• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Tradisi Ganjil Suku Asli Indonesia, kimpoi Sedarah Hingga Penggal Kepala

bananasupremeAvatar border
TS
bananasupreme
Tradisi Ganjil Suku Asli Indonesia, kimpoi Sedarah Hingga Penggal Kepala


Indonesia sungguh negara yang luar biasa. Tak hanya punya keanekaragaman alam, suku yang ada di wilayah Nusantara juga tak kalah bervariasi dengan masing-masing tradisi. Menurut sensus BPS di 2010, total ada 1.340 suku yang menghuni Sabang sampai Merauke yang punya daya tarik tradisi yang beragam.

Masing-masing suku tersebut punya adatnya masing-masing. Beberapa di antaranya begitu unik dan terus dipertahankan sebagai pesona wisata daerah hingga kini. Namun tak sedikit juga yang ternyata sanggup membuat kita bergidik ngeri dan akhirnya sudah lama ditinggalkan.

1. Ritual Pemakaman di Minahasa


Jika pada umumnya jenazah dimakamkan dengan posisi berbaring, lain halnya dengan kebiasaan suku Minahasa. Orang-orang yang meninggal akan disemayamkan dalam posisi duduk sembari memeluk lutut. Lebih spesifiknya lagi, tumit menempel pada pantat dan mulut mencium lutut.

Detail lain yang tidak kalah penting adalah jasad harus dihadapkan ke utara. Hal ini merupakan perlambang nenek moyang suku Minahasa yang berasal dari utara. Setelah semua persiapan selesai, tubuh orang yang sudah meninggal akan diletakkan di dalam kuburan batu yang disebut Waruga. Istilah Waruga berasal dari kata waru yang artinya rumah, dan ruga artinya badan. Waruga diyakini akan jadi rumah peristirahatan terakhir bagi orang yang sudah meninggal.

2. Kerik Gigi di Mentawai


Jika berkunjung ke Sumatera Barat, tidak ada salahnya mengunjungi Pulau Siberut yang menjadi bagian dari Kepulauan Mentawai. Di sana ada sejumlah suku Mentawai yang masih menjunjung tinggi adat istiadat, bahkan yang oleh sebagian besar orang dianggap aneh.



Salah satunya adalah tradisi kerik gigi. Tradisi ini dilakukan oleh para wanita di suku Mentawai untuk menunjukkan tingkat kecantikan mereka. Mengerikannya lagi, total ada 23 gigi yang harus dikerik alias diruncingkan dan proses ini dilakukan tanpa menggunakan pereda rasa sakit apapun.

3. Ritual kimpoi Sedarah di Polahi


Bagi masyarakat modern, pernikahan adalah sebuah institusi yang sakral. Ada beberapa batasan yang harus dihormati, salah satunya pernikahan sedarah atau antar saudara sendiri. Namun hal tersebut bukan sesuatu yang aneh bagi Suku Polahi, yang mendiami pedalaman hutan Humohulo di Gorontalo.

Bagi suku ini, perkimpoian sedarah sudah menjadi sesuatu yang lazim. Bahkan keturunan yang dihasilkan dari tradisi aneh ini tidak mengalami kecacatan seperti yang diyakini kebanyakan ahli. Kebiasaan itu konon dilakukan untuk mencegah suku Polahi dari kepunahan. Jadi pernikahan antara ayah dan anak maupun kakak dengan adik bukan sesuatu yang luar biasa bagi mereka.

4. Penggal Kepala di Maluku


Di balik namanya, Pulau Seram di perairan Maluku ternyata benar-benar menyimpan kisah mengerikan. Menurut beberapa sumber, salah saty suku yang bernama Naulu memiliki kebiasaan berburu kepala manusia untuk persembahan nenek moyang. Ritual ini diyakini bisa menghindarkan suku dari musibah dan sekaligus menjadi simbol kekuasaan.

Adat mengerikan ini sempat marak dilakukan pada 1900an, hilang, dan muncul lagi di 1940an. Beberapa tahun berselang, muncul kasus pemenggalan kepala di Maluku di 2004. Namun untungnya itulah kejadian terakhir yang bisa dikaitkan dengan tradisi seram dari suku Naulu ini.

5. Duel keris di Bugis


Suku Bugis di Makasar juga punya tradisi yang tidak kalah mengerikan. Ritual ini disebut dengan istilah Sigajang Laleng Lipa atau kurang lebih artinya saling tikam dalam sarung. Tradisi ini sangat berkaitan dengan filosofi suku Bugis, di mana seseorang dianggap tak lebih berharga dari binatang jika sudah tak punya harga diri. Harga diri dipandang sangat vital dalam kehidupan mereka, lebih dari nyawa.

Sigajang Laleng Lipa kerap dilakukan di masa kerajaan lampau untuk menyelesaikan masalah dengan pertarungan. Dua orang pria akan disatukan dalam sebuah sarung dan kemudian dipersilahkan bertarung. Tak jarang dua pihak yang bertarung akan sama-sama meninggal, hidup, atau hanya salah satunya yang meregang nyawa.

Namun demikian, tradisi ini sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat Makassar. Unsur filosofinya memang masih dipegang teguh, namun hanya sekedar diwujudkan dalam pertunjukan seni budaya.

Itulah beberapa tradisi mengerikan yang pernah maupun masih dipraktekkan oleh sejumlah suku-suku asli di Indonesia. Apapun itu, kita masih harus tetap bersyukur tinggal di Indonesia, yang sangat kaya dengan keanekaragaman suku dan budaya.
0
38.6K
127
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.