1. KESEHATAN


Credit: www.infoperbankan.com

Di sekolah, kita selalu diajarkan tentang penyakit, cara mencegahnya, dan cara mengobatinya. Tapi, pernahkah Agan diajari untuk membuat Agan menjadi lebih sehat di sekolah?

Di sekolah, kita tidak diajari nutrisi apa yang baik untuk tubuh dalam hal meningkatkan kemampuan belajar, misalnya. Olahraga apa yang efektif untuk menurunkan berat badan, atau bagaimana cara untuk membuat tubuh lebih sehat. Semua yang kita pelajari adalah tentang pengetahuan tentang penyakit.

Kalaupun ada sekolah yang mengajari itu, tidak jarang saat sekolah itu mengadakan acara pentas seni atau semacamnya, mereka membagikan makanan yang "sama sekali" tidak sehat untuk murid-muridnya. Ane pernah dapet makanan cepat saji ayam goreng tertentu saat mengikuti pentas seni, enak memang, tapi sama sekali tidak bagus untuk kesehatan murid. Bagaimana kalau ada yang ketagihan dan jadi obesitas?

Sekolah juga biasanya tidak mau repot-repot menyortir sehat atau tidaknya jajanan yang ada di lingkungan sekolah. Mereka berpikir para murid akan menyadarinya saat sudah dewasa, terutama yang masih sekolah dasar. Mereka menyerahkan itu kepada orang tua si murid, padahal saat di sekolah, orang tua mereka adalah para guru.

Makanya Ane lebih mengapresiasi sekolah yang memiliki kantin sendiri di dalam sekolah dengan makanan yang sudah ditentukan nutrisinya. Dan menutup gerbang saat istirahat agar murid tidak jajan di luar lingkungan sekolah. Dengan begitu, mereka akan terus bertanggung jawab sampai selesai, yaitu sampai murid-murid pulang ke rumah.

2. KOMUNIKASI


Credit: www.solopos.com

Mungkin Agan pernah mendengar mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi Komunikasi), tapi semua itu berhubungan dengan ilmu komputer, tidak ada hubungannya dengan cara berkomunikasi dengan orang lain. Sebenarnya yang paling benar itu adalah pelajaran Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

Komunikasi dalam pelajaran itu meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya, bukan dari manusia yang satu ke manusia lainnya.

Sekolah tidak mengajarkan bahwa cara kita berkomunikasi dengan orang lain memiliki dampak yang besar baik dari segi emosi atau semacamnya. Kata-kata makian antar murid juga sering berkumandang di sekolah kalau ada murid yang memanggil temennya yang ada di lantai satu sementara dia ada di lantai dua.

Memang banyak pelajaran yang mengharuskan muridnya untuk melakukan presentasi, diskusi, atau debat. Tapi, rata-rata mereka melakukannya dengan kondisi "terpaksa" atau disuruh. Setelah kelas itu selesai, kemampuan komunikasi mereka akan kembali seperti sebelumnya. Ane sendiri percaya bahwa kemampuan berkomunikasi seseorang berbanding seimbang dengan kreatifitas. Jadi semakin baik cara kita berkomunikasi, semakin baik pula kreatifitas kita.

3. MANAJEMEN WAKTU


Credit: www.mengatasisiswa.blogspot.co.id

Seberapa sering pun kita memasuki kelas matematika, yang diajarkan pasti 1 jam = 60 menit, 1 hari = 24 jam, dan sebagainya. Mereka juga tidak pernah mengajarkan bahwa emosi baik dan buruk seseorang berbanding seimbang dengan waktu. Itulah sebabnya saat kita memainkan game yang kita sukai, waktu berjalan sangat amat cepat. Dan jika kita menunggu seseorang, yang mana menunggu adalah hal yang membosankan, waktu akan terasa berjalan begitu lambat.

