Dalit - Kasta Paling Rendah dan Dianggap Hina dan Najis di India
TS
kikirakaki
Dalit - Kasta Paling Rendah dan Dianggap Hina dan Najis di India
Yooo wazzappp bre .. kembali lagi bersama KIKIRAKAKI
Kali ini ane bakal kasih info mengenai kasta terendah dan dianggap hina oleh masyarakat India.
Yupp .. Mereka adalah kasta D A L I T ..
Bagaimana rasanya menjadi kaum ini ?? simak yuk !
- Tak Ada Yang Terhormat Dalam Praktik Membunuh Atas Nama Kehormatan -
Spoiler for Menurut Wikipedia:
DALIT
Dalit atau Paria dalam sistem kasta di India adalah seorang yang biasanya diharamkan untuk disentuh, (untouchable), adalah orang yang tidak memiliki varna. Varna merujuk kepada keyakinan Hindu bahwa manusia pada umumnya diciptakan dari bagian-bagian tubuh yang berbeda-beda dari dewa Purusha. Kedudukan sosial mereka ditentukan dari bagian-bagian tubuh manakah mereka diciptakan, misalnya dengan siapa mereka dapat menikah dan pekerjaan apa yang dapat mereka lakukan. Kaum Dalit berada di luar sistem varna dan secara historis telah dilarang untuk melakukan pekerjaan apapun kecuali pekerjaan-pekerjaan yang paling rendah. Mereka juga dikenal sebagai kaum tak berkasta. Di antaranya termasuk para penyamak kulit (disebut chamar), petani-petani miskin dan para buruh yang tidak bertanah, pemulung sampah (disebut bhangi atau chura), para pekerja kerajinan di jalan-jalan, seniman-seniman rakyat, pencuci pakaian dhobi, dll.
Meski ada hukum yang mengatur dan melarang diskriminasi kepada kaum dalit yang menjadi kasta terendah dan juga terbuang, tetapi realita yang terjadi di masyarakat malah sebaliknya.
Masih banyak warga India yang tak mau bersentuhan fisik dengan warga kasta Dalit karena takut "tercemar".
Bayangkan saja, bersentuhan saja bisa membuat kasta diatas mereka tercemar. Ini merupakan diskriminasi yang sangat brutal menurut ane.
Spoiler for Berita dikutip dari Tirto.id:
Hari itu, Rabu (3/1/2018), kurang lebih 300.000 warga kasta Dalit menduduki jalanan Kota Mumbai hingga seluruh negara bagian Maharashtra, India. Jalur kereta diblokade. Bus-bus diserang. Para penumpang terpaksa turun, jadwal keberangkatan tertunda berjam-jam. Sekolah dan restoran banyak yang terpaksa ditutup.
Menurut laporan jurnalis Guardian Michael Safi, orang-orang Dalit berkerumun di desa Bhima Koregaon sejak Minggu (31/12/2017) untuk merayakan kemenangan British East India Company atas Peshwa dari Kerajaan Maratha pada 1818. Kerajaan Maratha menguasai sebagian besar wilayah India sebelum kedatangan Inggris. Dulu orang-orang Dalit banyak yang mendukung Inggris. Menurut catatan sejarah, pernah sebuah batalyon beranggotakan 900 tentara berhasil mengusir pasukan Peshwa yang berjumlah 20.000 prajurit.
Perayaan tahun ini adalah yang ke-200. Banyak warga kasta Dalit menjadikannya sebagai momen historis terpenting sekaligus simbol perlawanan terhadap sistem kasta yang masih menindas. Kondisi yang membuat mereka terkesan tak lebih berharga, bukan bagian dari rakyat India, serta sudah ribuan tahun berjalan. Dengan kata lain, menimpa dari generasi ke generasi, sebagaimana aturan pewarisan nasib ala sistem kasta: berdasarkan keturunan darah.
Awalnya aksi massa berjalan tertib. Kemudian, seperti yang diamati Safi, seorang aktivis Dalit memergoki dua aktivis nasionalis sayap kanan Hindu menyerang sebuah prosesi di dekat obelisk yang dibangun Inggris untuk memperingati pertempuran. Obelisk tersebut dianggap simbol kolonialisasi Inggris atas India. Namun bagi kaum Dalit, obelisk adalah simbol perjuangan Dalit.
Puluhan mobil di pinggir jalanan dibakar massa. Satu orang dikabarkan tewas, lainnya luka-luka, dan setidaknya ada 100 lebih warga Dalit yang diamankan pihak kepolisian Mumbai.
Menurut Biro Sensus India yang dilansir India Express, pada tahun 2011 ada 16,6 persen warga kasta Dalit dari seluruh populasi di India. Hampir setengahnya tinggal di negara bagian Uttar Pradesh (21 persen), West Bengal (11 persen), Bihar (8 persen), dan Tamil Nadu (7 persen). Negara bagian dengan penduduk kasta Dalit terbanyak adalah Punjab (31,94 persen), sementara yang paling sedikit adalah Mizoram (hampir 0 persen).
