Akhir Maret 2018 berita negeri kita di kejutkan dengan terbongkarnya kedok prostitusi online yang marak terjadi di sosial media. Dan yang menjadi daerah yang di sorot adalah Aceh. Sebagai kota yang relijius tentunya ini menjadi heboh dan fenomenal.

Motif uang agar bisa di dapat dengan mudah adalah alasan klasik yang hampir selalu muncul dan di kemukakan para pelaku bila terciduk dalam kasus serupa. Faktor ekonomi di jadikan alasan utama, walaupun bukan semata karena ekonominya benar benar susah, namun nampaknya lebih ke arah kehidupan yang ingin serba wah.

Kemudahan sarana informasi dan teknologi mendukung tindakan serupa ini. Menjamurnya berbagai aplikasi sosial media yang bergerak di manfaatkan dengan cekatan oleh para penjual jasa sek esek ini. Selain aplikasi online yang bisa seperti radar, yang mampu mempertemukan pengguna dan penyedia, pertumbuhan perangkat komunikasi yang terjangkau juga pesat dan cenderung makin berasa murah setiap harinya.

Hal ini tentunya menjadi salah satu penyebab berbagai kegiatan negatif turut pula bertumbuhan. Padahal kemajuan teknologi komunikasi tersebut bisa di gunakan untuk jutaan hal baik yang berdampak menguntungkan semua umat. Namun apa daya, keinginan untuk mendapat materi berlimpah dengan jalan pintas dan semudah mungkin sudah ada tentunya pada setiap individu kita.

Si perantara penjual kerang ajaib, bisa mendapat penghasilan besar dengan minim tenaga. Dan si penjual kerang kerang ajaib pun bisa mendapat uang besar dari tarif yang di sepakati setelah di bagi dengan perantara dan biaya perjalanannya. Semua bisa di dapat dengan dalam waktu yang singkat dan dengan tenaga yang tidak seberapa diperas. Hanya untuk satu dua kali semprotan energi kehidupan pengguna jasa penjual kerang, maka pundi rupiah pun menumpuk sudah.

Layanan untuk bisa menghasilkan semprotan energi kehidupan si pengguna jasa banyak bertebaran di berbagai aplikasi genggam yang terkoneksi dengan internet. Contohnya burung berkicau lewat tulisan, kita berbincang dan lebah berkata merupakan aplikasi yang populer untuk mendukung kegiatan serupa itu. Masih banyak lagi aplikasi sejenisnya yang juga banyak di gunakan insan dunia persosmedan kita. Walaupun banyak pula bertumbuhan modus penipuan dan banyak pula bahaya yang mengintai para penyedia dan pengguna, namun layanan serupa ini masih tetap ada dan bisa di temukan keberadaannya.

Pertumbuhan sosial media dan teknologi informasi yang pesat membuat dunia prostitusi yang konon katanya merupakan modus bisnis tertua di dunia pun mengikutinya. Memanfaatkan segala perkembangan lini dengan cekatan dan sigap. Tinggalah menjadi renungan kita bersama. Ada dimana posisi kita. Dalam perhelatan problematika yang ada.

Apakah ikut tercelup menyelam bersama dengan problematika, ataukah menghindarinya agar tak hanyut bahkan tenggelam dalam itu, sebetulnya kita punya kendali penuh untuk itu. Layanannya jasa semprotan energi kehidupan kini mengintai kita. Waspadalah.