya kedua peneliti tersebut.
Keadaan semakin buruk ketika masing - masing dari sejumlah media informasi mengaitkan peristiwa ini dengan Organisasi Papua Merdeka ( OPM ) dan keberadaan sejumlah Organisasi Asing yang terselubung mengingat kedua peneliti yang hilang sedang melakukan penelitian tentang potensi hutan dan tanah Papua yang belum banyak diketahui sebagaimana sebenarnya yang hanya diketahui oleh Organisasi - organisasi Asing yang mengambil alih hampir keseluruhan potensi hutan dan tanah Papua.
Bagi pemerintah ini benar -benar sungguh situasi darurat, pasalnya salah satu dari dua peneliti yang hilang tersebut adalah putra sulung dari Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia Ir.Hasbi Daud.
Pihak Badan Intelijen Negara ( BIN ) memastikan bahwa identitas putra sulung Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia masih aman belum diketahui pihak media dan pihak manapun, namun mereka juga menjelaskan bahwa ini tidak akan bertahan lama sampai identitas putra sulung Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia benar -benar diketahui, untuk itu atas dasar arahan dari Presiden yang diteruskan kepada Panglima TNI, pemerintah mengirim 1 regu yang berjumlah 4 orang dari satuan komando Strategi Angkatan Darat ( KOSTRAD ) untuk Menyelidiki dan Mencari kedua peneliti yang hilang tersebut.

PART 1
CHAPTER 01 "  Krusial "


Sayup - sayup terdengar suara seorang wanita tengah memanggil - manggil dari kejauhan, terdengar pula suara percikan air disertai gemerincing suara piring yang bersenggolan.

" Mas ..mas bangun mas, udah pagi lho .." panggil wanita itu sedari tadi.

Sembari mengucek mata seorang pria segera bangun dan dengan sigapnya berlari ke arah wanita tersebut.

" Iya ade.. Ayah sudah bangun ni .." Ucap pria tersebut sembari mendekatkan wajahnya pada perut wanita tadi yang terlihat membesar.

" ih.. liat tuh de... kan mama yang bangunin ade yang langsung di sapa .." sahut wanita itu cemberut.
" iya mama.. gitu aja cemberut, liat tuh de.. mama iri ade dapet perhatian lebih dari ayah .." ucap pria tersebut sambil memeluk mesra wanita yang terlihat sedang hamil itu.

Pria tersebut adalah SERKA Amri yang merupakan salah satu Prajurit Cakra KOSTRAD, ia lulus dengan Predikat terbaik dan menjadi kebanggan di keluarga serta Negaranya.
Sudah 2 kali ia dipilih menjadi bagian dari Pasukan Kontingen Garuda untuk PBB, berbagai penghargaan dalam bidang Olah raga dan kemiliteran telah diraihnya di usia yang terbilang muda, dan baru beberapa bulan ini ia menikahi wanita pujaannya untuk sebagai teman hidupnya.

" Permisi.. permisi "
Suara panggilan dan ketokan pintu dari luar tiba - tiba menghentikan kegiatan mesra - mesranya pasangan suami istri pagi itu.

" Ada tamu coba liat dulu gih.." pinta istrinya
" Iya bantar ma.., siapa ya..? kan papa sedang IB 2 hari .." sahut Amri sembari berjalan menuju pintu depan rumahnya.

" Pagi bang,  kita ada panggilan bang.. " ucap seseorang berseragam loreng yang berdiri di depan pintu langsung ketika Amri membuka pimtu rumahnya.

" oke tunggu sebentar Her.. " sahut Amri segera berbalik masuk terburu -buru.
" Baik bang.. " ucap seseorang tadi mengiyakan.

" siapa mas..? kok gak disuruh masuk sih..? " tanya istri Amri yang masih terlihat sibuk mencuci piring.
" Heri.., ngasih kabar bahwa ada latihan gabungan tiba - tiba hari ini .." jawab Amri sambil buru - buru mengenakan seragamnya.

SERTU Heri, salah satu Prajurit CAKRA yang paling handal dalam menembak, ia juga pernah menjadi bagian dari salah satu Atlit penembak TNI untuk Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) dan meraih medali emas dalam kategori Penembak Runduk.

" Ma.. ayah berangkat ya.." ucap Amri sambil mencium kening istrinya.
" Ga sarapan dulu mas..? " tanya istrinya
" Ga usah ma.. sarapan di barak aja nanti sama Heri..  "
" De.. ayah pergi dulu ya.. jaga mama mu ya nak.." lanjut Amri sembari menciumi perut besar istrinya.

Sang istri hanya memandangi dari balik pintu melihat suaminya pergi, terkadang perasaan sedih berusaha melemahkannya mengingat ia sedang mengandung sang jabang bayi dari pria yang mencuri hatinya sejak jaman SMA dahulu, namun hati tegarnya selalu berkata bahwa sang suami pergi sebagai anak Negara, untuk Negara, hanya do'a yang bisa ia persembahkan kepada suami tercintanya.
..................

Sebuah mobil SUV hijau berplat militer melaju kencang membelah lalu lintas yang mulai ramai, sesekali klakson keras berbunyi untuk meminta pengemudi kendaraan lain memberi jalan.

" Kita langsung ke Mabes di Jakarta? Her.. kenapa gak ada semacam brifing dari atasan kita..?" tanya Amri yang merasa heran, karena mereka berdua berangkat tanpa arahan dari atasan langsung mereka di Batalyon.
" Saya juga kurang paham sih bang.. tapi Abdi dan bang Lubis juga sudah berangkat kr Mabes bg.." jawab Heri pelan.