Dalit adalah kasta terendah di India yang bahkan tak dimasukkan dalam empat tingkatan sistem varna (Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra) sehingga digolongkan sebagai varna kelima (panchama). Nama “dalit” berarti “yang tertindas” dalam Bahasa Sanskerta atau “yang terpecah/tercerai berai” dalam Bahasa Hindi.
Istilah “dalit” digunakan dalam klasifikasi sensus British Raj (pemerintah kolonial Inggris di India) untuk merujuk kelas tertindas sebelum tahun 1935. Ekonom dan pembaharu BR Ambedkar (1891-1956), yang juga seorang Dalit dan menjadi tokoh paling penting bagi kaum tersebut, mempopulerkannya pada tahun 1970. Istilahnya kian akrab di telinga rakyat India setelah diadopsi oleh kelompok aktivis bernama Dalit Panthers.
Komisi Nasional untuk Kasta yang Terdaftar India menganggap penggunaan istilah “dalit” sebagai tindakan yang "tidak konstitusional" karena undang-undang modern lebih memilih istilah “Kasta yang Terdaftar”. Namun sejumlah sumber menilai “dalit” lebih representatif untuk menunjuk kelompok-kelompok di India yang tertindas dibanding “Kasta yang Terdaftar”.
Menurut James G. Lochtefeld dalam buku “The Illustrated Encyclopedia of Hinduism: N-Z”, warga Dalit dianggap “mencemari” masyarakat Hindu sehingga dijatah pekerjaan paling kotor dan gaji terendah. Sejak lama orang-orang Dalit menjadi korban pengucilan; orang yang menyentuh fisik si Dalit bisa dianggap tercemar.
Lembaga riset kebijakan ekonomi tertua India National Council of Applied Economic Research (NCAER) bersama Universitas Maryland, pernah mengadakan survey seputar sikap kelompok-kelompok sosial di India terhadap orang Dalit. Hasil survey yang dilaporkan harian India Express pada 2014 menemukan bahwa 27 persen responden masih menghindari kontak fisik dengan orang-orang kasta Dalit, atau yang disebut praktik “untouchability”. Riset juga menunjukkan bahwa sepertiga dari penganut Hindu yang menjadi responden (30 persen) masih melakukannya. Lebih spesifik lagi, mereka melarang warga Dalit memasuki dapur atau menggunakan peralatan masak-makan.
Tak hanya warga Hindu, praktik “untouchability” juga dilakoni para responden Sikh yakni sebesar 23 persen, Muslim sebanyak 18 persen, dan Kristen dengan 5 persen. Dengan kata lain, diskriminasi yang terjadi hingga saat ini meluas tidak hanya dilakukan oleh warga empat kasta teratas tapi juga penganut ajaran non-Hindu di India.
Dr. Vinod Sonkar pernah berbagi pengalaman sebagai korban kepada BBC. Sonkar punya gelar PhD di bidang hukum dan mengajar di sebuah kampus di Delhi. Suatu hari ia memesan teh di sebuah warung di daerah Rajastan. Si pemilik menyerahkan secangkir teh sambil bertanya apa kasta Sonkar.
“Aku seorang Dalit,” jawab Sonkar.
“Kalau begitu, cuci sendiri gelasmu sendiri jika sudah selesai,” kata si pemilik warung.
Harga diri Sonkar terasa diinjak-injak betul. Gelas yang dipegangnya ia lempar, melayang menyeberangi ruangan, dan pecah menghantam tembok. Pelanggan lain sampai menghentikan aktivitas minum tehnya.
Sonkar tak ragu menyebut India sebagai negara penganut apartheid. Apartheid pernah dilaksanakan di Afrika Selatan selama dijajah oleh minoritas kulit putih yang membuat aturan pemisahan dari warga kulit hitam di ruang publik. Sonkar meneliti India dengan cara membandingkan sistem sosial masyarakatnya dengan negara bekas penganut aparteid lain, termasuk Amerika Serikat yang dulu menganut kebijakan perbudakan dan segregasi serupa.
Spoiler for Yuk pelajari dari grafik ini:
Spoiler for Hukum sudah dibuat sejak lama:
India memang telah melarang praktik “untouchability” sejak tahun 1956. Aturan tentang kesetaraan juga terpampang jelas di konstitusi dan UU Penyalahgunaan Kekerasan yang disahkan tanggal 31 Maret 1995. Namun Sonkar berargumen, terlepas dari aturan hitam di atas putih, 15 persen dari populasi Dalit masih dipinggirkan oleh masyarakat India lain.
Menurut laporan eksklusifnya, Human Rights Watch punya kesimpulan serupa: ada aturan formal terkait pelarangan diskriminasi di berbagai bidang kehidupan maupun persekusi terhadap warga kasta Dalit, namun penegakannya di lapangan kerap nihil. Otoritas lokal terkadang menerima laporan warga Dalit yang jadi korban kekerasan massal (dulu juga sering ada praktik pembunuhan di luar hukum) dan tindak melawan HAM lain. Namun penegakan hukumnya kerap berakhir nihil.