Faktanya, memanajemen waktu itu sangat mudah. Jika Agan dihadapkan oleh sesuatu hal, pilihannya cuma 4: Lakukan, Abaikan, Tunda, dan Limpahkan, tentu saja, ke orang lain.

Ane menyebut generasi sekarang adalah "Generasi Sibuk". Kenapa? Karena saat ini semua orang begitu sibuk, tapi kita tidak pernah sadar kalau kesibukan kita efektif atau tidak. Kapan terakhir kali Agan liburan atau sekedar berhenti sejenak dari runitinas dan bercermin pada diri sendiri? "Gua udah berjuang keras, tapi masih begini-begini ajah"adalah apa yang orang yang tidak bisa memanajemen waktunya katakan pada diri sendiri.

Ane berharap ada kelas dimana saat guru menjelaskan rumus tentang jumlah hari sama dengan berapa menit atau semacamnya, juga disisipkan beberapa cara memanajemen waktu. Kemudian menjelaskan apa-apa saja yang bisa dilakukan untuk memanajemen waktu, seperti membuat jadwal dan sebagainya.

4. MENGHASILKAN UANG


SALUTE FOR THIS KID (tapi tunggu sampe punya SIM dulu ya...)
Credit: www.dailymoslem.com

Mungkin dalam sekolah menengah atas memang tidak ada sama sekali pelajaran tentang bagaimana cara menghasilkan uang. Namun, aalam jurusan manajemen di perguruan tinggi, terdapat banyak pelajaran bagaimana cara mendapatkan uang, tapi sayangnya, sangat disayangkan, kita diajari bagaimana cara mendapatkan uang dengan mengikuti orang lain.

Kita diajari bagaimana cara menjadi pengikut orang yang sudah sukses, bukan menjadi pemimpin. Atau cara menghasilkan uang dengan bekerja untuk orang lain dan bagaimana cara kita mendapatkan uang dari bekerja dengan orang itu, ketimbang menghasilkan uang dengan kita yang menjadi bosnya.

Ane sebagai lulusan manajemen juga menganggap bahwa ane belajar selama 2-4 jam, cuma untuk hasil selama 8 jam (jam kerja rata-rata karyawan). Ibaratnya Ane belajar dari jam 7 pagi sampai 12 siang hanya untuk hasil bisa bekerja dari jam 7 sampai jam 3 sore. Hasilnya jadi karyawan karyawan juga.

Sedih rasanya kalau ngeliat pengeluaran selama kuliah dengan hasil bekerja sebagai karyawan yang bertahun-tahun belum balik modal juga. Hahaha

5. TUJUAN HIDUP


Contoh kertas tujuan hidup murid di anime Jepang, dan ada yang nulis mau jadi setan, ya disuruh mati ajah sama gurunya

Buat Agan yang nonton anime Jepang dengan tema sekolah, pasti pernah lihat dimana siswanya disuruh ngisi form tentang rencana setelah lulus, bukan? Di sana biasanya ada 3 kolom yang disediakan, dan kita bisa mengisinya sesuka hati, bisa saja menjadi pembalap, penulis, dan masuk universitas negeri. Kemudian setelah itu, guru akan memanggil mereka satu-satu dan mengkonsultasikan kepada murid tentang tujuan yang merea tulis.

Bahkan di salah satu anime yang judulnya Danshi Koukosei No Nichijou, ada adegan dimana murid SMA yang nulis tujuan hidupnya jadi murid SMP lagi, jadi setan, bahkan jadi suami gurunya. Sumpah, koplak itu anime

Ane akan tekankan di sini, Indonesia wajib mencontoh hal itu, sangat amat wajib!. Bagaimanapun, guru sebagai orang dewasa lebih berpengalaman tentang hidup dan mereka tahu kemampuan muridnya. Dengan begitu, perlu diciptakan suatu momen dimana mereka bisa "mengarahkan" atau memberi saran tentang tujuan hidup murid mereka.