Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik pertumbuhan ekonomi yang berlangsung di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan SBY, sapaan akrab Yudhoyono, saat memberikan sambutannya di sarasehan internasional dan alumni pondok pesantren, Sabtu (20/1) di Kabupaten Tangerang, Banten. Dia menuturkan pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan lagi.
Dia menyampaikan ramalan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang kuat pada 2045 namun hal itu tak bisa datang dari langit. SBY mengajak seluruh warga bekerja keras untuk mencapai hal tersebut.
Di sisi lain, SBY juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan lagi. Dia memaparkan keberhasilannya saat menjadi Presiden, bahwa pertumbuhan ekonomi saat itu mencapai 6 persen.
“Alhamdulillah pas saya mimpin 6 persen. Sekarang 5 (persen) harus segera dinaikkan. Saya tahu Jokowi sedang berjuang, kalau masih 5 (persen) berarti ada masalah,”kata SBY di Pesantren Daar El-Qolam.
Pemerintahan Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4 persen pada tahun 2018 atau naik dibandingkan 2017 yakni sekitar 5,05.
DBS Group Research memproyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini akan menyentuh level 5,3 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2017 yang sebesar 5,1 persen.
Kesenjangan Pekerjaan
Walaupun demikian, SBY juga menyatakan kesenjangan untuk lapangan pekerjaan tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan harus dituntaskan secara bersama-sama.
Menurutnya, negara kaya saat ini masih saja dalam posisi yang kaya. Sedangkan negara miskin, kata SBY, ekonominya belum banyak bergerak—tanpa merinci negara yang dimaksud.
Dia menuturkan menjadi tugas seluruh warga agar kesenjangan tak terbuka lebar.
“Oleh karena itu tugas kita semua mencegah kesenjangan makin melebar,” tegasnya.