Program pemerintah mengatasi kemacetan di Ibukota DKI Jakarta yaitu dengan membangun sarana dan prasarana transportasi massal. Salah satunya adalah Light Rail Transit (LRT)yang akan menghubungkan Ibu Kota dan kota-kota seperti Bekasi dan Bogor. Mega proyek ini ditanda tangani oleh Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) terkait percepatan proses proyek LRT pada 02 September 2015, pembangunannya sendiri dimulai tanggal 09 September 2015. Pembangunan mega proyek ini dinaungi beberapa payung hukum yaitu :
1. Perpres No. 98 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Ringan/Light Rail Transit (LRT) terintegrasi di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
2. Perpres No. 99 tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum Di DKI Jakarta.

Untuk mendapatkan hasil yang besar, dibutuhkan pengorbanan. Ini yang ane lihat dengan mata kepala sendiri. Selama pembangunan LRT, pedagang-pedagang yang mencari rezeki di jalur yang dilalui proyek ini mendadak sepi. Faktor kemacetan, debu membuat para pembeli enggan singgah di pertokoan sepanjang jalur ini. Tentu saja para pedagang tsb mengalami kerugian akibat penurunan omset. Ane sering ngobrol dengan para pedagang di jalan Fatmawati Jakarta Selatan, mereka mengungkapkan selama pembangunan tersebut jangankan keuntungan, untuk bisa balikkan modal saja sudah syukur. Jika yang memiliki ruko sendiri okelah, tapi bagaimana dengan yang menyewa ruko? Tapi ane tetap positive thinking.

Selain masalah eksternal, pembangunan mega proyek ini juga mengalami masalah internal. Kasus-kasus kecelakaan konstruksi mewarnai perjalanannya.
1. Pagar Proyek LRT depan Menara Saidah amblas akibat hujan deras (12 oktober 2017).
2. Alat Berat proyek LRT Timpa Ruko di jalur Kelapa Gading - Rawamangun (17 oktober 2017).
3. Parapet MRT seberat 3 ton jatuh di Jakarta Selatan Timpa Motor (03 november 2017).
4. Beton LRT roboh dan menimpa mobil di jalan M. T. Haryono Cawang (15 november 2017).
5. Box Girder LRT Pulogadung roboh (22 januari 2018).
6. Bantalan rel double track jatuh di Matraman (04 februari 2018).

Melihat sederetan kecelakaan kerja ini memang cukup memprihatinkan. Secara ini merupakan prasarana yang akan digunakan jutaan orang. Ane yang awam masalah konstruksi jadi kepikiran, jika pembangunan LRT selesai dan beroperasi apakah aman? Ini tentu menjadi pertanyaan orang awam seperti ane yang tidak mau menjadi korban akibat kecelakaan. Gak ada sedikitpun maksud ane untuk offense ke pemerintah, ane hanya menjadi kepikiran setelah melihat rentetan kasus-kasus kecelakaan kerja LRT. Semoga pemerintah bisa bertindak dan mengawasi mega proyek ini agar lebih safety dengan prinsip zero accident.