powerpunkAvatar border
TS
powerpunk
Kenapa Sih Kita Suka "Memalak" Bule?

HOT THREAD KE 208
*28 Mei 2018*





Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Siapa sih yang tak tahu arti kata "bule"? Itu, orang berkulit putih, berambut pirang dan berhidung mancung yang sering kita temui di tempat wisata. Setidaknya, itulah definisi orang awam terhadap kata "bule".

Tidak ada yang salah dengan definisi tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, bule berarti orang (binatang dan sebagainya) berkulit putih; orang kulit putih (terutama orang Eropa dan Amerika); orang Barat. Jadi definisi orang awam tadi juga sudah sesuai dengan definisi versi KBBI yang merupakan rujukan resmi dan baku dalam penggunaan bahasa Indonesia.

Terlepas dari itu, pada kenyataannya bule memang sering kita jumpai di tempat wisata, terutama di Pulau Dewata, Bali yang merupakan jujugan utama para bule untuk berwisata. Para bule tersebut memang sangat menyukai wisata alam yang tak bisa mereka dapatkan di negara asalnya. Kedatangan bule ke negara kita juga sangat menguntungkan, karena akan meningkatkan penghasilan negara dari sektor devisa.

Namun mirisnya, kedatangan para " penyumbang" devisa ini justru malah "di manfaatkan" orang - orang kita untuk meraih keuntungan lebih, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan yang mengatasnamakan negara.

Bule di "palak" oknum polisi.


Kasus bule di "palak" oleh oknum polisi mungkin sudah sering kita dengar. Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di Bali. Bahkan ulah oknum polisi tersebut juga viral di jejaring video Youtube. Pada video tersebut, sang oknum bahkan mengaku dalam sehari sudah berhasil mendapat "uang damai" dari 3 orang bule. Sungguh miris bukan? Citra pariwisata kita tercoreng oleh oknum yang mementingkan kepentingan pribadinya.

Harga tiket masuk lebih mahal.


Meski memberikan harga tiket yang mahal kepada turis bule tidak serta merta di sebut sebagai "pemalakan" namun setidaknya itulah yang di rasakan para bule tersebut. Mereka merasa sedang di "palak" saat datang ke tempat wisata di Indonesia. Apalagi bagi bule "backpacker" yang pas - pasan, penerapan harga khusus bule yang jauh berbeda dengan wisatawan lokal di rasa sangat memberatkan. Apalagi, di negara - negara lain kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia, tidak ada perbedaan harga tiket seperti itu.

Harga barang lebih mahal.


Setali tiga uang dengan harga tiket masuk di tempat wisata, perlakuan penjual barang di tempat wisata pun juga sama. Mereka seolah "memanfaatkan" para bule untuk bisa mengeruk keuntungan lebih tinggi. Sebagai contoh, ketika seorang lokal membeli salak, sang penjual memberi harga 10.000/ kg, sedangkan untuk bule, penjual memberinya dengan harga 25.000/ kg untuk jenis salak yang sama.

Pe"malak"an foto.


Bukan orang Indonesia namanya kalau nggak ngeksis di medsos. Bahkan jauh sebelum medsos ada pun orang - orang kita sangat hobi berfoto. Apalagi kalau di tempat wisata. Kalau di jaman dulu sebelum ada kamera digital, berrol - rol film bisa di habiskan untuk sekali liburan. Berfoto bareng keluarga, pasangan, dan teman sih oke, tapi kenapa orang Indonesia suka "memalak" bule untuk ikut berfoto juga? Mungkin karena mereka menganggap semua bule itu seperti artis yang biasa di saksikannya di film - film Hollywood.


Beberapa kasus "pemalakan" bule tersebut sebenarnya sangat merugikan citra pariwisata kita. Usaha pemerintah untuk terus meningkatkan jumlah wisatawan asing agar mau datang ke Indonesia lewat berbagai sarana promosi akan sia - sia belaka jika masih ada oknum - oknum yang tak bertanggungjawab yang mengutamakan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan akibatnya bagi nama baik bangsa. Promosi dari "mulut ke mulut" akan lebih efektif ketimbang promosi besar - besaran di media. Para bule yang mendapat perlakuan diskriminasi di sini, saat pulang akan menceritakan pengalamannya kepada kerabat, keluarga, dan temannya. Sedang khusus untuk bule yang di ajak berfoto, beberapa bule ada yang merasa tersanjung dan di hargai, tapi beberapa lainnya ada yang tidak nyaman dan merasa privasinya di ganggu.

emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Rate 5 Star
emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Rate 5 Star
emoticon-Blue Guy Cendol (L) emoticon-Rate 5 Star



Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini, Ini, dan Ini
Sumur Gambar : Om Google





Diubah oleh powerpunk 28-05-2018 14:49
0
13K
178
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.