widnimegaAvatar border
TS
widnimega
Perkembangan Media Penyiaran di Indonesia
Oleh: Widni Megaria Rohman
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Perkembangan Jurnalisme penyiaran begitu pesat dalam beberapa akhir dekade ini, tidak di pungkiri dengan beberapa media yang ada di dalamnya seperti radio, televisi bahkan media online sekalipun sudah menunjukan perubahan yang signifikan. Di Indonesia sendiri perkembangan jurnalisme penyiaran sangat jauh berkembang dari pada zaman dulu ketika masa Orde Baru.
Radio masuk pertama kali ke Indonesia dan melakukan penyiaran secara resmi pada tahun 1945 tepatnya pada masa Orde Baru, saat itu bernama RRI (Radio Republik Indonesia). Masa Orde Baru dimana pers bisa dikatakan tidak ada fungsinya bagi warga Negara. Tidak ada kebebasan berpendapat yang sesuai dengan perjanjian pemerintah pada awal kekuasaan Orde Baru. Maka konten yang beredar di radio hanya konten yang pro terhadap pemerintah. Kebebasan pers dijaga ketat oleh pemerintah dibawah naungan department penenaragan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi beredarnya berita yang bertentangan dengan pemerintahan pada masa Orde Baru sehingga tidak sampai kepada telinga masyarakat. Maka pers tidak bisa melakukan apapun selain patuh kepada aturan yang ada. Dengan demikian, aspirasi masyarakat untuk pemerintah tidak tersalurkan sama sekali. Menurut Masduki, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Saifullah dalam artikelnya yang berjudul Perkembangan Radio Republik Indonesia (RRI) Banda Aceh Tahun 1946-2015 yang dimuat di E-Jurnal Vol. 2, No. 1 (2017), penyiaran pada masa Orde Baru yang dianggap tidak sesuai lagi dengan kehidupan bernegara dilakukan perubahan dengan merevisi UU No. 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran yang sebelumnya mengutamakan kepentingan pemerintah. Penghapus Badan Pertimbangan dan Pengadilan Penyiaran Nasional (BP3N) serta Departemen Penerangan pada tahun 1999 menyebabkan RRI salah satu lembaga yang berada di bawah departemen tersebut tidak memiliki payung hukum.
Saat masa Orde Baru tumbang kemudian digantikan oleh masa reformasi yakni masa demokrasi kebebasan berbicara dan berpendapat, masa dimana pers bisa bergerak bebas dan memuat berbagai konten yang tidak selalu pro terhadap pemerintah. Aspirasi masyarakat untuk pemerintah kini didengar dan tidak sedikit di muat oleh media. Seiring dengan pergantian masa, media penyiaran kini bertambah yakni adanya televisi. Walaupun radio pada saat itu masih dinikmati oleh masyarakat dan masih banyak stasiun penyiaran radio yang masih beroperasi hingga sekarang dan masih diminati oleh orang yang tergolong tua, namun keberadaannya mulai tergeser oleh media yang lebih bisa menggambarkan secara nyata dengan visual. Karena nyaris tumbang, kini stasiun penyiaran radio merubah beberapa sistem dalam hal penyiarannya. Kini segmentasi penyiaran radio tidak hanya seputar pemerintahan dan tertuju kepada orang yang tergolong tua, namun kini radio menyiarkan beberapa konten hiburan untuk remaja dimana kita bisa saling “Kirim-kirim salam untuk kerabat terdekat” dan memutar musik terkini yang mulai menjemah ke dunia remaja. Beberapa stasiun penyiaran lain juga tak kalah siap untuk mencoba merebut kembali perhatian masyarakat untuk lebih menggemari radio.
Namun kemudian kita mengenal media baru yakni televisi, media yang sama dengan radio memberi informasi dan hiburan. Yang penjadi pembeda ialah dari segi tampilannya, televisi lebih banyak diminati karena masyarakat bisa langsung melihat objek yang sedang diinformasikan berbeda dengan radio. Televisi mulai masuk di Indonesia pada tahun 1962, disini berbagai informasi yang berkembang mulai ditayangkan dengan wujud aslinya. Namun pada saat itu, siaran yang dilakukan lebih mengarah kepada siaran nasional karna belum banyak stasiun televisi seperti sekarang ini. Pada saat sekarang banyak stasiun televisi yang mutu siarannya berkurang bahkan lebih fokus dengan hiburan semata. Tapi ada beberapa stasiun yang masih mempertahankan gaya penyiarannya ke arah informasi, seperti isu sosial, politik maupun budaya.
Stasiun televisi kini telah banyak melakukan perubahan dalam hal penyampaian informasi. Kini berita yang dibawakan juga lebih dominan dengan orang-orang yang berlatar belakang menengah kebawah. Hal ini membuktikan bahwa, media tidak hanya meliput tentang isu yang ada di pemerintahan saja namun masyarakat luar yang mengeluarkan aspirasipun akan banyak diliput oleh media. Kemudian cara penyampaian informasi kini menjadi lebih beragam, menyampaikan informasi dengan cara yang unik seperti menggunakan animasi. Dan lagi, pada masa sekarang ini perbedaan lainnya adalah konten-konten di televisi lebih banyak memuat konten hiburan, yang mana hiburan yang ditayangkan sudah malah kebablasan hiburannya. Hingga tidak sedikit artis yang terjerat kasus pelecehan dengan bermaksud menghibur.
Menurut Jean Baudrillard, sebagaimana dikutip oleh Dewi K. Soedarsono dalam artikelnya yang berjudul Pesan Komunikasi Pendidikan di Media Televisi yang dimuat di E-Jurnal Vol. 2, No. 2 (2012), dunia televisi adalah dunia yang sarat pencitraan, yakni realitas sosial senantiasa dimainkan dalam sebuah ruang pencitraan. Karena itu, televisi seringkali menggambarkan realitas sosial melebihi realitas yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena kuatnya kemampuan televisi dalam melakukan pencitraan, sehingga apapun yang dicitrakan oleh televisi sering menciptakan sebuah dunia hiper atau hiperealitas.
Selain radio dan televisi, media penyiaran yang sangat baru yakni media online. Media dimana setiap orang bisa mencari informasi apapun yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Selain itu, setiap orang dengan bebas dapat mengomentari secara langsung mengenai informasi yang beredar karena telah disediakan kolom untuk berkomentar. Setiap orang kini tidak perlu khawatir tertinggal lagi jika ingin menonton berita di televisi yang berpatok pada waktu. Cukup dengan membuka media online seperti detik.com, kompas.com ataupun yang lainnya, maka semua informasi akan dengan mudah untuk diakses.
Namun pada dasarnya radio, televisi dan media online adalah sarana untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas dengan baik dan benar tentang berbagai hal yang sedang terjadi pada saat ini serta tetap menjaga estetika dalam penyampaiannya. Bukan hanya dominan terhadap hiburan semata yang kemudian membuat siarannya menjadi kurang bermutu yang akhirnya dapat menimbulkan hal negatif bagi masyarakat luar.
0
5.8K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.