BADAN Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak dicanangkan setahun lalu tak ada kabar beritanya. Tiba-tiba Presiden melalui Perpres 42/2018 mengumumkan gaji personal BPIP yang fantastis. Megawati selaku Ketua Dewan Pengarah terima Rp 112,5 juta sebulan. Rakyat bertanya, mengapa ideologi Pancasila jadi ide keruk uang negara?

Jaman Orde Baru, BPIP itu kira-kira sama dengan BP7 (Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang pernah diketuai Sarwo Edhie Wibowo. Setelah dicanangkan tahun 1974, tak lama kemudian penataran P4 dilaksanakan di mana-mana dengan berbagai tipe penataran, tergantung durasi penataran.

Orde Baru bubar P-4 ikut pula wasalam. Tapi kemudian pemerintah sadar, rakyat kembali melupakan Pancasila dan korupsi semakin mewabah. Nah, Presiden Jokowi pun segera membentuk BPIP dengan Ketua Dewan Pengarah Megawati, mantan Presiden RI ke-5 yang sekaligus juga Ketum PDIP. Anggotanya banyak, mereka para tokoh yang merupakan representasi dari seluruh agama yang diakui di Indonesia.

Tapi sejak dicanangkan setahun lalu, hingga kini belum ada gebrakannya, bahkan kantornya di mana juga tidak tahu. Tiba-tiba beberapa hari lalu diumumkan Perpres 42/2018, yang isinya berupa besaran gaji para personal dalam BPIP. Nilainya sungguh fantastis bin tidak masuk akal. Tapi ketika ditanyakan kepada Presiden Jokowi dijawab bahwa itu sudah merupakan kalkulasi dan analisa antara Kementerian Keuangan dan Men-PAN.

Bagaimana tak disebut tak masuk akal? Presiden RI saja yang pusing mengatur negara, dibully rakyat dan digempur oposisi terus, hanya digaji Rp 62 juta sebulan. Sedangkan Ketua Dewan Pengarah sebagaimana Megawati menerima Rp 112,5 juta, sementara para anggotanya seperti Mahfud MD Cs menerima Rp 100 juta. Bahkan wakil Ketua BPIP saja gajinya lebih tinggi dari Jokowi, yakni Rp 63 juta sebulan.

Rakyat bingung, apakah ini ini tuntutan personal BPIP itu sendiri. Maka Fahri Hamzah memprediksi, itu pasti bukan kemauan Megawati – Mahfud MD Cs, tapi adalah kemauan orang-orang tertentu yang memanfaatkan Megawati dkk. Jika benar sinyalemen Fahri Hamzah, maka sungguh naif oknum-oknum yang cari kesempatan. Kok tega ya, ideologi Pancasila malah menjadi ide untuk mengeruk uang negara. 

http://poskotanews.com/2018/05/30/mengapa-ideologi-pancasila-jadi-ide-keruk-uang-negara/

Tugasnya berat