- Beranda
- The Lounge
Setujukah Agan dan Sista Bila e-KTP di Indonesia Seperti Ini?
...


TS
yavidrahmat
Setujukah Agan dan Sista Bila e-KTP di Indonesia Seperti Ini?
HT #9🔥
Quote:



Sejak pertama kali di luncurkan pada tahun 2011. e-KTP yang semula diangankan memiliki banyak terobosan baru, dari dimana bahan pembuatannya yang terbuat dari PVC/PC, lalu pengawasan dan verifikasi pengesahannya dari tingkat terendah di tingkat RT/RW dan lain sebagainya. Memang, dari segi bentuk tidak terlalu banyak perubahan dari versi KTP sebelumnya. Tapi, di e-KTP ini sendiri dilengkapi dengan microchip sebagai tempat penyimpanan data sehingga identifikasi yang dilakukan lebih akurat. Tapi, sayasendiri dalam thread ini berkhayal akan sesuatu inovasi dalam e-KTP tersebut. Kira-kira agan dan sista sekalian setuju gak kalau e-KTP menerapkan ide aneh dari saya ini?
Quote:
----- e-KTP -----


Jadi begini gan, pernahkah kita melihat kolom-kolom yang terdapat pada e-KTP. Dimana dalam kartu tersebut tertera kolom nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama, status perkimpoian, pekerjaan, kewarganegaraan dan yang terakhir berlaku sampai. Melihat susahnya dalam pengurusan e-KTP dimana kendala yang sering terjadi di setiap daerah adalah dimana keterbatasan dari blangko yang digunakan untuk mencetak e-KTP tersebut.
Dengan setiap perubahan data, kebanyakan masyarakat Indonesia selalu mencoba mengajukan permohonan pembuatan KTP baru dengan alasan "perubahan data". Jika kita hitung secara matematis dimana harga per blangko KTP sesuai yang saya dengar waktu itu berkisar Rp.16.000,- per unitnya. Kita permudah menjadi Rp.10.000,- per blangkonya.
Bilamana dalam sehari terdapat pengajuan perubahan data sekitar 200 orang perhari, bisa kita hitung berapa biaya yang harus di keluarkan oleh pemerintah dalam sehari hanya untuk "perubahan data" (belum termasuk pengajuan ktp baru)
Quote:
Rp.10.000,- x 200 orang = Rp. 2.000.000,- (satu hari)
Rp.10.000,- x 200 orang x 30 hari = Rp. 36.000.000,- (satu bulan)
Rp.10.000,- x 200 orang x 30 hari = Rp. 36.000.000,- (satu bulan)
nb: angka 200 orang hanya misal, karena panjangnya antrian e-KTP yang sering kita temui di Dinas Kependudukan setempat. Mungkin ditempat agan-sista punya nominal yang berbeda pula.
Dan hitungan ini belum pakai harga asli dari blangko e-KTP tersebut lo (Rp.16.000,-)

Dalam hitungan tersebut, angka tiga puluh enam juta tersebut hanya perkiraan dana yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam satu bulan pada sebuah kabupaten. Tapi, tahukah agan dan sista sekalian bahwa jumlah kabupaten di Indonesia ini sekitar 515 Kabupaten menurut sumber saya (wikipedia), Tinggal dikali tuh 36 juta dikali 515 Kabupaten berapa hasilnya yang pasti itu duit cukup buat ngasih makan anak kost perkuliahan selama sepuluh tahun

Quote:
----- Masih Tentang e-KTP -----
Dalam rangka melakukan penghematan, ada sebuah ide yang pernah terpintas dalam benak saya. Bagaimana seandainya pemerintah menerapkan e-KTP versi 2. Dengan melakukan pembenahan pada sistem e-KTP sehingga bisa lebih menekan pembelian blangko e-KTP yang imbasnya adalah penghematan anggaran yang bisa dialokasikan pada pembangunan lainnya di Indonesia ini.
Jadi begini gan, apa yang ingin sayasampaikan adalah tentang merubah data-data yang tertera pada KTP fisik ini. Dimana kita menghapus beberapa kolom yang berisikan data "alamat", " status perkimpoian", dan "pekerjaan". Mengapa? Karena poin-poin tersebut adalah poin yang sering terjadi perubahan data. Sehingga dengan menghapuskan beberapa poin tersebut, tentunya jumlah pemohon pengajuan perubahan pada data fisik e-KTP akan berkurang juga. Toh, orang ganti nama juga ga semua. Toh tempat/tanggal lahir kita juga ga bakal berubah, jenis kelamin apalagi (kecuali ente mau transgender

Lalu? Setelah di hapus mau diapain? Mungkin itu yang bakal ente tanyakan saat ini.
Jadi, setelah di hapusnya poin-poin tersebut. data-data tersebut masih tersimpan di database online milik instansi kependudukan, dan NIK kita bisa dikonversikan menjadi sebuah QR code / barcode yang mana isinya adalah link menuju data pemilik KTP sesuai NIK mereka. Dan QR Code ini diletakkan pada kartu fisik e-KTP.
suatu contoh tuh kaya gini gan.

