Seperti biasa dari menikmati kopi menjadi sebuah cerita, nampaknya di hadapanku kini nampak seorang yang di sebut seorang ahli sedang menasehati orang lain, namun kok caranya aneh dan unik tegurannya dengan memotong pembicaraan orang yang di nasehati, lalu berkata dengan lantang ini dan itu tentang ilmu yang dimiliki serupa tukang obat, astaga nasehati seseorang kok seperti orasi demo mahasiswa waktu 98 lalu.



Tak jarang keadaan menjadi ramai orang yang lewat pun tertegun, bahkan ada saja yang kepo hingga riuh rendah pun terdengar dari banyaknya orang yang melihat percakapan mereka.

Lalu bagaimana seseorang yang dinasehatinya ? secara logika ia terlihat merah padam antara menahan kentut atau rasa malu, memang hal itu susah dibedakan namun yang jelas malu lebih utama, maklum saja ia di nasehati dengan dilihat banyak orang seperti orang bodoh, walau memang bodoh pun rasanya tak pantas diperlakukan seperti itu.

Hal ini memang sering terjadi di kalangan para ahli, bahkan ketika menasehati hal yang sombong terkesan arogan jadi bingung akhirnya siapa yang sombong dan mencari sensasi disini ??

Bagi orang awam yang tak mengerti memang perlu di nasehati, namun tak usahlah secara frontal dan di dengar orang banyak toh mereka yang salah harusnya di hormati dengan membicarakan nasehat secara santun, terlebih lagi empat mata lebih baik.



Seseorang yang hendak memberikan nasihat harus berusaha untuk tidak mempermalukan orang yang hendak dinasehati. Ini adalah musibah yang sering terjadi pada kebanyakan orang, saat dia memberikan nasihat dengan nada yang kasar. Cara seperti ini bisa berbuah buruk atau memperparah keadaan. Dan nasehatpun tak berbuah sebagaimana yang diharapkan.

Lalu apakah di dunia ini menasehati secara santun sudah semakin langka ??

Menurut catatan ngawur di warung kopi cara zaman now menasehati orang lain secara santun memang langka, budaya orasi untuk menegur pemimpin dilindungi undang-undang dan itu saya rasa salah karena banyak diadopsi oleh mereka yang ingin menasehati seseorang setara dengan orasi seperti manusia yang merasa dirinya suci, tak jarang mereka yang menasehati seseorang malah terlihat penuh dengan arogansi.



Mohon berfikirlah dengan hati menasehati dengan santun akan langsung menyentuh hati, hindarilah adab tak terpuji dengan keburukan yang dilapisi seakan kebaikan..

Ahhh...nampaknya budaya santun negeri ini sudah hilang dari tanah air ini, mohon maaf kalau ada yang merasa toh saya sebenarnya juga menasehati anda dengan tulisan ini..

Semoga budaya menasehati menjadi kesejukkan tersendiri di negeri penuh janji ini...

Hitam katakan hitam putih katakan putih...layaknya kopi yang memang tak pernah berbohong pada sang lidah...

Monggo sruuppuutt kopi dolo kawan..



Penulis c4punk