Bicara danau dan ekosistem, memang mengasyikkan seasyik kopi nikmat yang ada di depanku. Namun sepertinya kalian tak pernah tahu bahwa beberapa danau indah di Indonesia mengalami kritis, dan rusaknya ekosistem membuat hancurnya alam dimana hewan endemik menjadi sulit ditemui, karena perkembang biakannya terhambat.



Hewan Danau endemik apa saja yang sudah kritis karena rusaknya alam akibat ulah manusianya sendiri, mari kita kupas masalah ini.

Ikan Ihan di Danau Toba



Ihan (ikan batak) merupakan jenis ikan tawar sumatera yang hanya terdapat di sekitar perairan danau toba. Ikan Ihan yang mempunyai nama latin Neolissochillus Thienemanni sumatranus termasuk ke dalam kerabat Ikan Mas (Cyprinus carpio).

Habitatnya adalah perairan jernih dan deras, tentu berbeda dengan ikan mas atau ikan lele yang bisa hidup di air yang agak keruh.

Diperairan danau toba sendiri, saat ini Ikan Ihan sudah jarang ditemukan, penyebabnya adalah habitatnya yang rusak (kondisi danau toba yang semakin memprihatinkan). Oleh karena sudah jarang ditemui, maka oleh IUCN Red List of the Threatened Species, Ikan Ihan diklasifikasikan ke dalam kelompok terancam/Vulnerable.

Dengan rusaknya ekosistem Danau ikan yang banyak terdapat di aliran muara Danau Toba menjadi sangat memprihatinkan, mudah-mudahan ada pihak pemerintah yang memberikan bantuan dan antisipasi agar hewan endemik ini tidak punah.

Rinuak Di Danau Maninjau



Danau Maninjau, danau yang terkenal dengan legenda “Bujang Sambilan” ini konon kabarnya berasal dari letusan gunung Maninjau / Tinjau.

Danau Maninjau menjadi sumber pencaharian bagi masyarakat sekitar karena kekayaannya akan flora dan fauna yang banyak, seperti bada (kalau di danau Singkarak disebut bilih), rinuak, pensi (kerang kecil-kecil). Selain itu, danau Maninjau juga dijadikan tempat usaha perikanan yang disebut karamba.

Nah ikan kecil mirip ikan teri yang dinamakan rinuak menjadi hewan endemik di danau ini, danau ini termasuk danau kritis karena suka keluarnya endapan racun yang membuat banyak ikan di danau tersebut mati.

Bahkan dahulu jenis betok, sidat, cide-cide dan lainnya sudah punah atau tidak ditemukan lagi di perairan Danau Maninjau.

Punahnya ikan asli danau itu akibat penangkapan ikan secara belebihan yang dilakukan nelayan, dan juga pencemaran serta dimangsa ikan lain.

"Ikan nila, patin dan dan gabus merupakan predaktor ikan dengan ukuran kecil," upaya dari pemerintah memang sudah dilakukan tinggal masyarakatnya yang harus menjaga alam.

Manggabay di Danau Limboto



Danau Limboto merupakan danau satu-satunya di Kabupaten Gorontalo yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar. Namun, usia danau terbesar di Gorontalo itu diperkirakan kurang dari 10 tahun lagi.

Danau limboto mengalami rusak parah karena pencemaran alam, dan tumbuh suburnya eceng gondok, tak hanya penyusutan air danau karena sumber mata air yang tak mengalir namun begitu juga dengan hewan endemik yang ada menjadi jarang sekali ditemukan.

Ikan Manggabay pun menjadi sangat sulit ditemukan dan terancam punah, walau pembenahan sudah dilakukan namun jangkanya teramat lama, harus dari hilir hingga hulu semua berbenah.

Itulah beberapa hewan endemik danau di Indonesia yang terancam punah, yuk kita lestarikan alam untuk anak cucu kita agar negeri ini selalu menjadi destinasi wisata yang menarik.

Sebelum coment sruuppuutt kopi dolo kawan.





Referensi

http://lipi.go.id/lipimedia/lipi:-20-spesies-ikan-danau-maninjau-punah/18337

http://www.mongabay.co.id/2014/11/19/inilah-nasib-manggabai-ikan-endemik-danau-limboto/

http://m.bisnis.com/industri/read/20161114/99/602100/lipi-sumbar-budidayakan-5-jenis-ikan-asli-danau-maninjau