Spoiler for NIK-QR-code:

gambar sengaja di blur karena nomernya NIK saya

Quote:
nah setelah kita scan QR-code yang tertera pada e-KTP versi 2, hasilnya kita akan di arahkan pada data KTP dari NIK yang telah di QR-codekan tersebut.
Mungkin bukan QR-code. Kita bisa menggunakan cara lain yang lebih efektif dan terjaga kerahasiaan datanya. Yang pasti apabila metode seperti ini diterapkan. Bisa kita hitung berapa rupiah yang bisa dihemat dalam penerapannya.
Jadi, ketika ada perubahan data. Pemohon cukup menyertakan blangko dan berkas-berkas pendukung ke Dinas Kependudukan setempat, dan gak perlu repot-repot lagi kembali ke Dinas Kependudukan tersebut hanya untuk nanyakan "permisi pak, apakah ktp saya sudah bisa diambil?". Di lain pihak, mereka petugas dari Dinas Kependudukan cukup meng-entryperubahan data yang telah diajukan oleh pemohon.
Data berubah, kartu KTP ga perlu ganti. Mau cek udah berubah atau belum juga tinggal Scan sini Scan situ di e-KTPnya.
Dan disini, saya tidak akan terlalu berpatok pada QR-CODE, mungkin pihak pemerintah punya terobosan lain yang keamanannya lebih terjamin jika dibandingkan menggunakan qr-code. (anggap ini PR jika ktp seperti ini diberlakukan)
Quote:
----- Terakhir tentang e-KTP -----


Setelah menggunakan scan untuk mengakses data tersebut, demi memperkuat tingkat keamanan data. Akan lebih baik apabila pemerintah mendevelop sebuah aplikasi khusus yang digunakan untuk melakukan scan qr-code (maaf saya masih menggunakan qr-code dalam pembahasan ini karena belum ada subtitusi lain untuk hal ini) tersebut. Mengapa harus khusus? Karena menurut saya sebagai anak bawang ini, dengan dibuatnya aplikasi ini maka pemerintah tentunya mempunyai usulannya sendiri untuk membuat security system demi keamanan dari pencurian data. Dan hal inilah yang harusnya difikirkan oleh mereka. Sebagai smart citizen, akan lebih efisien menggunakan cara ini. Tidak sekedar membuat aplikasinya, memaksimalkan fungsi e-KTP ini pun bisa dengan mengintegrasikan e-KTP ini dengan kartu SIM dari kepolisian, BPJS dan mungkin instansi-instansi lain yang belum terpikirkan oleh otak saya ini.

Jadi, Polisi cukup bawa HP buat scan e-KTP apakah orang yang ber-NIK ini memiliki SIM atau tidak. Dari Rumah Sakit milik pemerintah, cukup scan KTP tanpa perlu menunjukan kartu BPJS. Bukankah dengan begini bisa lebih menghemat ruang dari dompet, menghemat dana yang dikeluarkan untuk pembelian blangko kartu-kartu ini?
Quote:
----- Penutup e-KTP -----
Demikian thread tentang e-KTP ini saya buat, dengan kedangkalan ilmu yang coba saya terapkan dalam penulisan thread ini. Sehingga menyebabkan opini-opini yang mungkin bertentangan dengan fakta dari e-KTP ini sendiri di lingkungan masyarakat. Saya mohonkan maaf yang sebesar-besarnya. Karena thread dibuat hanya untuk menyampaikan ide saya yang agak nyeleneh tentang e-KTP dan kekesalan saya tentang e-KTP yang tak kunjung ada kabar kapan jadinya

Saya sempat berfikir, kita hidup di zaman pesen ojek tinggal pencet, pesen makan tinggal pencet, booking hotel tinggal pencet. Tapi fungsi e-KTP tetep aja masih perlu di fotocopy dalam pemanfaatannya untuk mengurus administrasi-adminstrasi yg ada di negeri ini.
Terimakasih sudah mampir dan menyempatkan waktunya untuk membaca thread ini hingga akhir



Quote:
sumber gambar : mbah google
sumber Ide : kekesalan TS karena KTP yang tak kunjung jadi
sumber Ide : kekesalan TS karena KTP yang tak kunjung jadi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 90 suara
Kira-kira ente setuju ga?
Setuju Banget
43%Setuju
33%Enggak juga
23%
aldysadi memberi reputasi
1
34.3K
Kutip
278
Balasan


Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

The Lounge
925.6KThread•92.4KAnggota
Urutkan
Terlama


Komentar yang asik ya