skydavee
TS
skydavee
Karena Roma Bermain Dengan Irama


Mencintai klub yang sering tampil inkonsisten seperti AS Roma memang ngeri-ngeri sedap. Kadang kala mereka bermain dengan penuh determinasi, namun keseringan angin-anginan. Tapi apa boleh buat. Cinta memang ampuh menyingkirkan segala bentuk kelemahan. Dan hatipun menjadi buta.

Ketika pada leg pertama dicukur dengan hasil telak 4-1 dimarkas Barca di Nou Camp, saya sudah bersikap apatis dan berusaha menenangkan diri sendiri. Dan sebagai "hukuman", saya tidak akan menonton pertandingan pada leg kedua di stadion Olimpico. Baik melalui televisi, konon lagi harus terbang ke kota Italia. Selain ongkos yang mahal, saya juga masih trauma dengan biro perjalanan yang sering bermasalah. Jangan-jangan saya kena tipu seperti jamaah First Travel dan Abu Tours? Kan gak lucu. Iya kan Valea?

Jarum jam panjang bergerak lambat meninggalkan suaranya yang lamat-lamat dikeheningan malam yang senyap. Suara jangkrik dan kodok dibelakang rumah terdengar mendayu-dayu karena bumi yang panas ini baru saja diguyur hujan. Meski tak deras, tapi sedikit lumayan mendegradasi hawa panas yang membuat ketiak memproduksi bau tak sedap. Selain kecut, aromanya bikin nyamuk berpikir dua kali untuk merampas cairan darah yang mengalir ditubuh.

Pukul 23.27, perasaan didalam diri ini berdiri pada persimpangan yang terjal. Apakah saya harus menuruti rasa penasaran untuk menekan tombol on pada TV? Yang artinya saya tidak konsisten? Bukankah saya sudah berjanji tidak akan menyaksikan pertandingan selanjutnya? Daripada melihat tim kesayangan saya porak poranda diberondong oleh terjangan kaki manusia alien bernama Messi? Tidak cuma Messi, bagaimana jika ada pemain yang digigit sama Suarez? Sedih gak? Ya sudah, ambil bantal dan tidur saja.

Selepas subuh dan selesai dengan ritual harian membaca kalamNya, saya penasaran membuka HP butut peninggalan Cleopatra sewaktu berkunjung dan mandi lumpur di Porong Sidoarjo. Katanya biar awet muda. Itu sebabnya jangan heran jika luapan lumpur tidak berhenti-henti hingga kini. Lah wong Cleopatra sukses mendoktrin bahwa mandi lumpur bikin awet. Ditambah penduduk senang jika sudah bersinggungan dengan hal-hal klenik. Abaikan sikap kritis dan nalar kewarasan. Cocok lah.

Berita pertama yang saya baca begitu fantastis dan membuat saya sukses meringis. AS Roma, yang gambar logo berupa puting serigalanya di blur di negara Iran, berhasil come backdengan indah dan membuat L'equip blaugrana menangis tersedu-sedu. Tak percaya, saya baca lagi puisinya, eh, beritanya berulang-ulang. Ternyata menang guys!

Masih penasaran, saya buka channel youtube. Kali aja berita dan hasilnya beda. Karena saya lagi-lagi trauma dengan hasil berbeda dari dua televisi ketika pilpres tahun 2014. Yang satu bilang si anu menang, tv yang lain malah situ yang menang. Cobalah. Siapa yang gak pusing?

Makanya, meski sudah menonton pertandingan secara live, saya suka juga nonton siaran tundanya. Biar plong. Mungkin saja skor antara live dan siaran tunda berbeda. Ya kan Valea?

***
Spoiler for ilustrasi:


Sarapan bubur ayam khas Bandung di depan alun-alun serasa nikmat pagi ini. Sambil sesekali melihat orang lalu lalang berlari pagi, saya kembali membaca berita tentang AS Roma.

Dianggap sebagai tim kacangan yang berkiprah di liga elite antar benua Eropa, tim berjuluk i Giallorossitentu saja berstatus tim semenjana. Apalagi hasil drawing menempatkan mereka bertemu Barcelona, yang sudah kenyang dengan trophy liga champions. Jelas, ini seperti cerita David vs Goliath.