Amit adalah salah seorang wargha Dalit dari desa Haryana. Kepada BBC ia menyepakati kesimpulan HRW melalui kisah-kisahnya yang pedih. Warga Dalit, paparnya, masih sering dilarang memasuki rumah atau kuil ibadah oleh orang-orang kasta yang lebih tinggi. Dalam perubahan sosial yang diharapkan namun berjalan lambat, Amit menyaksikan seorang Dalit diikat di sebuah pohon dan dipukuli orang dari kasta yang lebih tinggi.
“Polisi tak berbuat apa-apa sebab tak ada di antara mereka yang berasal dari kasta Dalit,” katanya.
Diskriminasi melahirkan kemiskinan. Warga Dalit di berbagai pelosok di India rata-rata menghuni kelas sosial terbawah alias berkubang di bawah garis kemiskinan. Beberapa ada yang bisa memperbaiki kondisi hidup lewat pendidikan tinggi, namun nasib ini belum merata ke seluruh warga Dalit. Dalam aturan klasik, yang masih banyak ditemukan hingga kini, warga Dalit menggantungkan hidupnya dari profesi “kotor” dan otomatis bergaji paling rendah.
“Ini seperti kau lahir dengan stempel di dahi dan kau tak akan pernah bisa menghapusnya,” kata Amit mengilustrasikan bahwa diskriminasi yang dihadapi kaumnya adalah sesuatu yang terberi sejak lahir.
Kondisi yang sama sekali tidak adil, tapi mengubahnya pun tak semudah membalik telapak tangan.
Spoiler for Intip yuk beberapa Potrait kaum Dalit:
Oke deh bre bre ..
Informasi yang mau ane bagi selesai sampe disini bre
Kalau bre bre berkenan boleh dong dikasih cendol
Kalau ga ya kasih jejak atau rate juga oke
Original Posted By toesoekgigi►Gara2 thread ente Gan
Ane sampe rela mantengin youtube nonton film dokumenter tentang suku dalit ini
Yang bikin film org India sendiri yang tersentuh dengan kalisifikasi kasta ini, miris sumpah liat dokumentasinya, diawal film, si pembuat menyuruh anak-anak dari kasta sudra untuk masuk ke halaman rumah orang Dalit, tapi mereka menolak, kata anak-anak yang sudah termakan doktrin ini mereka takut tercemar oleh suku Dalit, mereka beli teh dikasih gelas berbeda, setelah itu mereka disuruh nyuci gelas bekas merek minum, orang Dalit ketika memasuki perkampungan kaum diatas mereka wajib melepaskan alas kaki, mereka boleh masuk kampung dengan syarat nyeker/ tanpa alas kaki, Anak-anak kaud Dalit juga bisa bersekolah, tapi bayarannya mereka harus menguras toilet sekolah yang joroknya minta ampun setiap hari, kalau mereka nolak habis mereka dipukulin, cerita lain ada kaum Dalit yang beli traktor, Dia sudah ngasih DP dan sisanya akan dibayar nanti, tapi yang puya tiba-tiba ngasih syarat kalau sisanya harus segera dilunasi besok, dan jumlah sisa yang harus dibayar lebih besar dari perjanjian sebelumnya, kalau tidak dilunasin dia diancam akan dibunuh.
Mereka boleh datang ke kuil/ pura untuk berdoa tapi tidak boleh masuk kedalam, mereka hanya boleh berdoa diluar, diskriminasi ini tidak hanya terjadi dalam agama Hindu, orang-orang Dalit sampe mencoba masuk ke berbagai agama di India, tapi perlakuannya tetap sama, diskriminasi itu tetap ada, baik itu kristen prtoestan, katholik ataupun Islam, hanya saja di menurut pengakuan mereka yang menjadi muslim, mereka boleh shalat berjamaah di dalam, itu satu-satunya ritual dimana mereka bisa berbaur, diluar itu mereka harus kembali ke kasta mereka, sebagai kasta yang haram disentuh. Mungin ini juga pengaruh dari warga mayoritas disana jika agama lain juga harus memperlakukan kaum Dalit ini sebagai kaum tak tersentuh.
Di Ending film dokumenter ini sangat menyentuh dimana seorang anak lelaki diminta meminum air sari sahabatnya yang berasal dari kaum Dalit, dan juga seorang gadis tersenyum bahagia ketika untuk pertama kalinya Dia bisa mengambil air di sumur warga, dimana sebelumnya mereka tidak boleh mengambil air disumur, mereka bisa mengambil air disumur atas izin dan perlindungan dari si pembuat film dokumenter ini.
Sumber : Tirto.id - Google.com - Opini Pribadi ♫
Diubah oleh kikirakaki 01-03-2018 03:18
mavis12345 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
74.1K
Kutip
388
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!