BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Sodoran Fadli Zon soal Putin disambut riuh politisi

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Palermen, Jakarta, 14 Maret 2018.
Kicauan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, soal sosok pemimpin idolanya pada pekan lalu bergulir hingga pekan ini. Fadli melalui Twitter pada Jumat (30/3/2018) menulis bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin ideal seperti Vladimir Putin, Presiden Rusia.
Klu ingin bangkit n jaya, RI butuh pemimpin spt Vladimir Putin: berani, visioner, cerdas, berwibawa, nggak byk ngutang, nggak planga plongo.
— Fadli Zon (@fadlizon) March 30, 2018
Tentu saja kicauan ini disambut pro-kontra. Sebagian kalangan kontra menilai kicauan Fadli adalah menyindir Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Fadli merespons pro-kontra dengan menyebut bahwa itu hak pribadinya untuk berpendapat. Lantas keesokan harinya, Sabtu (31/3), Fadli menyambung kicauannya.

Ia berdalih Putin yang dimaksud adalah singkatan dari Prabowo untuk Indonesia. Namun bagi sebagian warganet, ini hanya narasi semata lantaran Fadli menyebut lengkap "Vladimir Putin" pada kicauan awal.
PUTIN bisa jg singkatan dr PRABOWO UNTUK INDONESIA (PUTIN). Insya Allah bawa kebangkitan RI bukan kebangkrutan.????✌️ @prabowo @Gerindra
— Fadli Zon (@fadlizon) March 31, 2018
Namun kicauan itu menimbulkan efek bola salju, Tak sedikit kalangan politik yang berpendapat. Partai Solidaritas Indonesia (PSI), misalnya, mengecam Fadli.

Ketua DPP PSI Tsamara Amany menilai sebutan presiden "plonga plongo" sungguh sebuah penghinaan yang tak pantas (h/t detikcom). "Walau tidak secara jelas menyebut nama, tweet tersebut secara jelas diarahkan untuk melecehkan Presiden Jokowi," katanya.

Tanggapan berbeda datang dari Partai Demokrat. Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo menilai Indonesia tak butuh sosok seperti Putin. Bahkan Roy menyatakan Demokrat sudah menyiapkan seseorang yang kelasnya di atas Putin.

"Insya Allah (Demokrat) ada (pemimpin yang kelasnya di atas Putin, red). Mas AHY," klaim Roy, Sabtu (31/3). AHY yang dimaksud eks menteri pemuda dan olahraga itu adalah putra mahkota Agus Harimurti Yudhoyono yang memang sedang disiapkan untuk memimpin Demokrat dan menjadi Presiden RI.

Partai Golkar juga tak sependapat dengan Fadli. Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar Dave Laksono menilai pemimpin yang baik adalah mereka yang bekerja nyata untuk rakyat, bukan hanya dilihat dari penampilan.

Kepada Merdeka.com, Dave menjelaskan pemimpin yang dibutuhkan Indonesia harus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara riil lewat pembangunan infrastruktur dan menarik investasi ke dalam negeri.

Tentu saja yang dimaksud Dave adalah sosok seperti Jokowi meski ia tidak menyebutnya. Maklum, Golkar kini menjadi partai pendukung Jokowi dan bahkan sudah mendeklarasikannya untuk pemilihan presiden (pilpres) 2019.

"Yang jelas hasil karya dalam infrastruktur, IPM, menarik investasi ke dalam negeri. Percuma memiliki pemimpin yang penampilan baik, tapi hanya bisa memberikan data palsu yang menyesatkan rakyatnya," katanya, Senin (2/4).

Sementara Partai Perindo menilai sosok seperti Putin tak cocok untuk iklim demokrasi Indonesia. Sekjen Perindo Ahmad Rofiq mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Fadli hanya soal gaya seorang pemimpin dan masing-masing pemimpin punya gaya beda.

Perindo yang juga mendukung Jokowi menilai selama ini ketegasan sudah ada pada sosok pemimpin asal Solo, Jawa Tengah, itu. "Ini soal style saja, bahwa pemimpin itu harus tegas, strong. Kita juga melihat Jokowi cukup strong dalam konteks ini," ujarnya dikutip Tribunnews.

Adapun partai oposisi PKS justru memiliki sosok impian tersendiri. Sosok itu adalah Presiden Turki Recep Tayip Erdogan.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan bahwa Erdoga mampu menghadirkan infrastruktur kelas dunia dengan dana mandiri. Erdogan juga mampu membangun industri dalam negeri dan memperkuat industri pertahanan.

"Perhatian pada kondisi umat di seluruh dunia. Dan saat yang sama, mampu menaikkan pendapatan per kapita masyarakat secara signifikan. Syaratnya; integritas, kapasitas dan berpihak pada anak bangsa sendiri," urai Mardani soal sosok Erdogan.

Secara keseluruhan, tak ada partai di luar Gerindra yang senada dengan Fadli. PAN justru menilai Indonesia butuh pemimpin seperti Lee Kuan Yew, eks Perdana Menteri Singapura.

Sedangkan kolega Fadli di kursi Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, menilai kicauan termaksud tidak merujuk ke siapapun dan bersifat umum. Meski begitu Fahri yang kini tak terdaftar di partai manapun tidak sepakat dengan sodoran Fadli soal Putin, Senin (2/4).
Lagi pula itu kan Gak menyerang pribadi. Sifatnya umum. Kalau saya, saya tidak setuju #Putinisme juga Tidak setuju #PlangaPlongo sebab keduanya ekstrem dan berbahaya. Demokrasi itu pemimpinnya #Normal.
— #MerdekaBro! (@Fahrihamzah) April 2, 2018


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-riuh-politisi

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Tudingan pemerintah korup meluas usai kebakaran mal di Rusia

- Anwar Usman, lompatan guru honorer sampai di pucuk Mahkamah Konstitusi

- Kebakaran minyak di Teluk Balikpapan menyisakan tiga orang hilang

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
16.2K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.id
icon
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.