toniovichAvatar border
TS
toniovich
"Backpacker Bakteri", Inovasi Baru dalam Ilmu Kedokteran


Pomidor.id – Kita mungkin pernah mendengar teknologi nanorobot dan kemampuannya yang digadang-gadang dapat memperbaiki kerusakan dalam tubuh dan mencegah infeksi di masa depan. Tapi “mesin” mini ini juga membawa masalah bawaan. Yakni, bagaimana cara mencegahnya ditolak sistem imun dalam tubuh karena dianggap sebagai benda asing? Terus sumber tenaganya dari mana dan bagaimana cara mengisi ulangnya? Lalu yang tak kalah pentingnya, apa yang akan terjadi saat mereka rusak? Toh setiap mesin pasti ada masa durasinya.

Nah, pertanyaan-pertanyaan di atas kini mulai menemukan titik terang. Pasalnya, para ilmuwan telah menyadari mereka tak butuh nanorobot atau nanotech lainnya untuk mengusung obat-obatan ke area tertentu dalam tubuh. Sudah ada penggantinya yang alami. Apa itu? Bakteri!

Dikutip dari laman Geek, ada beberapa alasan mengapa bakteri sempurna untuk peran ini. Pertama, sebagaimana yang kita tahu, tubuh kita ini penuh dengan bakteri yang menguntungkan, terutama yang hidup di usus kita. Kedua, bakteri ternyata memiliki kemampuan membawa muatan dalam bentuk molekul nano sehingga dijuluki backpacker bakteri.

Artikel Terkait : Bakteri Ini Mampu Uraikan Sampah Plastik dalam 6 Minggu

Dengan demikian, bakteri tersebut dapat dimuati nanopartikel (disebut pula nano-kargo) dari jenis tertentu dan dikirim membaur dengan jutaan bakteri lainnya. Bahkan ada kemungkinan banyak bakteri bisa melakukan tugas yang sama sekaligus.

Tak perlu khawatir mereka akan tersesat karena pada dasarnya bakteri adalah unit mandiri yang mampu menggerakkan diri mereka sendiri ke tempat tujuannya di dalam tubuh. Juga sangat mudah mengirim mereka ke mana pun di dalam tubuh kita. Sinyal biokimia dapat digunakan sebagai metode untuk mengarahkan bakteri ke lokasi yang diinginkan. Kemudian mereka tinggal menaruh muatannya hanya dengan ngendon di area tersebut.

Muatan yang dibawa bakteri tidak terbatas pada obat-obatan saja. Nano-medicine mencakup pula hal-hal seperti biosensor, nano-elektronik dan nano-material yang mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah di dalam tubuh. Termasuk di antaranya memonitor kondisi pasien.

Artikel Terkait : Kosta Rika Gunakan Teknologi Nuklir untuk Keamanan Pangan

Saat ini penggunaan bakteri untuk transportasi pengobatan baru pada tahap awal penelitian. Gagasan tersebut dipresentasikan oleh American Chemical Society. Tahap selanjutnya adalah percobaan di laboratorium pada penyakit yang sesungguhnya. Sebelum benar-benar diterapkan pada manusia, hasil inovasi berupa backpacker bakteri tersebut bisa dipantau kinerjanya pada tikus-tikus yang diuji coba di laboratorium.

(Sumber)

Yang bikin bingung, gimana caranya menaruh nano-tech di bakteri. Soalnya bakteri kan kecil banget.
0
15.5K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & TeknologiKASKUS Official
15.5KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.