putra.mahkotakAvatar border
TS
putra.mahkotak
RI, Malaysia dan Thailand Kini Tak Lagi Bergantung Dolar AS
https://m.detik.com/finance/moneter/d-3765497/ri-malaysia-dan-thailand-kini-tak-lagi-bergantung-dolar-as?_ga=2.133803022.1263044369.1512275044-95695785.1489048289



Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama Bank Negara Malaysia (BNM) dan Bank of Thailand (BoT) telah meluncurkan Local Currency Settlement (LCS) Framework pada Senin (11/12). LCS bertujuan untuk mengurangi penggunaan dolar AS sebagai mata uang utama dalam transaksi perdagangan bilateral ketiga negara.

LCS ini dilakukan karena perdagangan bilateral antar ketiga negara terus meningkat setiap tahunnya. Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah menjelaskan peluncuran LCS ini untuk memfasilitasi negara yang menjadi mitra dagang.

"LCS ini karena didorong oleh kebutuhan ketiga negara sangat tinggi, sehingga dibutuhkan cara untuk mengurangi dolar AS sebagai mata uang utama dalam perdagangan internasional," kata Nanang, Senin (11/12/2017).

Nanang menjelaskan, skala perdagangan ekspor dan impor ketiga negara terus meningkat, dengan mengurangi ketergantungan ketiga negara terhadap dolar AS akan mengurangi kerentanan ketiga negara terhadap shock eksternal, diversifikasi eksposur mata uang.

"Kemudian juga bisa mengurangi biaya transaksi karena keharusan mengonversi ke dolar AS dan pengembangan pasar mata uang regional," ujarnya.

Nanang menjelaskan dengan kerja sama ini diharapkan biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. "Biasanya kalau mau transaksi menggunakan Thailand Baht kan harus beli dolar AS dulu, kalau sekarang langsung beli kan spread-nya lebih kecil," ujar Nanang.

Selain itu, kerja sama ini akan mendorong pengembangan pendalaman pasar keuangan. Yakni mengurangi ketergantungan valuta asing (valas) dolar AS.

Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhop menjelaskan kerja sama ini bisa mengurangi ketergantungan penggunaan dolar AS yang volatil. Kemudian ini juga akan mempercepat transaksi antar negara dengan mengurangi step yang biasanya lebih banyak dilakukan di pasar keuangan.

"Kerja sama ini akan membuat transaksi perdagangan dan hubungan antar negara bisa lebih baik," jelas Veerathai.

Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Muhammad bin Ibrahim mengungkapkan peluncuran local currency settlement framework ini bisa mendorong menggunakan mata uang lokal pada transaksi perdagangan antar negara.

"Ini akan memberikan dampak signifikan kepada negara karena bisa mempercepat transaksi pembayaran tanpa harus membeli USD terlebih dahulu," imbuh dia.

(mkj/mkj)


1.Berlaku 2 Januari 2018



Foto: Rengga Sancaya


Gubernur BI, Agus Martowardojo menjelaskan kerja sama ini secara efektif akan dilakukan pada 2 Januari 2018 mendatang. Kemudian ini adalah upaya berkelanjutan untuk mendorong penggunaan mata uang rupiah, ringgit dan baht secara lebih luas dalam transaksi perdagangan dan investasi antara ketiga negara. Pembentukan framework LCS tersebut merupakan langkah penting dalam upaya penguatan kerja sama keuangan antara BI, BOT dan BNM.

Dalam rangka memfasilitasi operasionalisasi framework LCS tersebut, Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand telah menunjuk beberapa bank yang memenuhi kriteria kualifikasi utama untuk memfasilitasi transaksi bilateral.

"Bank-bank yang ditunjuk tersebut antara lain memenuhi kriteria sebagai bank yang berdaya tahan dan sehat di setiap negara, memiliki pengalaman dalam memfasilitasi perdagangan antar kedua negara, memiliki hubungan bisnis dengan bank di kedua negara, dan memiliki basis konsumen dan kantor cabang yang luas di negara asal (home country)," kata Agus.

Untuk operasionalisasi framework LCS rupiah-ringgit, Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia menunjuk 6 (enam) bank di Indonesia dan 5 (lima) bank di Malaysia sebagai berikut :

Dari Indonesia ada BRI, Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga dan Maybank Indonesia. Kemudian dari Malaysia CIMB Bank Berhad, Hong Leong Bank Berhad, Malayan Banking Berhad, Public Bank Berhad, RHB Bank Berhad.

Untuk operasionalisasi framework LCS rupiah-bath, Bank Indonesia dan Bank of Thailand menunjuk bank-bank 5 (lima) bank di Indonesia dan Thailand yaitu :

Bank dari Indonesia adalah BRI, Bank Mandiri, BCA, BNI dan Bangkok Bank PCL. Lalu dari Thailand Bangkok Bank PCL , Bank of Ayudhya PCL, Kasikornbank PCL, Krungthai Bank PCL, Siam Commercial Bank PCL.
(mkj/mkj)


2.Nilai Perdagangan yang Besar



Foto: Rachman Haryanto

Agus menjelaskan, total perdagangan antar tiga negara ini selama 5 tahun terakhir tercatat US$ 1,2 triliun atau setara dengan Rp 1.620 triliun atau sekitar 50% dari total perdagangan ASEAN.

