HOT THREAD KE 91
*22 Desember 2017*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Dunia internasional berkecamuk usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pernyataan klaim sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Tak hanya dari negara dengan penduduk muslim, negara - negara di Eropa, termasuk Inggris pun mengkritik klaim ini. Mereka menilai pernyataan ini justru menyulut masalah baru di tanah Yerusalem..

Di dalam negeri, Presiden Joko Widodo menyatakan kekecewaannya atas tindakan penguasa negeri adidaya ini. Beliau memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia untuk menyampaikan sikap resmi pemerintah terhadap klaim sepihak ini.

Presiden Jokowi juga menghadiri KTT OKI yang di selenggarakan di Istanbul Turki beberapa waktu yang lalu. Negara - negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam ini bahkan menyatakan pengakuan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina sebagai bentuk dukungan mereka.

Tak ketinggalan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyerukan Gerakan Bela Palestina yang sudah di selenggarakan pada hari minggu lalu di Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Dalam gerakan yang di ikuti oleh ribuan orang tersebut, MUI juga menyampaikan petisi yang salah satunya menghimbau masyarakat Indonesia untuk memboikot seluruh produk dari perusahaan Amerika dan Israel yang beredar di tanah air.

Tapi mungkinkah hal ini benar - benar bisa teralisasi?



Pertama


Tidak ada salahnya MUI menyerukan gerakan boikot terhadap produk Amerika dan Israel sebagai bentuk dukungan dan solidaritas. Anggap saja semua masyarakat yang mendengar seruan ini benar - benar ingin mengikuti gerakan boikot. Tapi apakah mereka tau mana saja produk - produk Amerika dan Israel yang beredar di sini. Saat ini hampir semua produk yang kita gunakan dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi merupakan produk barat.



Kedua


Produk - produk Amerika dan Israel tidak hanya di pasarkan di Indonesia saja tapi juga di seluruh dunia. Dengan melakukan boikot di Indonesia, tidak akan berdampak banyak terhadap kelangsungan penjualan produk secara umum. Belum lagi masyarakat kita sudah terlalu bergantung pada produk - produk tersebut. Jika kita melakukan boikot, maka kita musti mencari alternatif produk sejenis yang belum tentu ada penggantinya. Jikalaupun ada, belum tentu kita mau menggunakannya. Sebagai contoh siapkah kita meninggalkan aplikasi WhatsApp dan Facebook yang hampir di gunakan mayoritas mayarakat Indonesia sehari - hari dan menggantinya dengan aplikasi lokal yang kurang familiar?



Ketiga


Pernyataan MUI untuk memboikot produk Amerika hanyalah ungkapan kekesalan dan emosional, tidak benar - benar realistis. Menurut dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia, Nur Iman Subono, pernyataan boikot ini sungguh tidak realistis, mereka menyerukan boikot tapi seruannya ditulis dengan menggunakan piranti lunak pemroses kata produk Amerika, dengan komputer yang menggunakan sistem operasi produk Amerika, dan diposting di situs yang menggunakan sistem produk Amerika. Serta disebar-luaskan dengan aplikasi produk Amerika juga.



Keempat


Dari pada melakukan boikot terhadap produk Amerika yang belum tentu membuahkan hasil, ada baiknya kita mengambil keuntungan dari kejadian ini. Menurut peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira, ada baiknya kita melakukan pembalasan terhadap langkah perdagangan AS. Jika selama ini Amerika menerapkan bea masuk yang tinggi terhadap produk Bio Diesel Indonesia yang di ekspor ke AS, pembalasan inj bisa kita lakukan terhadap produk AS yang di impor Indonesia seperti kopi, gandum, kedelai dan tembakau dengan menerapkan bea masuk yang tinggi juga.








Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Ini, Ini, dan Ini