• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Polemik : Tak ingin punya keturunan, apakah masih dianggap wanita?

kikirakaki
TS
kikirakaki
Polemik : Tak ingin punya keturunan, apakah masih dianggap wanita?




Yooo wazzappp bre .. kembali lagi bersama Kikirakaki
Kali ini ane bakal bahas polemik panas nih.
Cekidot Yuk !







Jika kepercayaanmu membuatmu mendiskriminasi suatu pihak dan minoritas lainnya, KAU BUTUH BERFIKIR LAGI !





Kenapa ada wanita yang hingga saat ini memilih/tidak ingin memiliki keturunan.

Seperti yang kita tahu, anak merupakan anugrah terbesar dari Sang Kuasa kepada kita, tapi tidak semua orang menganggap seperti itu. Seperti yang kita lihat di gambar, justru banyak sekali wanita yang PRO mengenai hal tidak memiliki keturunan. Tentu ada alasan tersendirinya bukan?

Permasalahannya adalah, apakah wanita yang bersikeras tidak ingin memiliki keturunan masih layak disebut wanita? Karena ada banyak pihak yang menganggap bahwa wanita yang tidak ingin memiliki keturunan tidak layak disejajarkan dengan wanita lainnya yang ingin memiliki keturunan.

But why ??? 

Sebenarnya polemik ini sudah lama menjadi pembahasan publik. Mereka yang tidak ingin memiliki keturunan memiliki motif yang jelas. Yuk coba kita bahas.

Alasan dibawah ini tentunya bukan pemikiran ane ya, ane sih pengen punya keturunan. Pendapat dibawah ini dilayangkan oleh orang yang Pro tidak ingin memiliki keturunan.






1. Bagi mereka, menambah keturunan itu justru akan membuat populasi tidak terkontrol alias over populasi. Perlu agan ketahui, populasi 7,6 milyar, sudah berapa banyak lahan yang habis, berapa hewan yang terancam punah, berapa banyak yang harus kita gunakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi manusia? agrikultur, peternakan, industri, dan banyak lainnya? Berapa banyak hutan yang harus digunduli untuk diambil kayunya atau dialihfungsikan? Berapa banyak hewan yang harus terusir dari habitat aslinya lalu kemudian punah?
Sedikit gambaran, kalian bisa browsing lebih banyak di internet:


[url]https://www.theworldweekly.com/read…/…/258/animal-extinction[/url]


Kita harus sadar bahwa bumi ini bukan hanya milik manusia. Kita berbagi bumi ini dengan organisme lain. Tanpa organisme lain, lingkungan kita juga tidak akan seimbang. Kalian tahu berapa banyak carbon footprint yang dihasilkan oleh seorang manusia:


[url]http://www.sciencemag.org/…/best-way-reduce-your-carbon-foo…[/url]


Tidak bereproduksi menolong bumi jauh lebih banyak daripada buang sampah pada tempatnya, pakai kantung belanja recycle, pakai kendaraan umum, dll.


2. Apakah kita bisa menjamin masa depan anak kita? Bisakah kita menjamin dia mendapat pendidikan yang layak, makanan yang sehat, lingkungan pergaulan yang baik? Saya sih merasa belum mampu untuk hal itu. Saya tidak ingin menjadi orang tua tidak bertanggung jawab yang hanya bisa melahirkan tapi tidak mampu menjamin masa depannya.


3. Dengan kehidupan sosial orang Indonesia yang sangat jauh dari rasionalitas, keponya luar biasa, suka ngerasani orang, ngejudge pilihan hidup orang, nyuruh-nyuruh dan ngelarang-larang orang yang bahkan ga dikenalnya, suka ngatain, bully, ga sopan dan ga punya tata krama sih saya takut kalau saya punya anak nanti anak saya bakal depresi.


4. Saya bertanya lagi kepada diri saya, anak itu buat apa sih? kebanyakan orang ingin memiliki anak untuk merawatnya di hari tua, mendoakannya ketika sudah meninggal, meneruskan cita-citanya, untuk membentuk manusia yang "lebih baik dari dirinya" (tentu dari sudut pandangnya sendiri). Menurut saya pribadi semua alasan itu terlalu egois. Bagaimana jika anda seorang Muslim lalu anak anda ketika dewasa ingin masuk Kristen? Jika anda seorang dokter yang merasa bahwa tidak ada profesi yang lebih mulia selain menjadi dokter, lalu anak anda ingin menjadi ketua DPR? Jika anda berpikir bahwa homoseksualitas adalah hal yang najis dan haram, lalu anak anda ternyata ingin menikah sesama jenis? Dapatkah anda rela dan ikhlas? Saya sih masih belum bisa menerima tuh, jika anak saya yang saya besarkan dengan keringat, darah, dan airmata setelah dewasa menjadi orang-orang yang jahat seperti yang ada kebanyakan saat ini?


