izzredday
TS
izzredday
Opini - Reuni 212, Perlukah???
Pada tanggal 2 Desember 2017 yang lalu kita menyaksikan kembali monas
di penuhi oleh lautan manusia, ada yang bilang jumlahnya sekitar
puluhan ribu jiwa, ada pula yang mengklaim ratusan ribu jiwa, bahkan
ada yang mengatakan jutaan.
Reuni 212 yang dimaksudkan untuk mengingat kembali suatu moment, yaitu
aksi 212 yang terjadi pada 2 september tahun lalu, yang dimaksudkan
sebagai bentuk kecaman terhadap penistaan agama islam yang dilakukan
oleh mantan gubernur Jakarta yang kala itu masih menjabat.
Kemarin, salah satu televisi swasta mengangkat tema tentangi reuni 212
dalam salah satu program debatnya, debat yang bertajuk "Reuni 212,
Perlukah? itu menghadirkan para narasumber - narasumber dari kedua
kubu, kubu yang merasa bahwa reuni 212 itu perlu dan kubu yang merasa
tidak perlu di adakan reuni.
.
Dalam debat yang berlangsung seru itu, para nara sumber memaparkan
dengan jelas alasan alasan mereka, seperti biasa debat selalu berujung
saling bantah dan saling mencari pembenaran, semua orang punya alasan
kuat atas argumennya masing masing.
Jika kita berusaha menjawab pertanyaan yang menjadi tema debat
tersebut tentulah kita akan mempunyai jawaban yang beragam pula, tentu
saja karena kita mempunyai pandangan yang berbeda antara satu dengan
yang lain, persis seperti nara sumber tadi, selalu ada pro dan kontra.
Perlukah di adakan reuni 212?
Jawabannya adalah, perlu bagi yang perlu, dan tidak perlu bagi yang tidak perlu!
.
Jika boleh saya memberi pendapat, menurut saya ada beberapa elemen
yang menjadi anggota reuni 212, jelas dalam hal ini yaitu mereka yang
merasa perlu di adakan reuni.
.
Pertama, Mereka yang mempunyai kepentingan politik, seperti kita semua
saksikan bahwa aksi 212 itu sendiri lahir ketika keadaan politik yang
memanas pada saat itu, yaitu menjelang pilkada jakarta, meski ada yang
tidak mengakui namun hal kepentingan politik adalah salah satu motor
penggerak aksi 212, sebagai bukti nyata, lihatlah bahwa aksi 212
maupun reuni 212 itu sendiri di hadiri oleh banyak sekali tokoh
politik negeri ini... hal ini tentu dapat menjadi indikator.
.
Kedua, Mereka yang ingin mendirikan negara khilafah di negeri ini,
dalam reuni 212 kemarin kita lihat banyak sekali sepanduk dan poster
yang berisi dukungan terhadap ke-khalifahan, bahkan banyak kita lihat
bendera bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dikibarkan dimana
mana, seperti kita tahu bahwa HTI adalah salah satu organisasi yang
sangat getol menyuarakan agar ke-khalifahan di tegakkan di Indonesia,
meski akhirnya niat itu tercium oleh pemerintah dan HTI di bubarkan
melalui Perpu Ormas.
.
Ketiga, Umat Islam yang tidak percaya diri.
Reuni 212 di isi juga oleh orang orang yang merasa bahwa ada
usaha-usaha mengkerdilkan umat islam di negara ini, mereka merasa
posisi umat islam sedang di kriminalisasi, mereka merasa bahwa ada
upaya dari pihak lain untuk menghancurkan islam, sehingga merasa perlu
untuk melakukan reuni 212, untuk menunjukkan bahwa umat islam adalah
umat yang bersatu dan lagi bahwa islam adalah mayoritas di Indonesia.
Dari elemen - elemen di atas maka lahirlah ribuan orang yang meski
pada dasarnya memiliki motif dan tujuan yang berbeda namun memilih
mengadakan reuni 212 untuk mewujudkan kepentingan masing masing.
.
Lalu mereka yang tidak hadir ketika reuni 212 berlangsung?
Mereka adalah orang orang netral yang tidak mempunyai kepentingan
apapun dengan di adakannya reuni tersebut, mereka tak ada kepentingan
politik apapun, tak berniat untuk mengganti ideologi negeri ini dengan
sistem khilafah pun sebagai umat islam mereka tak merasa dalam keadaan
terancam dan terzolimi oleh pihak manapun, sehingga sama sekali merasa
tak perlu di adakan reuni 212 dan semacamnya.
Jadi menurut saya, reuni 212 itu, adalah sangat perlu di lakukan bagi
mereka yang merasa punya kepentingan di dalamnya, namun bagi mereka
yang tak memiliki kepentingan apa-apa maka jelas, bahwa reuni tersebut
tak bermanfaat apa-apa baginya.
.
Akhir kata saya ingin sekali lagi mengingatkan kepada saudara
pembaca, bahwa aksi 212 adalah aksi yang di isi oleh elemen elemen
yang memiliki kepentingan di dalamnya, tidak ada hubungannya dengan
agama manapun dan tidak dapat di gunakan sebagai ukuran keimanan
siapapun, semoga kita lebih bijak dalam memahaminya.
Diubah oleh izzredday 07-12-2017 17:50
NecroTorturepakisal212andrianalifi
andrianalifi dan 8 lainnya memberi reputasi
1
26K
288
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Debate Club
Debate Club
8.2KThread3.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.