Pertemuan pada leg pertama dengan skor 4-1 seakan membenarkan perang antar dua kesebelasan beda kasta ini. Barisan pertahanan tim serigala dibuat kocar-kacir oleh manuver pemain Barca. Gol demi gol bersarang dengan apik nan sadis. Ditambah dua gol harakiri dari De Rossi (masih saudara sama Vale) dan Kostas Manolas, lengkap sudah Valea.

Untungnya striker jangkung Udin (panggilan saya untuk Edin Dzeko, biar khas Indonesia) bisa mencetak sebiji gol yang kala itu dianggap hiburan. Biar gak malu-malu amat gitu lho. Kan orang kita senangnya begitu? Selalu ada keuntungan dalam tiap kemalangan.

Usai sudah leg pertama, AS Roma seyogianya mempersiapkan diri untuk menjamu klub asal negeri Spanyol. Alih-alih mendapat suntikan moral, klub asal ibukota Italia ini malah kalah sama Fiorentina pada kelanjutan seri A. Tampaknya saya sudah muak. Apakah harus saya talak tiga? Biar saya bebas mencintai klub lain? Melawan Fiorentina saja kamu kalah. Apalagi harus membalas defisit gol dari Barca. Ada apa dengan kamu Roma? Begitu kira-kira monolog saya dengan petugas dishub. Apa perlu saya telp dia?

Uneg-uneg dan jeritan saya sebagai Romanisti kelas kampung, ternyata didengar Tuhan. Ketakutan yang ada didalam pikiran, ternyata bisa membuat organ tubuh dan metabolisme terganggu. Padahal, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Bukankah faktor penyebab manusia menjadi liar dan kadang tak terkendali serta ragu-ragu dikarenakan ketakutan? Padahal musuh terbesar itu adalah ketakutan yang mengikat alam pikiran dengan tali temalinya yang ruwet.

AS Roma, klub yang sering saya umpat dengan kata dodol, sekaligus saya cintai, mengajari saya untuk keluar dari zona ketakutan sebelum segala sesuatunya dilakukan. Messi sang manusia alien, dibuat tak berkutik oleh disiplinnya pertahanan tim serigala ini. Demikian pula Suarez. Giginya yang dulu ditakuti seantero pemain sepakbola profesional, seolah tumpul bahkan sekedar untuk membuat gerakan provokasi saja tak bisa. Sedangkan Rossi dan Manolas yang pada pertemuan pertama membuat kesalahan, justru tampil trengginas dan sukses menebus dosa-dosanya dengan epic. Setiap orang punya kesalahan. Tapi tiap orang juga punya kesempatan menebus kesalahannya. Kira-kira begitu gumam mereka dalam hati.

Setelah berhasil mengubur el Barca, sanjungan datang dari berbagai pihak. Bahkan presiden Barca dengan lugasnya menyampaikan pujiannya dan mengakui bahwa tim ibukota Italia ini bermain lebih baik dari timnya sendiri. Sebuah sikap elegen yang patut ditiru daripada mencari-cari kesalahan sekecil apapun sebagai alasan pembenar. Bisa ditiru ya, Valea.

Kerja apik antar lini dengan semangat tinggi memang sudah sepantasnya melahirkan hasil yang baik. Jangan pernah menyerah sebelum bertindak. Apalagi bersikap pesimis. Terbukti, semangat heroik, mental baja serta racikan strategi yang jitu sebagai langkah proses meredam keganasan klub asal negeri matador itu berjalan mulus. Memang, proses yang baik tidak akan pernah mengkhianati hasil. Catat Valea!

Selamat untuk AS Roma. Jalan masih panjang. Jangan merasa puas apalagi lupa diri. Situ gak mau saya umpat dodol lagi kan? AS Roma berhasil memenangkan pertandingan karena Roma bermain dengan irama. Roma Irama...





Forza Roma per sempre!
©Skydavee

Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 13-04-2018 06:45
1
19.7K
108
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.