Acara ‘Untukmu Indonesia’ digelar hari ini Sabtu (28/4/2018) di Monas. MUI menilai, acara itu adalah bentuk ‘pemurtadan’ berbungkus kegiatan sosial.
Hal itu di sampaikan oleh Ketua Komite Dakwah Khusus Majelis Ulama Indonesia (KDK-MUI), Ustadz Abu Deedat Syihabuddin, Jumat (27/4/018)
Acara Untukmu Indonesia, digagas oleh Forum Untukmu Indonesia. Dalam acara tersebut, panitia membagi-bagikan hadiah dan pemberian sembako bagi yang hadir.
“Ya ini acara pemurtadan dilakukan kaum Nasrani dengan kemasan acara sosial. Mereka mendompleng acara kebangsaan untuk misi pemurtadan,” ungkap Ustadz Abu Deedat.
Ilustrasi merpati yang tertera pada kupon makan, sembako, dan hadiah adalah salah satu bukti paling sederhana bahwa acara tersebut ada misi pemurtadan.
“Gambar merpati itu berarti ruh kudus. Dari sini saja sudah kebaca misi mereka,” jelas pakar kristologi ini.
Dikatakan Ustadz Abu Deedat, pasar murah, pengobatan gratis, serta pembagian sembako adalah hal yang sering dijadikan topeng untuk misi tersembunyi pemurtadan.
Lebih lanjut, Ustadz Abu Deedat memaparkan bahwa aksi pemurtadan dengan kemasan kegiatan sosial ini sering terjadi.
Pada 2008 silam ada acara Bangkitlah Indonesiaku di Monas juga. Ternyata itu acara pemurtadan, saya punya bukti-bukti fotonya. Sesuai hasil pertemuan di Jepang, para missionaris harus mengubah cara pemurtadan dengan cara terselubung, termasuk dengan cara mendompleng acara kebangsaan.
“Waktu itu mereka dompleng dengan acara Hari Kebangkitan Nasional bulan Mei. Waktu itu yang hadir 300 ribu orang,” jelas Ustadz Abu Deedat.
Kemudian, di Bekasi, Jawa Barat juga pernah terjadi. Melalui acara Bekasi Berbagi Bahagia (B3), jelas Ustadz Abu Deedat, ternyata dibaliknya ada aksi pembaptisan masyarakat muslim yang hadir.
“Ini kan sempat heboh ketika itu dengan mendompleng acara Bekasi bebas Narkoba,” tegas Ustadz Abu Deedat.
http://independenonline.com/nasional...n-terselubung/