AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
PSK Saja Tak Terima Dipanggil “Kupu-Kupu Malam”
(Pelakor Ditinjau dari Budaya Malu Wanita Indonesia)

Akhir-akhir ini, berita tentang kasus pelakor sering menjadi viral di dunia maya, khususnya di Indonesia. “Perebut Laki Orang” atau pelakor menjadi “istilah populer” dan seolah menjadi “profesi baru” bagi sebagian wanita Indonesia. Seakan-akan wanita Indonesia digambarkan telah kehilangan jati diri dan wibawanya sebagai manusia yang berbudi.

Subjek pelakor jelaslah wanita. Dalam beberapa unggahan video yang beredar, entah itu nyata atau hanya victim, seolah wanita tak punya rasa malu dan harga diri lagi. Mereka berantem karena merasa paling berhak atas seorang laki-laki yang sebenarnya mungkin tidak terlalu layak untuk diperebutkan. emoticon-Big Grin

Dan yang selalu disorot atau disalahkan, tentulah wanita pihak ketiga yang datang belakangan, yang dianggap sebagai “perebut laki orang” tersebut. Padahal sebenarnya ia adalah “korban dari laki-laki” yang mungkin tak bisa bertanggungjawab.

Saya pribadi tak sependapat dengan istilah pelakor, yang menjadikan wanita pihak ketiga sebagai subjeknya. Sebab bangsa Indonesia, terutama kaum wanitanya, sejak dulu terkenal mempunyai budaya malu yang tinggi. Okelah kalau sekarang telah terjadi perubahan budaya dan tata nilai, namun rasa malu tak mungkin begitu saja hilang dari hati kaum wanita. Rasa malu adalah fitrah yang dibawa oleh setiap orang sejak lahir. Kalaupun ada sebagian kasus wanita yang katakanlah “tak punya rasa malu”, itu hanya bersifat kasuistis yang tak bisa digeneralisir kepada semua wanita.

iman-roems.blogspot.co.id

Sebagai contoh, PSK saja tidak terima dan marah jika dirinya dipanggil dengan “Kupu-Kupu Malam”. Apalagi kalo disebut secara vulgar dengan sebutan – maaf – pramuria. Mereka lebih merasa terhormat dan tersanjung kalo dipanggil “Princess” atau “Ladies”. Jika Anda tidak percaya, silakan dicoba. Meski Anda menjanjikan uang puluhan juta, saya yakin ia akan menolak ajakan Anda untuk berkencan dengannya. emoticon-Big Grin Ini membuktikan bahwa bagaimanapun atau apapun profesi seorang wanita, ia masih punya rasa malu dan harga diri.



Kembali lagi kepada istilah pelakor. Tepatkah seorang wanita disebut perebut laki orang? Andaikan ada seorang wanita menjadi pacar atau istri seorang pria yang sudah punya istri, pernahkah Anda meneliti, siapa yang memulai menggoda hingga akhirnya terjadi hubungan itu? Ah, tak perlu diteliti, sebab sudah bisa dipastikan yang memulai itu umumnya adalah pria.

Wanita dengan sifat malunya, dia takkan jatuh cinta dengan pria yang sudah diketahuinya punya istri. Kalaupun jatuh cinta, tak mungkin ia berani mengungkapkannya, atau menerima cinta dari pria yang beristri. Atau setidaknya ia akan berpikir ratusan kali untuk menjadi orang ketiga dalam rumah tangga wanita lain.

Di sinilah biasanya sang pria yang merayu dan menggoda, hingga akhirnya wanita itu luluh dalam rasa malunya. Jadi yang salah itu mungkin bukan sang wanita, melainkan pria yang memulai menggodanya.



Dengan demikian, masih tepatkah istilah pelakor itu dialamatkan kepada kaum wanita? Silakan Agan dan Sista berkomentar. Terima kasih telah membaca. (*)
Spoiler for Referensi:

Quote:
Diubah oleh Aboeyy 05-11-2019 11:51
adestiey
adestiey memberi reputasi
1
49.5K
178
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.