Indonesia negeri yang kaya akan rempah - rempah kini seolah tak berdaya dan menjadi budak asing di negerinya sendiri. life must go on, begitulah orang cerdas mengutarakan kepentingan pribadinya. Pernah ada, jaya, merdeka, dan mungkin akan hilang dan tenggelam ditelan masa. Tahun ke tahun negara mengalami kemunduran dalam SDM, keberadaan konflik makin memikat para pemilik kepentingan, sifat konsumtif yang begitu khas selalu menjadi momok dan memperburuk citra Indonesia sebagai negeri yang kaya akan kekayaan alamnya. Akankah Indonesia benar - benar hilang dan tenggelam oleh beberapa hal ini?

Konflik salah satu faktor yang mampu memperkeruh suasana perdamaian warga negara Indonesia. Konflik yang kian hari kian bermunculan baik yang datang lalu hilang, lalu datang lagi lalu hilang lalu muncul baru dan yang lainnya hilang namun yang lain muncul lagi selalu membuat gaduh warga negara, mulai dari sosial, politik sampai dengan yang benar - benar seharusnya tidak ada malah menjadi abadi.



Persoalan agama menjadi konflik abadi warga negara Indonesia,entah bermula dari mana namun yang TS ketahui secara real konflik demikian yang waktu itu terjadi di poso, di bali, madura sampai kini menjalar di seluruh peloksok negeri. Entah dimana jiwa Pancasila dan keimanan mereka untuk tumbuh dan menauhidkan tuhan yang esa sesuai dengan petunjuk pancasila, serta merta siapa yang memulai semua itu dan menebarkan virus kebencian serta menjudge satu sama lain. Jika konflik yang demikian ini berkepanjangan, maka Indonesia tidak lagi memiliki dan mengamalkan pancasila sila ke 3. Jika sudah hilang satu dari panca maka hilanglah Indonesia di mata dunia.

Generasi gagal, kenapa TS katakan generasi gagal, coba tengok remaja usia SMP dan SMA kekinian, life-skill dan attittude-nya sudah tak lagi menyamai nilai yang ada di buku rapor mereka masing - masing. Tak ada penghormatan terhadap status yang sedang digelutinya, tak ada pendidikan dasar seumur hidup yang didapatkan dari keluarganya, tak lagi memiliki ide dan seni untuk mengembangkan kemampuan kecuali untuk menikmati yang sudah ada sehingga mereka cenderung lebih konsumtif dibanding menjadi produktif.



Jika yang terjadi terus seperti ini lalu, siapa yang akan mengisi dan menduduki bumi pertiwi ini? Pastinya tetap diduduki oleh orang yang sama namun jiwa Indonesianya telah mati, seperti apa jiwa Indonesia seharusnya? INDONESIA BERDIKARIbukan INDONESIA MENGKONSUMSI.

Politik digunakan untuk menyelesaikan masalah, karena politik itubadalah system untuk menemukan solusi bukan menciptakan permasalahan, contoh kecil berpolitik dalam mengerjakan tugas kuliah, berpolitik saat tidak dapat mengerjakannya karena pengetahuannya yang terbatas, mahasiswa secara sembunyi - sembunyi mengeluarkan smartphone dan melakukan pencarian di search engine untuk menemukan jawaban. Berpolitik dalam bertahan hidup dengan jiwa dan raga yang sehat, makan teratur, istirahat teratur, tidur teratur, berolahraga, dan lain sebagainya untuk mencapai sehat.



Beda halnya dengan perpolitikan di Indonesia, politik yang didalamnya terdapat ujaran - ujaran kebencian, penebar fitnah hanya untuk menaikkan yang satu dan menurunkan yang lainya, politik tidak mendidik kepada masyarakat untuk lebih maju malah membingungkan. Bukankah perkembangan politik yang tidak baik dengan sifat khas masyarakat Indonesia yang konsumtif ini akan menimbulkan hal yang tak baik? Jika sudah demikian, bukankah jalan yang dinanti - nanti oleh para penjarah kemerdekaan negara Indonesia ini melirik dan ingin lebih memilikinya? Lalu Indonesia hilang dan direbut kemerdekaannya kembali oleh asing.