restyutamaAvatar border
TS
restyutama
BANDA NEIRA: Duo Nelangsa Riang yang Menimbulkan Kecanduan Bagi Individu yang Rentan
Duo nelangsa pop (meski keduanya keukeuh nggak mau disebut duo), adalah profil singkat yang lumayan melekat di pendengar Banda Neira garis keras maupun tipis lembut-lembut. Band lokal dengan personil antar pulau ini dibuat dengan nekat, iseng dan tanpa persiapan. Banda Neira sukses merebut tempat terdalam di hati pendengar musik indie yang memulai keisengannya pada Februari 2012 dikanal pencarian musik populer: suara awan (hehe, Soundcloud).

Tentu Agan dan Sista sudah kenal dengan Mas Nanda dan Mbak Rara bukan? Separuh dari Banda Neira ini adalah Ananda Badudu dan Rara Sekar. Ananda Wardhana Badudu alias Mas Nanda sebagai vokal dan gitar, sementara Rara Sekar Larasati alias Mba Rara sebagai vokal dan xylophone.

Pernah dengar lagu Banda Neira tentang gadis kecil naik kapal kertas?, ada yang katanya rindu tapi menyayat seperti belati. Atau mungkin, juga pernah dengar lagu tentang seseorang yang mengeluh soal awan hitam yang menggulung tiada surutnya?. Lalu, juga ada tentang tersesat ke entah berantah yang sempat jadi soal karena salah ejaan. Keempat lagu tersebut (‘Di Atas Kapal Kertas’, ‘Ke entah Berantah’, ‘Esok pasti Jumpa (Kau Keluhkan)’ dan ‘Rindu’ dari musikaliasasi puisi Subagio Sastrowardoyo) resmi diperdengarkan di mini album Banda Neira yang albumnya diberi judul ‘Di Paruh Waktu’. Keempat lagu ini yang jika didengar mampu menimbulkan beberapa rasa riang, agak nelangsa tapi kontemplatif. Ah syadu.. juga candu.

Dari banyaknya pendengar lagu Mas Nanda dan Mba Rara, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan projek keisengan ini dengan bertanggungjawab. Pada tanggal 13 April 2013 Sorge Records menjadi peneduh karya-karya Banda Neira. Sebuah pencapaian awal yang sangat manis, dengan peluncuran sepuluh lagu dalam album ‘Berjalan Lebih Jauh’.

Setelah menikmati suguhan manis dari album “Berjalan Lebih Jauh’, Mba Rara dan Mas Nanda tidak henti menebarkan kebahagiaan melalui karya-karyanya yang ciamik. Dengan pengerjaan kurang lebih 3 tahun, rillis lah album kedua yang mereka beri nama “Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti”.

Pada album “Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti” memiliki konsep dua CD, yang pada masing-masingnya punya judul sendiri-sendiri (CD pertama: 8 lagu, CD kedua: 7 lagu). Berbeda dengan album sebelumnya, di album ini Mas Nanda dan Mba Rara melibatkan banyak musisi yang gak kalah ciamik, ada komponis Mas Gardika Gigih, musisi astral ada Mas Layur, dan ada Mas Suta Suma Pangekshi, Mas Jeremia Kimosabe serta Dwi Ari Ramlan. (ga ngerti lagi, ini kolaborasi yang sedap gila dan kalian harus dengar versi CD-nya only 60k).
Di album “Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti” ini ada 6 lagu : ‘Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti’, ‘Pelukis Langit’, ‘Sampai Jadi Debu’ (Menampilkan Gardika Gigih), ‘Langit dan Laut’, ‘Re: Langit dan Laut’, dan ‘Biru’ (Menampilkan Layur).

Bagi pendengar dan penggemar Banda Neira album ini sangat-sangat mengobati jiwa yang mungkin sedang mencecap rindu yang tak kunjung usai, atau sebagai penguar sepi yang menggerogoti hati pun mungkin lagu-lagu di album ini cocok sebagai pelengkap ketika merayakan kesepian. Banda Neira bisa dibilang sangat mampu menciptakan kecanduan bagi para pendengar yang rentan. Liriknya yang tak melulu soal cinta juga tak selalu mendayu-dayu seperti lirik lagu pop kebanyakan. Ketika mendengarkan Banda Neira, permainan emosi pendengar sangat dipermainkan, bisa sebentar-sebentar terbawa hingga syahdu tapi juga mampu bikin tersedu-sedu. Ah, pokoknya pas.

Namun sayang, projek iseng bertanggungjawab ini resmi bubar pada 23 Desember 2016 lalu. Hal ini menjadi puncak dari segala kehilangan bagi para penikmat band lokal. Hal ini membuat sebagian pendengar kecewa dan menyayangkan bubarnya duo nelangsa riang ini. Akan tetapi, bubarnya Banda Neira tak membuat pendengar menghujat atau menanyakan pertanggungjawaban band ini. Pendengar Banda Neira ramai-ramai menyuarakan apresiasi dan rasa terimakasihnya melalui tagar #terimakasihbandaneira dan pada akhirnya dibalas dengan manis dan apik oleh Banda Neira dengan tagar #KitaSamaSamaSukaBerterimaKasih

“Sekarang, siapapun boleh menyebut mereka adalah Banda Neira. Hmm, terdengar aneh, tapi rasanya tak salah. Kini separuh, sebagian, atau sebagian besar dari Banda Neira adalah kalian juga. Kalian yang terus memberi nyawa dan kehidupan pada lagu-lagu itu. Perjalanan sepanjang empat tahun itu perlahan mengubah kami menjadi kita. Lagu-lagu itu kini jadi punya mu juga”. –Ananda Badudu.

Agar yang patah lekas tumbuh dan yang hilang kelak berganti, kita mesti senantiasa berjalan dan berjalan lebih jauh.
Salam #terimakasihbandaneira
Diubah oleh restyutama 04-12-2017 17:04
0
15.5K
146
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Musician Corner
Musician Corner
icon
3.5KThread1.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.