Assalamualaikum Wr.Wb

Thread ini tidak ada penawaran apapun, saya mau share tentang pengalaman atau case yang sedang saya jalani. Mungkin temen-temen di kaskus ada yang udah lewatin masa seperti yang akan saya ceritakan ini, mohon bimbingan dan masukannya.

Saya adalah seorang mahasiswa dual degree (teknik penerbangan dan manajemen bisnis di Univ yang sama) yang nyambil wirausaha. Ya bikin brand kecil-kecilan lah, beberapa di antaranya coffee foodtruck (kopi senja cikapundung), kebab misba (branding kebab instan), gobalon (web developer bareng temen), lox (brand fashion cewe gitu, manufaktur tas kecil-kecilan), volke (branding dan manufaktur dompet kulit kecil-kecilan). Selain brand-brand tersebut yang saya buat bareng temen-temen, saya juga aktif di organisasi mahasiswa, di Univ tempat saya kuliah, saya sempat menjadi presiden mahasiswa terus aktif juga organisasi mahasiswa penerbangan indonesia gitu. Tapi sekarang, beberapa brand yang saya bangun bareng temen-temen sudah dijual sebagian, yang sekarang masih jalan tinggal gobalon sama kebab misba. Terus untuk jabatan organisasi mahasiswa pun sudah selesai semua, sekarang kuliah yang teknik penerbangan tinggal nyusun skripsi (males banget parah) terus yang manajemen masih ada 2 semester lagi belum beres.

Ada satu moment dimana temen saya nawarin saya untuk bangun perusahaan catering. Sedikit cerita tentang background temen saya tersebut, dia temen deket saya dari sma dan emang ada family business yang gabisa dipandang remeh lah. Fokus dari fams bisnis dia di industri tekstil (washing denim dan trading kain), kondisinya emang makmur banget. Temen saya itu pinter banget masalah keuangan, rajin banget baca buku dan ya kalo ditanya konsep atau teori apapun tentang keungan jangan ditanya deh. Nah singkat cerita, penawaran dia kepada saya tentang bisnis catering tersebut saya tanggapi dengan serius, tujuan dia adalah mau ekspansi bisnis keluarganya ke industri yang berbeda yaitu F&B yang berarti tugas saya cukup beresiko karena investasi yang dia gelontorkan ke saya itu aset keluarga, bukan personal dia. Setelah meeting serius untuk pembahasan proyek ini (sekitar 4 s/d 5 bulan yang lalu) beberapa poin itu adalah saya yang akan memimpin project ini tapi saya harus punya team establish yang ahli di bidangnya di antaranya yang bakal jadi manajer operasional yaitu yang emang menguasai, berpendidikan dan berpengalaman di dunia catering lalu manajer pemasaran yang pasti kontennya di sini catering.

Mulai dari awal meeting kesepakatan sampe saat ini, saya udah beberapa kali meeting dengan calon rekan setim saya (operasional & marketing), udah beberapa analisis yang saya buat termasuk dengan business plan yang cukup dalem juga analisisnya. Saya pelajari semua tentang dunia catering, saya datengin asosiasinya, saya tanya-tanya sama yang punya catering, saya dateng ke pameran-pameran yang berhubungan dengan catering, pokonya maksimal banget deh.

Tapi ada satu hal yang pasti bikin pembaca di sini bertanya-tanya, kesepakatannya apa sih? Terus fee nya gimana? Apakah dapet saham atau pure gaji?

Sebetulnya untuk masalah kesepakatan, hingga saat ini (12/12/2017) hanya sebatas pembicaraan saja, belum ada kesepakatan resmi tertulis hitam di atas putih. Semua effort saya mulai dari analisis, etc pure cost dari saya. Terus untuk kesekapatan masalah keuangan atau fee, sistemnya ya digaji dan dapet saham walaupun kemungkinan sih dikit banget (kalo emang projectnya udah jalan, kan sampe sekarang belum mulai).

Nah sekarang kita masuk ke poin permasalahan, rekan tim saya yang bakal jadi manajer operasional sama manajer pemasaran minta feenya cukup besar, padahal saya belum ada kesepakatan harga dengan pemodal tapi ya kalo sebatas obrolan sih udah ada cuma kan belum ada resminya berapa dan sistemnya bagaimana. Sampe akhirnya posisi saya diragukan oleh rekan tim saya tersebut karena kita udah beberapa kali meeting tapi belum ada keputusan yang pasti dan mengikat. Selain itu, pihak pemodal juga emang sibuk banget jadi saya bingung arrange jadwal untuk meeting dengan beliau. Berarti ada dua poin permasalahan di sini, yaitu:
1. antara saya dengan yang akan menjadi rekan tim saya.
2. antara saya dengan pihak pemodal.

-Sekarang kita bahas kasus yang pertama pertama:
rekan tim saya minta fee yang cukup tinggal walaupun mereka gak minta saham. Ya memang masuk akal karena mereka berdua jika dilihat dari perspektif pendidikan jelas gan, yang satu S2 ITB yang satu lagi lulusan F&B dari belanda yang emang sangat berpengalaman di bidang F&B. Tapi kan tetep di sini posisi perusahaan baru berdiri, belum bisa ada kepastian masalah income perusahaan itu sendiri terus kedepannya kan yang ngegaji bukan pihak investor, ya perusahaan lah kedepannya yang ngegaji semua manajemen di perusahaan. Posisi saya belum benar-benar berani untuk kasih mereka fee yang cukup tinggi kecuali sudah ada gambaran jelas tentang income yang berarti juga minimal perusahaan sudah jalan 2 tahun. Nah menurut agan-agan solusi untuk permasalahan pertama ini bagaimana?

-Kita masuk ke kasus ke dua:
Meskipun kemungkinan nilai investasi sudah ada bayangan dari ya sebatas obrolan, tapi tetep belum ada keputusan resmi hitam di atas putih. Pertanyaannya adalah, menurut agan-agan sekalian, sistem pembagian yang baik untuk project ini seperti apa? (investasi 100% dari pemodal)

Terimakasih untuk agan-agan yang menanggapi curhatan saya ini dengan serius. Kita sharing beberapa ilmu di sini, di antaranya
-hubungan pengelola dengan pemodal
-strategi pembangunan perusahaan dengan sistem keuangan suntikan dana
-pengalaman agan-agan dalam berwirausaha

Untuk agan-agan yang mau kenal lebih dekat dengan saya boleh cari linked in saya atas nama "Mulki Nurhalim"
www.linkedin.com/in/mulkinurhalim

Wassalamualaikum Wr.Wb