moviegangstaAvatar border
TS
moviegangsta
A Wrinkle In Time: Bukan Tontonan Orang Dewasa


Apakah lo seorang cewek dan lo jatuh cinta sama kegantengan Chris Pine? Apalagi dia tampil berjenggot dan jadi bapak? Wah makin seksi aja ya kesannya!




Atau...


Apakah lo seorang cowok dan lo cinta mati sama Reese Witherspoon setelah menonton beberapa filmnya. Lalu kemudian karena itu lo punya alasan untuk ke bioskop kapan saja dan nonton film lain yang dibintangi Reese Witherspoon saking cintanya?




Gue asumsikan lo (baik cewek ataupun cowok) sudah cukup dewasa untuk menyukai/mengidolakan dua aktor/aktris tersebut karena pesona mereka. Dan karena lo sudah dewasa, maka gue nggak menyarankan lo untuk melihat aksi Chris Pine dan Reese Witherspoon dalam film terbaru produksi Disney yang berjudul 'A Wrinkle in Time'  yang baru saja tayang di bioskop tanggal 16 Maret 2018 kemarin.


Kemarin (17/3) gue menyempatkan diri untuk nonton film ini karena diajak seorang teman yang ngakunya "Disney banget!" Well, gue sebenarnya juga anaknya Disney banget. Terutama film anak-anaknya mulai dari yang Princess sampai yang binatang-binatang. Mulai dari yang klasik sampai yang animasi. Mulai dari yang kartun sampai yang live action. Anehnya, semua film-film Disney yang itu meski dibuat mostly untuk penonton anak-anak, orang dewasa pun masih bisa menikmatinya.


Beauty and the Beast versi Live Action deh contohnya. Walaupun ceritanya nggak ada yang berubah dari versi kartun klasiknya, tapi ketika dibuat live action semua kalangan tetap enjoy. Ketika Disney mulai mengumumkan cast untuk live action Lion King, nggak cuma anak-anak dan remaja (di Amerika) saja yang excited. Bahkan orang dewasa juga. 


Kembali lagi ke A Wrinkle in Time, kenapa gue bilang film ini bukan untuk orang dewasa? Karena membosankan. 


Nanggung. 


Kentang.




Salah sih sebenarnya gue dateng ke bioskop dengan ekspektasi tinggi. Tapi bisa gak sih kalau gue dimaafkan punya ekspektasi tinggi? Soalnya pas nonton trailer-nya kayak seru banget gitu. Tipikal film fantasi yang bakalan disukai sama anak-anak banget. Tapi nggak menutup kemungkinan orang dewasa akan menikmati juga. Belum lagi deretan nama-nama yang main kan juga keren-keren. Selain Chris Pine sama Reese Whiterspoon juga ada Oprah Winfrey.


OPRAH F*CKING WINFREY!


Tentu saja ekspektasi gue kemudian semakin naik dan naik. Lalu 10 menit pertama filmnya dimulai gue pun mulai menggerutu pelan-pelan. 



Quote:



Mungkin kalau gue baca bukunya (berjudul sama karya Madeleine L'Engle; dirilis tahun 1962) gue akan lebih kecewa lagi. Gue akan memilih untuk tidak menonton film ini karena imajinasi gue ketika membaca bukunya dan visualisasi yang ditawarkan nggak akan mencapai titik kepuasan. Tapi kalau gue baca bukunya dan kemudian nonton filmnya, mungkin gue akan sedikit lebih nyambung sama transisi-transisi yang patah dari satu universe ke universe lain yang ada di film ini. Karena kemaren pas nonton, gue merasakan ada sesuatu yang janggal. Kentang dan aneh banget. Baru kali ini nonton film yang sebenarnya visual effect-nya udah keren banget tapi transisi sequence per sequence-nya kok terasa ganjal banget.


Ceritanya banyak bolongnya. Terasa loncat-loncat dan nggak dijelaskan secara detail kenapa ini bisa begini kenapa itu bisa begitu. Kenapa tiba-tiba Charles Wallace ketemu sama makhluk-makhluk gaib yang usianya puluhan tahun lebih tua dari dia dan kenapa semuanya bisa mendadak terhubung ke si ayah yang hilang ditelan bumi.


Pemeran-pemeran orang dewasanya okelah. Mereka sudah punya nama. Mereka justru adalah nilai jual lebih dari film ini. Sayangnya, peran Oprah Winfrey sebagai Mrs. Which di sini kayak... apa sih nggak jelas banget. Menang di dandanan sama wardrobe doang. Oprah sama sekali tidak melakukan sebuah adegan ekstrem yang akan membuat lo berdecak kagum. Dia cuma berdiri pakai baju yang ribet banget pasti kalo dicuci ke laundry kiloan, ngomong kata-kata mutiara yang sangat cheesy untuk didengarkan oleh mereka yang berusia 19 tahun ke atas.




Pemeran anak-anaknya di sisi lain juga nggak membuat film ini jadi menyenangkan. Charles Wallace okelah secara akting dia bagus walaupun lo tetep akan bingung kenapa anak ini bisa kayak gini. Tapi yang lain flat banget. Meg yang jadi jagoan di film ini malah memberikan kesan malesin. Sebagai heroine, dia butuh waktu lama untuk mengiyakan semua hal-hal yang sedang terjadi di sekelilingnya. Padahal dia sudah ada di universe yang berbeda lho! Itu saja sudah cukup jadi bukti kalau apa yang sedang terjadi ini nyata dan bukan sesuatu yang ada di dalam kepalanya atau cerita-cerita sebelum tidur yang dibacakan ibunya.




Ada lagi satu anak yang namanya Calvin, pemanis buatan yang bener-bener nggak guna sama sekali. Dimunculkan suma supaya Meg terkesan punya love interest tapi nggak pula dia bermanfaat untuk kemaslahatan sepanjang cerita itu. Bener-bener pemanis buatan semata.


Entah kenapa setelah keluar dari bioskop gue langsung membandingkan film ini sama Maleficent (karena ada adegan terbang-terbang gitu juga) dan Tomorrowland (karena yah... nggak tahu mendadak kepikiran aja).


Dari segi CGI, Maleficent jauh lebih bagus daripada film ini. Dari dari segi cerita, walaupun sama-sama crappy, tapi gue (sebagai orang yang sudah berusia di atas 19 tahun) lebih suka tempo Tomorrowland. 


A Wrinkle in Time gue rasa memang dibuat untuk anak-anak yang bener-bener cuma tahu ini ada film Disney, pemeran utamanya anak kecil, terus ada tiga tante-tante dari dunia lain yang datang dengan dandanan menor, kemudian banyak kata-kata penyemangat dan pesan moral dalam filmnya. Jadi layak ditonton.


Tapi buat lo, orang dewasa, yang bodo amat sama pesan moral, ini film bukan buat lo.



Spoiler for TAPI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!:


0
18.9K
91
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.