Mendengar istilah babymoons atau honeymoons,mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana dengan Jobbymoons Gan?

Istilah yang pertama kali diperkenalkan The New York Times ini bisa digambarkan sebagai liburan yang dilakukan di saat jeda peralihan pekerjaan, antara pekerjaan lama dan sebelum memulai pekerjaan baru. Ibarat kata memanfaatkan waktu transisi sebelum beralih ke pekerjaan baru dengan berlibur.

Ada berbagai alasan kenapa seseorang kemudian menggunakan masa transisi tersebut untuk Jobbymoon. Berbeda dengan bizcation, di mana Agan berlibur di sela perjalanan bisnis, melakukan Jobbymoons menjadi waktu yang tepat untuk benar-benar beristirahat, refreshing dan melakukan semua yang ingin kamu lakukan dalam bucket listmu Gan. Ini karena di masa transisi ini Agan bisa berlibur tanpa khawatir karena benar-benar bebas dari belenggu dan tanggung jawab akan pekerjaan sehingga pikiran dan energi pun kembali segar sebelum memulai pekerjaan baru.

Melakukan jobbymoons juga menjadi kesempatan yang memungkinkan Agan untuk benar-benar fokus pada diri. Untuk sekedar mempertimbangkan segala pencapaian atau kesalahan di masa lalu dan menentukan prioritas masa depan nanti.



Tentu ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum Agan memutuskan untuk melakukan Jobbymoons. Salah satunya apalagi kalau soal ketersediaan dana. Beberapa orang barangkali punya dana khusus liburan yang bisa digunakan untuk jobbymoons. Beberapa lainnya justru mungkin masih harus ekstra hemat di kala masa transisi pekerjaan karena berbagai alasan seperti adanya tagihan dan cicilan yang tetap harus dibayar.

Tenang. Tidak ada syarat baku jobbymoonsyang ideal seperti apa kok. Tidak harus melulu liburan keliling ke luar negeri sebulan penuh. Agan juga bisa jobbymoons dengan menggunakan akhir pekan untuk staycation dan mengunjungi restoran-restoran kesayangan atau berlibur selama tiga dan empat hari ke kota sebelah atau ke kampung halaman pun juga bisa loh.

Jadi,tertarik untuk jobbymoons sebelum memulai pekerjaan baru kamu Gan?