Orangutan (Pongo pygmaeus) memang sejak lama dikenal sebagai hewan primata yang memiliki kekerabatan dekat dengan manusia. Kini ditemukan fakta baru bahwa mereka mungkin mengetahui obat-obatan herbal yang sebelumnya tidak diketahui manusia. Obat itu berguna untuk mengatasi pembengkakan otot dan sendi.

Ilmuwan Borneo Nature Foundation telah mengamati orangutan liar di Hutan Sabangau, Kalimantan Tengah, sejak tahun 2003. Mereka telah mengumpulkan lebih dari 20.000 jam data pengamatan.

Selama periode tersebut, penggunaan tanaman Dracaena cantleyi untuk pengobatan diri oleh orangutan telah diamati pada tujuh kejadian. Beruntungnya tim pengamat mampu menangkap perilaku langka tersebut melalui kamera pengintai.

Dalam video beikut ini, seekor betina yang bernama Indy, terlihat mengunyah dedaunan untuk menghasilkan busa sabun putih. Busa ini kemudian digosokkan ke lengan kiri atas selama kurang lebih 7 menit dan daun dari tanaman tersebut terlihat tidak pernah ditelan, sisa-sisanya selalu diludahkan.



"Untuk pertama kalinya, aktivitas pengobatan orangutan dikonfirmasi melalui penelitian ini," kata Dr. Ivona Foitova, dari Masaryk University di Brno, Republik Ceko, yang bekerja sama dengan tim Universitas Gadjah Mada dalam penelitian yang hasilnya baru dipublikasikan di Scientific Report ini.

"Analisis laboratorium farmakologi mengungkapkan dan membuktikan ekstrak daun dari Dracaena cantleyi, yang diamati digosokkan oleh orangutan liar pada tubuh mereka, memiliki sifat anti-inflamasi."

Dr. Helen Morrogh-Bernard, Co-Direktur Borneo Nature Foundation dan penulis utama makalah, mengatakan, "Ini adalah berita yang sangat menarik karena mengukuhkan pengobatan sendiri pada orangutan, laporan pertama pengobatan sendiri pada kera Asia, dan untuk pertama kalinya, sepengetahuan kami, pengaplikasian eksternal dari agen anti-inflamasi pada hewan."

"Di Hutan Sabangau, sebagian besar orangutan betina dewasa yang diamati melakukan perilaku ini. Kami percaya bahwa betina mungkin menggunakan tanaman ini untuk mengendurkan otot dan persendian yang sakit akibat penambahan berat bayi mereka saat bergelantungan melalui kanopi hutan."



Pengujian pada tanaman yang digunakan oleh para periset mengungkapkan tanaman Dracaena cantleyi, memang dikenal masyarakat setempat bermanfaat untuk mengobati sakit dan nyeri.

Tanaman Dracaena cantleyi, merupakan spesies tumbuhan dengan tampilan yang tidak mencolok dengan daun besar, umum ditemukan di Asia Tenggara. Daunnya mengandung saponin, senyawa kimia yang menghasilkan rasa pahit dan tidak menarik untuk dijadikan sebagai sumber makanan.

Dalam makalah dikatakan bahwa telah ada laporan tentang kera yang menelan obat-obatan, namun tidak pernah menggunakan tanaman untuk membuat obat gosok.

Contoh hewan yang mengobati sendiri memang bukanlah sebuah tindakan yang sangat unik. Beberapa burung terlibat dalam perilaku "anting" dengan menggosok semut di atas tubuh mereka; ilmuwan berpikir bahwa asam formiat yang diproduksi oleh semut dapat digunakan oleh burung sebagai fungisida atau bakterisida.

Kera kapusin telah diamati menggosok bulu mereka dengan tanaman yang memiliki sifat anti-serangga. Dan peneliti percaya simpanse sering menelan seluruh daun tanaman pahit yang biasanya tidak mereka makan untuk membersihkan nematoda pada tubuh mereka.

Tapi orangutan tampaknya memiliki kemampuan unik seperti manusia untuk menggunakan tanaman sebagai obat gosok yang menenangkan.

Tim peneliti menambahkan, "Temuan baru ini menyoroti pentingnya hutan tropis untuk tanaman obat, namun penelitian lebih lanjut tentang penggunaan tanaman secara praktis diperlukan."

"Ini juga membuka pertanyaan mengenai jenis tanaman lain yang dapat digunakan orang untuk tujuan pengobatan, topik yang jarang kita ketahui," pungkas mereka.