rnkx1002Avatar border
TS
rnkx1002
Video Games, Instrumen Baru Para Kapitalis?




Seiringnya berkembangnya zaman, teknologi semakin lama semakin canggih. Hal yang ada dimuka bumi seakan terus terbawa derasnya arus perkembangan zaman. Salah satunya game.

Quote:



Pada thread ini, ane akan membahas games, atau lebih tepatnya video games yang makin hari makin banyak jumlahnya serta semakin banyak juga masalah yang muncul.







Siapa sih yang gak kenal video games? Ane yakin ga ada kenal dengan hal yang satu ini. Mungkin ada sebagian dari kalian yang menganggap bermain video games adalah sebuah kegiatan yang menyia-nyiakan waktu.

Eits..tapi jangan salah, sekarang, video games bisa menjadi ladang profesi bagi kita lho, bentuknya pun bermacam-macam, bisa sebagai lahan bagi reviewer, tutorial & guider, youtuber, bahkan sampai turnamen internasional. Uang yang dihasilkan juga tidak sedikit.

Jadi, jangan nganggep video games sebelah mata ya gan/sis emoticon-Wink Karena ane akan membahas masalah yang cukup serius di industri gaming saat ini.





Cukup basa-basinya, mari kita langsung menuju inti dari apa yang akan ane bahas.




Sebagai seorang gamers, microtransactionsbukanlah hal yang asing di telinga kita. Apalagi jika kalian seorang online gamers. Sebenarnya, microtransactions ini sebuah hal yang bagus bagi developer untuk tetap bertahan hidup dalam industri gaming. Namun, akhir-akhir ini, microtransactions menjadi sebuah topik yang panas dikalangan para gamers. Akan ane bahas alasan microtransactions saat ini menjadi topik yang panas.


Quote:




Begitulah kira-kira gambaran dari industri gaming sekarang ini. Developer game seakan mengeruk kantong para gamers. Dengan cara apa? Microtransaction yang tidak sehat.

Oke, ane kasih contoh.
"Misal, kalian membeli sebuah game FPS Zombie dengan harga full price seharga Rp 750.000. Setelah beberapa jam bermain, kalian merasa sangat kesulitan saat bermain PvP dengan player lain atau bahkan dengan AI. Kalian pun berpikir, gimana ya caranya agar bisa menjadi lebih kuat? Tiba-tiba muncul pop up

"Special Offer : $30 (discount 50% from normal price)
You can get random legendary character(3 special skills), armor(+100 def), and weapon(+350 att)

1h 59m remaining."

Kalian pun tergiur dengan tawaran itu dan membelinya."


Kejadian diatas sebenarnya sudah direncanakan developer game. Hah? Maksudnya? Ya jadi, algoritma matchmaking itu mempertemukan akun yang sudah lama bermain atau akunnya yang sudah bagus dengan akun newbie. Kenapa? Silahkan baca lagi cerita diatas.



Jika kalian berpikir hal diatas keterlaluan? Itu belum ada apa-apanya dengan poin selanjutnya.

"Setelah kalian membeli game dan tergiur dengan microtransactionnya, kalian pun semangat dalam bermain karena bisa "membully" newbie dengan gear buluk. Karena saking seringnya memainkan salah satu fitur dalam game, kita anggap saja multiplayer, kalian pun bosan. Kalian pun memilih mode lain untuk dimainkan, dan kalian memilih multiplayer zombie mode. Tapi sangat disayangkan, untuk bermain multiplayer zombie mode, kalian perlu membelinya karena itu adalah DLC dari gamenya. Karena kalian sudah kehabisan banyak uang, akhirnya kalian menyerah karena bosan dan meninggalkan game itu beserta uang yang telah kalian belanjakan."

Kita bisa mengibaratkan hal itu seperti kita membeli mie ayam, tapi hanya dikasih mangkok, dan sendok saja. Mie, kuah dan ayamnya harus bayar lagi atau dijual terpisah. Padahal kalian pada awalnya mengira bahwa harga Rp.10.000 sudah termasuk semuanya.



Ada satu hal lagi yang ane benci, yaitu loot boxes. Loot box adalah suatu box yang bisa kita beli dan berisi barang random dengan kalkulasi tertentu.

Apa alasan ane membenci hal ini? Karena tidak ada yang pasti dalam item ini atau bisa dibilang Pure Gambling. Dari pengalaman ane bermain game dan membeli loot boxes, sebenarnya kita bisa mendapat barang yang bagus, namun itu juga berbanding lurus dengan uang yang kita keluarkan. Sangat sulit jika berharap mendapat jackpot dari 1 loot box.



Begitulah keadaan para gamers sekarang. Mereka seakan menjadi sapi perah bagi developer kapitalis licik. Seakan memaksa untuk membayar hal yang seharusnya sudah menjadi satu kesatuan.

Saran dari ane, lebih baik hindari membeli items dengan microtransaction yang tidak sehat. Mereka melakukan semua itu karena adanya keuntungan. Ada aksi ada reaksi. Jadi jangan heran jika nanti hal seperti ini akan terus menjamur.





Quote:



Quote:
Diubah oleh rnkx1002 13-03-2018 00:10
0
20.1K
239
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.