Rasa takut merupakan sesuatu yang alami bagi manusia. Bahkan, seorang pemberani pun pasti memiliki rasa takut pada hal-hal tertentu. Setidaknya, setiap orang memiliki rasa khawatir terhadap keselamatan dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian memicu rasa takut kepada hal-hal yang dianggap berbahaya atau mengancam keselamatannya.

Karena rasa takut merupakan bagian dari mekanisme pertahanan manusia (survival instinc), maka hal itu normal selama tidak berlebihan. Tapi bagaimana jika kamu memiliki rasa takut terhadap hal-hal yang tidak kasat mata? Takut pada hantu umpamanya. Tentu saja ini sangat mengganggu kehidupanmu. Bayangkan jika sebuah keadaan memaksamu untuk tinggal sendirian di rumah selama seminggu. Kalau kamu punya ketakutan terhadap hantu, bisa dipastikan kamu bahkan tidak bisa melewatinya barang semalam pun.

Kamu terpaksa meminta bantuan temanmu untuk menemanimu. Masalah tidak selesai sampai di situ. Saat kamu terjaga tengah malam karena kebelet pipis, lagi-lagi temanmu menjadi korban dari sifat paranoidmu. Belum lagi jika sewaktu-waktu kamu tersesat sendirian di hutan. Rasa takutmu terhadap hantu akan menutupi akal sehatmu, sehingga kamu kesulitan mencari jalan keluar agar tetap bisa bertahan hidup.

Tentu saja tidak mudah untuk menghilangkan rasa takut terhadap hantu. Ketakutan terhadap hantu muncul akibat pesepsi ‘hantu itu menyeramkan’ yang tertanam di alam bawah sadarmu selama bertahun-tahun oleh lingkunganmu, termasuk film-film horor yang pernah kamu tonton.