bujang.lalangAvatar border
TS
bujang.lalang
Apa Benar Film 212 The Power Of Love Bebas Unsur Politik?

Akhirnya film 212 the power of love liris. Film ini mengisahkan terinspirasi dari aksi damai 2 desember 2016 untuk menggulingkan gubernur jakarta basuki tjahaja purnama atau ahok. Sebuah foto yang menampilkan suasana nonton bareng berbareng bersama ketua umum gerindra prabowo, wakil ketua umum gerindra padli zon, berserta pemain dari film 212 muncul kepermukaan publik yang masih banyak bangku kosong.


Dan untuk meluruskan saja sebenarnya itu adalah preview tamu khusus bukan untuk umum yang dikatakan oleh Arie Untung dalam twitnya.

Hal inipun membuat netizen memberikan komentar lucu, yang mengatakan bahwa film ini tidak sesuai dengan target yang digadang-gadang bisa mengalahkan film dilan 1990 yang mencapai 7 juta penonton. Film ini juga dikatakan mendapat slot 80 diseluruh bioskop yang menayangkan.

Lantas apa yang salah dari film ini sehingga masyarakat kurang antusias terhadap film ini dibandingkan film box office lain? Sebelumnya mohon maaf atas tanggapan ane dalam mengulas film, karena ane bukan kritikus film, ane hanya penikmat film biasa dan bukan mendukung kelompok atau partai manapun.

Sebelum nonton lihat dulu trailernya



1. Sinopsis
Film ini bercerita tentang Rahmat (30th) yang diperanan fauzi baadillah, seorang jurnalis di Majalah Republik yang mendapat kabar bahwa ibunya meninggal dunia. Diapun harus pulang ke rumahnya di Ciamis, yang telah 10 tahun ditinggalkan dan belum pernah satu kalipun kembali karena permasalahan di masa lalu. Di Ciamis Rahmat bertemu kembali dengan Yasna (25th) yang diperankan meyda safira seorang gadis cantik sahabat kecilnya. Usai pemakaman Rahmat mendapat berita bahwa ayahnya Ki Zanal (60th) akan melakukan longmarch bersama para santri dari Ciamis untuk mengikuti aksi pada tanggal 2 Desember 2016 di Jakarta yang dikenal dengan aksi bela Islam 212. Walau Ki Zainal bersikeras, Rahmat terus berupaya menghentikan niat ayahnya tersebut, karena menurutnya itu tindakan konyol dan aksi 212 tak lebih dari aksi politis yang ditunggangi dan akan memicu kerusuhan serta jatuhnya korban jiwa seperti yang terjadi pada peristiwa aksi 98.

2. Gempuran Film Lain
Film 212 The Power of Love hanya ditayangkan di bioskop tertentu saja, karena hanya mendapat 80 slot (tribunnews.com). Lah Kok bisa gitu? kita tau sendiri saat ini seluruh bioskop sedang kebanjiran film avenger infinity war dan bentar lagi film deadpool tayang. Belum lagi film-film luar yang berkualitas yang tentu masyarakat lebih senang film luar ketimbang film negeri sendiri, walaupun ada film dalam negeri yang sangat disukai masyarakat, sebut saja dilan 1990 dan Pengabdi Setan yang mendapat banyak penghargaan. 

3. Jadwal Rilis Kurang Pas
Melihat dari film hollywood sebuah film biasanya akan ditunda jadwal rilis, karena beberapa alasan tertentu, salah satunya adalah gempuran film-film yang tengah sukses sebagaimana ane jelaskan diatas. Hal ini memicu sebuah house production tidak buru-buru untuk merilis film dengan alasan tidak ingin ada kerugian. Yang menjadi pertanyaan mengapa film 212 the power of love ini tayang pada 9 mei 2018? Apa karena film ini untuk menyambut bulan ramadhan yang sebentar lagi umat islam akan laksanakan dan film ini sebagai film keluarga yang bisa menjadi referensi untuk mengisi liburan hari raya idul fitri nanti?

4. Sutradara Muda
Film ini disutradarai oleh Jastis Arimba seorang sutradara muda dan film ini merupakan film layar lebar perdana bagi Jastis. Kalau bicara soal pertama kali menyutradarai sebuah film bukan menjadi persoalan. Kita lihat contohnya Ernest Prakasa yang menyutradarai film pertamanya cek toko sebelah mendapat banyak pujian dan kesuksesan. Jadi apa yang salah dari sini? apa sutradaranya kurang berpengalaman?

5. Kurang Dana
Sebuah Film Berkualitas tentu harus mempunyai budget yang fantastis. Walaupun ada film yang digarap dengan dana murah namun sukses. Disini saya mendapat fakta bahwa film ini mengalami masalah dalam pendanaan dari beberapa banyak media menyebut. Bahkan dari penuturan produser oki setiana dewi, bahwa film ini sulit dapat sponsor karena film ini berhubungan dengan isu yang sangat sensitif sehingga mengakibatkan proses syuting terhambat dan biaya-biaya lain untuk mendanai film ini termasuk promosi yang akan dijelaskan selanjutnya.

