Presiden Joko Widodo sejak dulu memang dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyatnya. Dalam berbagai momen Presiden Jokowi kerap menunjukkan sisi kedekatan tersebut.

Di setiap kunjungan kerjanya di berbagai daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan masyarakat biasa. Bahkan beliau tak segan untuk berjabat tangan atau berbicara secara langsung dengan warga.

Kedekatan tersebut diakui banyak pihak sebagai hal yang alami (natural) dari diri Presiden Jokowi, bukan hasil pencitraan ataupun pura-pura belaka.

Pemandangan seperti itu, misalnya, dapat dilihat dari video yang direkam oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy.

Romi, panggilan akrab Ketum PPP, merekam langsung momen kedekatan Presiden Jokowi dengan masyarakat. Terlihat Presiden membuka kaca mobilnya dan menyapa masyarakat.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga memberikan sedikit hadiah berupa bingkisan kepada masyarakat secara langsung.

Hal tersebut dilakukan saat kunjungan kerja Presiden ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo, Situbondo pada Sabtu kemarin (3/2).

Anehnya, informasi tersebut justru digunakan oleh beberapa pihak untuk dipelintir. Dengan bermodal informasi itu, mereka berusaha menyudutkan Presiden Jokowi. Seperti misalnya, website portal-islam.id.

Dengan video itu, portal berita tersebut justru menyebutkan bahwa tindakan presiden itu sebagai bentuk penghinaan pada warga.

Pembiasan berita itu, tentu saja, tujuannya untuk memfitnah dan menjatuhkan nama Presiden Jokowi.

Padahal faktanya tidak seperti yang digambarkan oleh portal berita itu. Pemberian hadiah kepada masyarakat adalah bentuk perhatian Presiden Jokowi kepada rakyatnya.

Beliau mengetahui bahwa dalam perjalanan kerjanya seringkali menemui orang-orang yang menunggu di pinggir jalan. Pemberian hadiah kepada mereka sebenarnya dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada rakyat.

Itulah bentuk fitnah yang kerap dilakukan oleh media abal-abal. Mereka memelintir berita untuk menjatuhkan nama musuhnya.

Untuk itu, kita tak perlu percaya atas informasi dari media abal-abal seperti itu. Kita cukup cerdas untuk membedakan mana yang benar dan mana yang pelintiran.