5. Saya memang senang sekali dengan anak kecil. Mereka menggemaskan, dan berinteraksi dengan mereka membawa kebahagiaan. Tetapi, apakah saya perlu untuk membuat anak sendiri, sementara inequality di dunia sangat besar? Apa tidak kasihan dengan anak-anak kecil di panti asuhan yang ditelantarkan orang tuanya karena cuma bisa bikin tapi tidak bisa pelihara? Buat saya, jauh lebih mulia dan environmentally friendly membesarkan anak kurang beruntung daripada memproduksi anak sendiri. Kalian pernah nonton film Lion belum?





Tonton deh, bagus.


Saya sepenuhnya sadar bahwa orang-orang seperti saya sangat jarang ada di muka bumi, apalagi muka bumi Indonesia. Kalau di muka bumi negara maju sih sudah banyak, karena mereka sudah lebih banyak sadar lingkungan, punya kepedulian, atau berpikir jauh mengenai konsekuensi reproduksi. Sayapun sadar, akan sulit untuk mendapat pasangan yang memiliki pola pikir seperti saya. Tapi tidak masalah buat saya.

Saya tidak pernah memaksa orang lain untuk ikut tidak punya anak juga, agar dating range saya semakin luas kok. Saya lihat di comment section banyak yang meruntuki kami para childfree dengan ujaran seperti "kalian boleh tidak punya anak, suami boleh poligami". Tentunya orang-orang seperti kami akan memastikan benar-benar sebelum menjalin relationship bahwa pasangan kami juga tidak ingin berreproduksi. Jadi kalian tidak perlu repot-repot bingung akan hal tersebut untuk kami. buat orang-orang seperti kami, ini adalah jalan yang kami pilih, kami tidak pernah memaksa kalian untuk ikut seperti kami, kami hanya minta hormatilah pilihan kami.

Saya tahu, buat sebagian orang memiliki anak adalah kebahagiaan. Tapi buat saya, bukan itu jalan kebahagiaan yang bisa saya tempuh. Saya takut, yang datang bukannya kebahagiaan, tetapi penyesalan seperti orang-orang ini:

[url]https://www.theguardian.com/…/breaking-taboo-parents-who-re…[/url]
[url]https://www.theguardian.com/…/love-regret-mothers-wish-neve…[/url]
https://www.facebook.com/IRegretHavingChildren/

Kebahagiaan tiap orang berbeda-beda, kenapa sih sulit sekali buat kalian untuk menerima jalan hidup orang yang berbeda?






Diluar pendapat diatas dan tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka yang memiliki pendapat yang berbeda dengan ane, buat ane sendiri anak itu merupakan anugrah. Kedepannya mau menjadi apa dan akan bagaimana itu tergantung bimbingan kita sebagai orang tua. 


Meski kita punya pendapat yang berbeda, jangan lupa untuk tetap menghargai mereka ya bre. Itu keputusan hidup mereka dan ane rasa mereka sudah memikirkan itu secara matang ^_^.






Oke deh bre bre .. 
Informasi yang mau ane bagi selesai sampe disini bre emoticon-Hai 
Kalau bre bre berkenan boleh dong dikasih cendol emoticon-Toastemoticon-Toast 
Kalau ga ya kasih jejak atau rate juga oke emoticon-Ultah 

Tenkiu bre udah mampir di thread ane ... emoticon-Om Telolet Om!
[/CENTER


Trit bermutu ane lainnya

DALIT kasta terhina di India ( HT )

Sejarah Bandara pertama indonesia Bandar Udara Kemayoran ( HT )

SOCOTRA pulau dengan sebutan penjara Dajjal ( HT )

Tambora tempat di Jakarta yang tidak terkena matahari (HT)

Mitos orang Tionghua yang sering kita dengar ( HT )

Sejuta manfaat JALI JALI/BARLEY ( HT )

POKER PERMAINAN KARTU BERHADIAH MILIARAN ( HT )

Bahaya ngerokok

Gambar Lucu dota 2

Komik strip dota 2

Modus pencurian motor terbaru

Eksperimen Brutal di Penjara

Cacing guinea, cacing berbahaya bagi tubuh

Yuk intip sejarah berdirinya DUFAN alias DUNIA FANTASI

DALIT kasta terhina di India ( HT )

0
37.8K
456
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.