" dek.. adek ada dengar kasak kusuk gak..?" tanya Amri kepada prajurit muda yang menjadi joki kendaraan yang ditugaskan untuk mengantar ia dan Heri.
" Siap bang.. setahu saya ini ada hubungannya dengan 2 peneliti yang hilang di Papua bang.." jawab Prajurit muda itu.
" Mati aku Her.. aku bilang cuma latihan tadi sama kakakmu, kalau positif kolamnya Papua waduh kasian kakakmu Her.." ucap Amri sedikit terkejut.
" telpon aja bang dulu ke rumah.." sahut Heri.

Tampak Amri mengerutkan dahi seakan memikirkan sesuatu, sesekali ia pandangi Hp yang segera ia keluarkan dari sakunya.

" Gimana bang..? jadi telpon kakak..? atau biar saya yang mengabarkan kakak bang..?" tanya Heri seakan mengerti makna kerutan dahi Amri.
" Tak usah lah Her.. kalau diberitahu kata Papua saja bisa panik kakakmu,kam kamu tau keadaan di Papua gimana sekarang.." jawab Amri serius.

Jawaban Amri seolah mengisyaratkan kerisauan yang bisa dimengerti, Heri juga mulai berfikir yang tidak - tidak namun segera ia tepis karena apapun itu adalah tugas yang diberikan Negara untuknya.
.................
SERKA ABDI adalah Prajurit CAKRA yang paling garang, ia adalah Atlit Binaragawan-nya TNI, otot - otot kekarnya masih bisa menyembul dibalik seragam dinasnya, jadi soal ketahanan fisik tak bisa diragukan lagi.
LETDA LUBIS adalah Danru dari grup kecil ini, meskipun ia berbadan kurus, tapi dikepala dan didadanya terdapat jiwa kepemimpinan yang mumpuni, ditambah ia adalah lulusan Ilmu Kedokteran menjadikannya seseorang yang berkepala dingin.

Matahari sudah mulai menampakkan kedigdayaannya menerangi bumi, beragam aktivitas juga sudah meramaikan dunia disela -sela rotasinya sebagai planet indah yang disebut bumi.
Dalam beberapa jam Amri dan Heri telah sampai di Komando Utama ( KOTAMA ) Markas Besar TNI, sejumlah perwira langsung menyambut mereka dengan mimik tegang, alih - alih ingin meminta izin untuk sarapan pun terpaksa mereka urungkan.
Beberapa menit kemudian mereka sudah berada di ruang pusat kendali KOTAMA bersama sejumlah Petinggi militer dan Negara, sesekali Amri memandangi wajah kedua rekannya yang lain yaitu Abdi dan Lubis yang terlebih dulu sampai.

" Boy.. baru kemarin kita pisah IB, eh.. ngumpul lagi kita.." bisik Abdi kepada Amri.
" Nikmatin aja boy.. namanya tugas.." sahut Amri pelan.
" . . . "
Tatapan Danru Lubis menghentikan candaan mereka, buru - buru Abdi mengangguk seolah mengerti maksud tatapan Danrunya tersebut, benar saja .. brifing situasi, solusi, dan tindakan satu persatu dijelaskan secara detil dan menyeluruh oleh Panglima TNI, berbagai opsi tindakan dijabarkan secara fleksibel, namun mengingat daerah operasi adalah daerah rawan, bantuan jumlah grup tambahan ataupun personil dirasa akan dapat memicu spekulasi dan dapat menimbulkan kesalahpahaman pandangan dari berbagai pihak kelak, Panglima khawatir jika misi pencarian dan penyelamatan ini dilakukan secara terbuka dapat menyalakan kembali Api konflik di Papua, jadi diputuskan grup kecil beranggotakan 4 orang terjun langsung ke pusat target operasi secara diam - diam.

" Sandi kalian adalah 'Wayang',, kalian akan diterjunkan secara HALO, dan hanya memiliki akses meminta Ekstrasi 1 kali karena semua kita lakukan secara senyap.." terang Panglima di akhir -akhir brifing,
" Saya tau kalian pasti heran kenapa kalian harus turun di misi pencarian ini.. inilah yang harus kalian ketahui... " sambung Panglima sembari menunjukkan sebuah foto dilayar.
" salah seorang peneliti yang hilang tersebut adalah putra sulung dari Wakil Presiden kita.. menurut Intelijen identitasnya belum diketahui, tapi itu tidak akan bertahan lama.. kalau sampai identitasnya diketahui.. pasti pihak - pihak tertentu akan berusaha mencari keuntungan dari situasi seperti ini..." sambung Panglima dengan mimik serius.

" !?!? "
Sontak Amri dan yang lainnya terkejut, mereka sekarang paham betapa krusialnya misi penyelamatan ini.

" Pastikan kalian menemukannya.. NEGARA SEDANG MEMBUTUHKAN KALIAN...! BERJUANGLAH..!!!" tutup Panglima dengan berkobar - kobar.

Brifing selesai, rencananya setelah jeda persiapan mereka berempat akan langsung diberangkatkan ke Papua dengan bantuan dari TNI AU sebagai tanduk bantuan utama tim kecil ini apabila situasi benar - benar darurat.

( to be continued... )
Diubah oleh 1306hatake 03-07-2018 19:14
0
20K
66
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
icon
20KThread6.8KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.