6. Promosi
Promosi yang kurang dari film ini tampak yang membuat film ini membuat banyak orang tidak tau. Ane sebagai penikmat film sampai berita ini muncul tidak tau kalau ada film yang dari sebuah aksi demonstrasi yang diangkat ke ke layar lebar. Kalau biasanya Kalau dari kebanyakan film yang sudah ada, promosi dilakukan di media TV, talkshow sana sini, hingga trailernya memuncak trending di youtube, promo film ini tidak demikian. Disini ane bukan mau menjudge sebuah film, tapi sebuah trailer biasanya di upload di official house productionnya, misalnya film warkop dki yang dipromosikan lewat channel youtube falcon picture, namun lain halnya dengan film 212 the power of love ini, Promo trailernya dilakukan disebuah channel youtube baru  dengan nama 212 The Power of Love Movie. Mohon maaf sekali lagi, ane bukan orang film maker, bukan kah yang namanya sebuah film yang dipromosikan akan di upload di channel official house production. Disini ane tidak mendapatkan channel official warna pictures yang menaungi film ini sebagaimana house production lain yang mempunyai channel youtube masing-masing untuk promo film.

Oke lupakan soal promo lewat youtube, bagaimana dengan sosial media yang lain? Sosial media memainkan peran penting dalam promo sebuah film. Dari sudut pandang ane sebagai netizen yang doyan berselancar didunia maya, kesuksesan sebuah film adalah meme. Meme bisa dikatakan tolak ukur kesuksesan dari film. Kita contoh film dilan 1990, banyak sekali meme yang bertebaran didunia maya saking film ini saking film ini melekatnya di otak orang Indonesia. Ane disini tidak menemukan meme-meme itu yang menunjukan film ini tidak ditujukan untuk kalangan milenial.

7. Kejadian Penting Lain
Film ini merupakan film yang diangkat dari sebuah kejadian penting pada 2 desember 2016 dimana sebuah aksi besar-besaran untuk membela islam yang dipicu oleh Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau ahok karena menistakan agama yang dibalut dengan drama percintaan, keluarga, dan humanis. Dari trailernya ditampilkan kejadian longmarch dari ciamis menuju jakarta, sampai dijakarta rahmat yang memicu kemarahan massa, dilanjutkan dengan gambar jutaan massa memenuhi monas kemudian ditutup dengan kejadian iringan sepasang pengantin non-muslim melintasi massa dan diberi ucapan selamat.

Meskipun film ini mengangkat sisi humanis hubungan antar manusia, menurut ane sisi historinya kurang dapat. Kita tau kalau yang melatarbelakangi kelompok massa dari ciamis untuk langsung ke jakarta adalah Bela Islam dan Al-quran yang dikarenakan seorang gubernur yang salah dalam berucap dalam mengutip ayat Al-quran. Sepanjang trailer tidak ada cuplikan orang yang memerankan adegan itu. Ane menilai film ini menghilangkan tokoh penting adalah tidak adanya karakter yang memerankan ahok meskipun perannya sebagai cameo saja.

Kita berkaca dari film dibalik 98 sebuah film yang mengangkat dari kerusuhan tahun 1998 untuk menjatuhkan rezim soeharto. Disini ada kesamaan latar belakang yaitu sebuah aksi demonstrasi. Difilm dibalik 98 disitu ada peran objek yang didemo yaitu soeharto yang diperankan Amoroso Katamsi. Nah di film 212 the power of love ini tidak ada peran itu. Sangat disayangkan memang menghilankan unsur terpenting dari sebuah kejadian yang sebenarnya sehingga menghilangkan nilai historinya.

Ane paham kalau dengan memasukan seorang tokoh ahok akan menimbulkan pro dan kontra seperti di film dibalik 98. Sebagai film maker logikanya sederhana mengapa tidak ada memasukan satu tokoh penting yaitu masalah dana dan keuntungan yang dihasilkan tidak akan sebanding.

Terlalu dini untuk menilai hanya dari sebuah trailer. Alangkah baiknya film ini kita tonton sebagai wujud dukungan film anak bangsa, dan diambil sisi baik baiknya. Adapun yang mengatakan film ini penuh dengan intrik politik itu tergantung dari diri kita sendiri sebagai anak muda yang harus kritis dalam menilai sebuah film.

Sekian review dari ane, mohon maaf kalau penulisan ane terlalu belepotan dan ane berusaha untuk tidak berat sebelah dalam menilai sebuah film karena tau sendirilah sekarang tahunnya politik jadi ane gak mau pusing soal politik.

Jangan lupa rate 5 emoticon-Rate 5 Stardan sharenya emoticon-Shakehand2



Quote:



0
38.4K
341
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.