surya.hrAvatar border
TS
surya.hr
Mereka Dianggap Primitif, Tapi Prinsip Hidupnya Patut Ditiru!


Mendengar beberapa suku yang hidup dipedalaman, otomatis kesan yang pertama kali hinggap dikepala adalah: menyeramkan, terbelakang, bodoh, primitif dan stigma negatif lainnya.

Lantas, benarkah demikian? Apakah mereka yang hidup berkalang aspal jalanan dan hidup digedung menjulang lantas serta merta modern dalam segala hal? Pola pikir dan juga tindak tanduknya?

Mari kita intip bagaimana keseharian suku Baduy. Suku yang masih memilih hidup dipedalaman dengan segala pola pikirnya.

Spoiler for potret kehidupan perempuan Baduy:


Suku Baduy bisa ditemukan di daerah Jawa Barat. Perjalanan menuju kesana bisa ditempuh dalam jarak sekitar 9 jam melalui jalan kaki pulang pergi dari Ciboleger.

Dalam kesehariannya, suku ini menerapkan pola hidup yang sangat sederhana. Mereka jarang makan daging tertentu, karena dianggap bisa mengganggu metabolisme tubuh.

Bahkan mengkonsumsi daging ayam, sapi atau kerbau, hanya dilakukan sesekali saja pada saat ada ritual keagamaan.

Untuk urusan kesehatan, sayur mayur adalah andalan mereka, jauh-jauh hari sebelum orang kota yang katanya "modern", menjadi vegetarian.

Spoiler for Anak² suku Baduy memiliki fisik yg ditempa oleh alam:


Selain itu, ada aturan lain yang telah disepakati oleh seluruh penduduk desa di kampung Baduy.
Seisi penduduk, mandi tanpa menggunakan sabun dan pasta gigi.

Sebagai pengganti, mereka menggunakan kecombrang atau honje sebagai pengganti sabun mandi, sabut kelapa atau sirih sebagai pengganti pasta gigi. 

Alasannya simple, sabun dan pasta gigi mengandung bahan kimia yang bisa merusak lingkungan.

Pola hidup yang sederhana namun bermakna tampak pula dalam aturan lainnya. Salah satunya adalah larangan membuang sampah ke sungai, yang merupakan sumber kehidupan.

Tak hanya untuk manusia saja, namun demi kelestarian habitat lain yang tinggal disungai.

Spoiler for Rumah suku Baduy:


Contoh kesederhanaan lainnya adalah, bagaimana mereka menahan diri untuk tidak rakus dan bersikap egois.

Kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan, memelihara mata air dengan baik, saling berbagi kepada sesama, dan berbagai nilai positif lainnya yang kini makin terkikis dalam kehidupan masyarakat dalam peradaban yang dianggap modern itu.

Spoiler for Lumbung tempat menyimpan padi:


Lalu, apakah yang hidup bergelimpangan fasilitas diperkotaan, lebih modern dan manusiawi dalam menjalankan kehidupannya?

Apa karena sengitnya kompetisi hidup dikota membuat antara individu satu dengan lainnya menjadi serigala bagi lainnya?

Bahkan yang berbalut baju necis, berdasi, sepatu mahal ternyata memiliki pikiran picik?

Atau yang terbungkus dalam baju agamis namun mulutnya penuh kata-kata kotor dan jauh dari kalimat sejuk? Berdakwah tapi pake marah-marah? Ini ajarannya siapa ya?

Tentu tidak semuanya yang tinggal dikota seperti itu. Karena selalu ada pengecualian untuk sebuah atau beberapa hal.

Lantas, siapakah yang sebenarnya jauh lebih primitif?

referensi
Diubah oleh surya.hr 31-12-2017 02:39
4
39.3K
268
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.