Atas nama semua Kids Zaman Now, dengan ini saya mengajukan Nota Protes terhadap berbagai statement negatif yang selama ini ditujukan kepada kami. Selama ini kami selalu dipojokkan, dianggap sebagai generasi yang rusak, edan, nyeleneh, dan berbagai ungkapan lainnya, seolah-olah kami tak punya kelebihan dan kebaikan apapun. Kami selalu dibanding-bandingkan dengan Kids Zaman Doeloe, yang dianggap bla bla bla, yang intinya mereka dinilai jauh lebih baik dan unggul dari kami.

Atas dasar itu, maka kami pun sekarang akan mengeluarkan pernyataan sebagai nota pembelaan:

1. Siapa bilang kids zaman doeloe tak pernah tawuran serta melakukan kenakalan lainnya seperti yang terkadang kami lakukan sekarang?


Sesungguhnya kenakalan adalah hak asasi setiap anak muda, kapan dan di mana saja, tanpa batas ruang dan waktu. Hanya saja, zaman dulu belum ada media yang mempublikasikan dan memviralkan setiap tawuran yang dilakukan anak muda, sehingga kenakalan mereka tidak tercatat oleh sejarah, dan tak terlihat oleh kacamata orang-orang sekarang.

Masalah siswa menganiaya guru atau sebaliknya, itu sudah sering terjadi semenjak ada yang namanya lembaga sekolah. Hanya saja, zaman dulu, peristiwa seperti itu dianggap aib jika dibeberkan kepada publik, sehingga perkaranya cepat selesai dan lenyap ditelan waktu. Sedangkan zaman sekarang, hal tersebut malah jadi bahan berita, sehingga isunya menyebar luas dengan berbagai tambahan komentar dan analisa yang hanya memperkeruh suasana.

2. Siapa bilang zaman doeloe minuman keras tidak sebanyak sekarang?



Tidakkah kalian lihat, di sepanjang tepi jalan, para penjual Bahan Bakar Minyak, hampir semuanya menggunakan botol bekas Topi Miring sebagai wadah BBM yang mereka jual. Satu provinsi seperti di Kalsel ini saja, hitunganya tidak kurang dari satu juta botol.

Dari mana mereka memperoleh botol sebanyak itu, dan siapa yang mengkonsumsinya? Semua botol itu jelas produk lama, yang artinya itu pasti bukan bekas minuman Kids Zaman Now. Dan siapa lagi yang meminumnya kalau bukan kids zaman doloe? Itu baru yang kelihatan oleh mata, belum lagi yang tidak tampak.

3. Siapa bilang zaman doeloe tak ada pergaulan bebas?



Masalah pacaran, hamil di luar nikah, married by accident, itu sudah ada sejak lama. Buktinya dalam kitab-kitab Fiqih Klasik, semua itu sudah dibahas. Sedangkan para pengarang kitab, tidak akan membahas suatu masalah jika masalah itu belum pernah terjadi di masanya, atau pada masa sebelumnya.

Bedanya, pada zaman doeloe masalah-masalah seperti itu dianggap sebagai aib terbesar bagi keluarga, sehingga dengan sekuat tenaga mereka menutup-nutupinya, sehingga ada yang namanya “kimpoi Tutup Malu” yakni menikahkan anak perempuan yang hamil di luar nikah dengan segera kepada siapa saja yang mau menikahinya, agar malu keluarga bisa tertutupi. Kasus seperti ini sering terjadi di zaman doeloe, hanya saja tidak ada media yang mengeksposnya.

4. Pada intinya, kids zaman doloe dan zaman now sama saja.

Hanya saja, perubahan zaman yang mengakibatkan pergeseran adat dan budaya, telah membuat sudut pandang, pola pikir, dan gaya hidup menjadi berbeda.