Agus menjelaskan dalam periode 2010-2016, volume transaksi perdagangan antara Indonesia dan Malaysia tercatat US$ 19,5 miliar atau setara dengan Rp 263 triliun (kurs Rp 13.500) Lalu untuk perdagangan antara Indonesia dan Thailand rata-rata US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 202 triliun.

"Angka tersebut mencerminkan potensi yang sangat besar jika menggunakan local currency atau mata uang lokal. Untuk mendukung pendalaman pasar keuangan masing-masing negara, BI, BNM dan Bank of Thailand mengajak 17 bank untuk memfasilitasi ini," ujar Agus.

Agus mengharapkan dengan LCS ini bisa meningkatkan penggunaan Rupiah, Ringgit dan Baht di pasar domestik. "Kami harapkan ini bisa meningkatkan pendalaman pasar keuangan. Mengutip pepatah China dari Lao Tze, Perjalanan ribuan mil dimulai dari langka pertama. LCS ini adalah bagian dari perjalanan itu untuk memperdalam pasar keuangan, liquid dan efisien di regional," ujarnya.

Kemudian untuk 3 tahun terakhir perdagangan antara Indonesia dengan Thailand, disebutkan rata-rata impor Indonesia dari Thailand US$ 10 miliar atau dengan pangsa 5,7% dari keseluruhan impor dari mitra dagang. Sedangkan ekspor ke Thailand rata-rata US$ 5,9 miliar atau 3,4% dari total ekspor ke mitra dagangan Indonesia.

Sedangkan Indonesia dengan Malaysia rata-rata nilai impor dalam tiga tahun terakhir adalah US$ 11,5 miliar atau 6,6% dari keseluruhan impor. Sedangkan ekspor Indonesia dalam tiga tahun terakhir rata-rata US$ 9.6 miliar atau 5,5% dari total ekspor.

Untuk penggunaan mata uang dalam ekspor impor, penggunaan Baht dalam impor dari Thailand hanya US$ 0.28 miliar atau 0,2% dari keseluruhan pembayaran impor. Demikian pula penggunaan Malaysian Ringgit hanya US$ 0,44 miliar atau 0,3% keseluruhan pembayaran impor.

Secara total, pembayaran Impor Indonesia dari keseluruhan negara mitra dagang 76,3% dalam dolar AS. "Bila pembayaran impor ke Malaysia dan Thailand menggunakan mata uang lokal masing-masing, setidaknya diharapkan akan turut mengurangi permintaan terhadap dolar AS di dalam negeri," imbuh dia.(mkj/mkj)

3.Lebih Efisien



Foto: Agung Pambudhy

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan hal ini akan membuat pengusaha bisa lebih efisien. "Jadi kita tidak perlu bolak-balik jual beli Dolar AS, bisa lebih efisien harusnya," kata Jahja.

Dia menjelaskan, dengan LCS ini maka eksposur dolar AS bisa berkurang, sehingga bisa mendorong pendalaman pasar keuangan. Jahja menjelaskan, penawaran kerja sama ini diberikan oleh Bank Indonesia selaku bank sentral.

"BI menanyakan kepada bank lokal yang mau dan minat di program ini. Sama seperti bank Thailand dan Malaysia kita juga ada untuk kerja sama Local Currency Settlement ini," imbuh dia.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto menjelaskan dengan LCS ini transaksi perdagangan bilateral bisa lebih cepat dan nyaman untuk pengusaha.

"Karena pakai mata uang sendiri dan langsung ke negara tujuan, maka bisa lebih efisien. Selama ini kan problemnya di kurs dolar AS yang turun naik, nanti bisa lebih efisien, cepat dan nyaman," ujarnya.

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni menjelaskan tujuan LCS adalah untuk mendiversifikasi mata uang. Kemudian untuk menurunkan biaya transaksi.

"Yang pasti kita mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, padahal potensi melakukan transaksi dengan local currency dua negara bisa dilakukan," ujarnya.

Dia menjelaskan, potensi penggunaan LCS ini sangat besar. Pasalnya transaksi pembayaran untuk perdagangan bilateral masih sangat besar menggunakan dolar AS. Dengan LCS diharapkan bisa diturunkan yakni menjadi 60% - 70%.

"Jika bisa diturunkan sekitar 60% hingga 70% tentu bagus sekali. Ini akan sangat bagus karena bisa mengurangi ketergantungan pada dolar AS," ujarnya.(mkj/mkj)
____________________________

Manteb tenan emoticon-Big Grin
0
25.6K
196
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.