Dongeng - suatu bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. Bisa juga berupa suatu bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara turun-temurun dari nenek moyang.



Mengingat kata itu jadinya seperti mengingat masa kecil. Sebagai pengantar tidur, Kakek atau Ibu biasa nya membacakan dongeng atau sebuah cerita. Layaknya seorang anak kecil yang baru saja mengenal dunia, biasanya Saya sebagai seorang anak akan banyak bertanya ini itu tentang cerita dongeng itu. Banyak hal biasanya tidak terjawab atau dijawab oleh pencerita. Yang diceritakan biasanya lebih diberikan pemahaman bahwa ceritanya memang seperti itu, tidak ada penjelasan khusus apalagi ilmiahnya. Lagipula itu memang cerita khayalan (fiksi). Apalagi yang mau diharapkan? Itulah kenapa dongeng itu hanya untuk anak kecil, karena anak kecil akan menerima apa pun yang dijelaskan. Segala sesuatu tentang khayalan itu lebih cocok untuk anak kecil daripada orang dewasa.

Seiring dengan usia yang beranjak dewasa, cerita tentang dongeng-dongeng itu masih menancap di kepala. Khususnya cerita tentang dongeng Indonesia dan segala kearifan lokalnya. Saat memiliki anak, tongkat estafet bergulir. Giliran Saya yang menceritakan tentang dongeng-dongeng itu kepada Si Anak. Kurang ajarnya Si Anak lebih kritis. Jika Saya gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, maka Saya akan dicap sebagai orang tua yang kurang pintar dan tidak cerdas. Si Anak pun dengan tatapan sinis dan jumawa lalu mengatakan bahwa lebih baik dirinya membaca cerita tentang Dragon Ball, Doraemon atau One Piece. Yang menurutnya secara nalar anak seusia nya bisa lebih diterima.

Merasa kalah meyakinkan Si Anak membuat alam pikiran mengembara melintasi dimensi. Masuk lebih dalam mencermati cerita dan bagian-bagian dari dongen-dongeng itu yang menimbulkan pertanyaan dari Si Anak. Bagaimana caranya tiba-tiba Roro Jonggrang seketika menjadi batu atau arca karena dikutuk Bandung Bondowoso? Bagaimana bisa Dayang Sumbi begitu awet muda nya sampai-sampai Sangkuriang yang notabene adalah anaknya jatuh cinta pada pandangan pertama. Bagaimana caranya tiba-tiba Malin Kundang seketika menjadi batu setelah dikutuk oleh Ibu nya?

Tidak mudah memang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Selama ini semua pertanyaan itu cenderung “given” dan tidak sekedar menjadi bagian dari khayalan cerita. Namun akhirnya Saya mengerti kenapa jawaban pertanyaan pertanyaan itu tidak banyak diungkapkan. Karena memang jawaban dari pertanyaan itu akan menunjukkan sisi gelap dan suram dari dongeng-dongeng itu. Dongeng itu seketika akan menjadi cerita yang menakutkan dan bahkan menghantui alam pikiran manusia, alias HOROR. Tentu saja hal itu tidak akan cocok buat anak kecil.



Saya akan mencoba mengungkapkan sisi-sisi gelap dongeng ini menjadi rangkaian cerita. Anggap saja ini adalah cerita fiksi dan merupakan versi lain dari dongeng-dongeng indonesia yang sudah sering anda dengar ketika kecil. Jangan ceritakan dongeng ini kepada anak-anak anda, karena bisa jadi hanya akan melukai dan memperkeruh alam pikiran nya yang masih polos.

Jika menurut anda cerita ini kurang bermutu atau tidak sesuai dengan selera anda, Saya menghargai hal itu dan membebaskan anda untuk memilih cerita Thread yang lain nya. Bagi yang tertarik dan mengikuti Saya hanya berpesan untuk membudayakan komen. Cendol jika sudah ISO dan memang berkenan. Bata mohon ditiadakan



SELAMAT MENYUSURI VERSI GELAP DALAM NOSTALGIA MASA KECIL ANDA

ENJOY.....


LINK / INDEX :

DSF - RORO JONGGRANG & BANDUNG BONDOWOSO PART 1

DSF - RORO JONGGRANG DAN BANDUNG BONDOWOSO PART 2

DSF - RORO JONGGRANG & BANDUNG BONDOWOSO PART 3

DSF - DAYANG SUMBI & SANGKURIANG PART 1

DSF - DAYANG SUMBI & SANGKURIANG PART 2

DSF - DAYANG SUMBI & SANGKURIANG PART 3

Jangan lupa cek juga thread dan karya ane yang lain

DIARY MATA INDIGO SEASON 1

DIARY MATA INDIGO SEASON 2