opus.deiAvatar border
TS
opus.dei
Mengejutkan! Alasan Mayoritas Umat Kristen Amerika Serikat Dukung Trump Jadi Presiden
Solidaritas kaum Injili Kristen di Amerika Serikat secara menakjubkan membantu Donald Trump memenangkan kursi Presiden.

Mereka yang bersatu menyatakan dukungan penuh agar Trump berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45 terdiri dari sebagian besar umat Katolik, kaum Mormon, beberapa aliran Protestan termasuk berbagai denominasi Kristen lain.

Menurut jajak pendapat, warga Kristen Amerika, ditambah dengan kaum Katolik meliputi 75 persen dari populasi pemilih yang memilih Trump,.

Dan mayoritas pemilih tersebut mendukung kandidat yang benci imigran, mendukung pergaulan bebas, dan punya sifat agresif.

Sementara hal-hal tersebut tidak sesuai dengan kecenderungan pemilih Kristen yang biasanya sangat peka dengan isu terkait moral di pemilihan-pemilihan sebelumnya.

Menurut FiveThirtyEight, margin kaum Injili Kristen kulit putih pendukung Trump mencapai angka sekitar 81 persen dan hanya 16 persen yang memilih Clinton.

Bahkan di beberapa negara bagian, persentase pendukung kandidat dari Partai Republik lebih besar lagi.

Sementara itu, kaum Mormon menunjukkan dukungan kedua terbesar untuk Trump yaitu 61 persen. 52 persen disumbang oleh penganut Katolik, meskipun 67 persen kaum Hispanik Katolik lebih menyukai Clinton.

Untuk warga Kristen denominasi lain menyumbang 55 persen dari total pemilih Trump.

Sebelum pemilihan, Trump secara gencar merayu para evangelis (penginjil) selama kampanye, mendirikan komite penasihat dari pucuk pimpinan mereka, yang salah satunya mengklaim bahwa Trump adalah seorang Kristen yang masih 'bayi rohani' dan Trum juga telah lahir baru.

Trump juga berulang kali memainkan isu 'ketakutan' kaum Injili bahwa Kekristenan di Amerika Serikat terus mengalami kemunduran.

Dia juga mengklaim isu-isu konservatif seperti gerakan anti aborsi, terlepas dari track recordnya sendiri yang dipertanyakan.

"Kebanyakan evangelis percaya kalau pemilu sekarang adalah pemilu yang paling berpengaruh untuk generasi kita," ujar Dr. Ronnie Floyd, pendeta senior dari Cross Church yang juga anggota komite evangelis penasihat Trump kepada The Huffington Post.

"Oleh karena itu, kaum Injili tahun ini lebih fokus pada program dibanding pada parati atau politisi."

Program tersebut, termasuk masa depan nasib Mahkamah Agung, isu-isu seperti aborsi, kebebasan beragama, pernikahan sesama jenis, dan kerinduan akan terwujudnya suatu 'kebangkitan spiritual nasional'.

Deborah Jian Lee, penulis buku Rescuing Jesus mengatakan, "Aku telah mendengar pendapat dari para evangelis dan kaum awam yang merupakan kaum warga kulit berwarna, kaum perempuan dan para pendukung LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, queer). Mereka yang berusaha keras menentang Trump. Dan sekarang mreka sangat terkejut melihat betapa banyaknya rekan-rekan seiman mereka yang justru mendukung kandidat yang dengan bangga tidak menganggap mereka sebagai bagian dari kemanusiaan. "

"Trump mengkhotbahkan kebencian terhadap imigran, rasisme, seksisme, Islamofobia, homofobia, dan banyak lagi. Sedihnya, para evangelis mengaminkan khotbah Trump tersebut." tandas Jian Lee.
Ingin 'Membalut Luka-luka' Bangsa

Presiden AS terpilih, Donald Trump, dini hari di New York, mengatakan, ia akan ‘membalut luka-luka’ bangsa dan menjadi presiden ‘bagi semua Amerika’.

Trump mengungkapkan hal itu dalam pidato singkat atas kemenangannya setelah memenangi pemilu.
Tokoh kontroversial dari kubu Republik itu terpilih untuk menggantikan Presiden Barack Obama setelah Trump menyisihkan calon presiden Hillary Clinton dari Partai Demokrat .

Di tengah gelombang euforia para pendukungnya di sebuah panggung pesta kemenangannya di kota asalnya New York, Trump berusaha untuk mengakhiri perpecahan.

Trump ingin mengubur dalam-dalam berbagai perpecahan, konflik, dan dendam yang mewarnai 18 bulan masa kampanye saling serang atas masalah personal.

"Bagi mereka yang telah memilih untuk tidak mendukung saya di masa lalu, saya siap menjangkau Anda untuk mendapatkan bimbingan dan bantuan Anda sehingga kita dapat bekerja sama dan menyatukan negara kita yang besar," kata Trump.

"Saya berjanji kepada setiap warga di negeri ini bahwa bahwa saya akan menjadi presiden untuk semua orang Amerika," ujarnya disambut tepuk tangan meriah para pendukungnya.

Trump juga berbicara dengan suara lembut saat menyapa saingannya yang kalah, Hillary Clinton setelah keduanya saling menyerang pada persoalan sangat personal selama kampanye.

"Hillary telah bekerja sangat lama dan melewati periode sulit untuk waktu yang lama pula. Kita berutang rasa syukur atas tugas pelayanannya selama ini untuk negara kita,” katanya.

"Maksud saya sangat tulus," ujar Trump lagi, yang juga masih disambut dengan aplaus meriah dari para pendukung yang mengelilingnya di sekitar podium.

Presiden terpilih, yang memiliki karakter provokatif dan keras itu, mengatakan, Hillary telah meneleponnya untuk mengakui kekalahannya setelah negara bagian Pennsylvania, yang menjadi basis Demokrat sejak tahun 1992, telah mendukung Trump.

Kristen

siapa menabur kasih, ia akan dikasih Tuhan
Diubah oleh opus.dei 03-01-2018 11:24
0
3.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.