Persiapkan diri, jadilah sumber kekuatan bagi istri. Wajar jika Anda akan merasa bingung dan tidak berdaya.

Namun bukan berarti boleh terus sibuk pada kesedihan sendiri. Misalnya melukai diri dengan perasaan bersalah karena berhubungan seks sesaat sebelum keguguran.

Memikirkan arti kehilangan perlu, tapi jangan lupa pada kebutuhan istri. Pun tak perlu berusaha menemukan hal yang tepat untuk dikatakan karena menyita waktu.

Menghadapi kehilangan, hal sederhana yang dibutuhkan perempuan adalah menjalaninya berdua. Berikan pertolongan praktis dan dukungan emosionalberupa belas kasih dan empati.

Seluruh perasaan seperti takut, marah, dan rentan pasti campur aduk. Jadi jangan heran jika reaksinya sulit diprediksi dan bersikap tak seperti biasanya. Bukan hanya satu dua hari, ini bisa berlangsung lama.

Membuatnya nyaman dengan memahami dan menunjukkan kepedulian seperti ada di sisinya terus, merespons dengan baik yang dikatakannya, ekstra perhatian, mengusap punggung, atau memijat kaki merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan.

Melansir Independent, studi di University College London menemukan, laki-laki yang berurusan dengan keguguran cenderung menghindari bicara soal perasaan mereka. Padahal, terbuka untuk bicara soal keguguran seringnya perlu dimulai dari orang lain.

Menurut periset, alasannya lebih sering karena takut. Dari 160 orang responden, sebanyak 46 laki-laki tidak berbagi kesedihan karena takut membuat kesal istrinya. Mereka juga takut dianggap tak sensitif sehingga urung bicara meski suasana hati istrinya terlihat baik.

Masalahnya, urung bicara bisa menimbulkan masalah baru. Terbukti, 47 orang mengalami kesulitan tidur, dan istri yang berjauhan dari suaminya justru merasa ditinggalkan.

Untuk itu, jangan takut mengakui bahwa Anda juga sedih dan merasa kehilangan karena takut menyakiti perasaan. Perangi pemikiran bahwa kesedihan dan air mata adalah kelemahan.

Dengan jujur, istri bisa tahu dan berempati sehingga lebih mudah baginya melalui masa-masa sulit, Anda pun lebih lega. Selanjutnya, ini juga membuka jalan untuk saling bicara dan menuntaskan masalah.

Ritual membantu menuntaskan perasaan kehilangan. Semacam menyalurkan emosi dan perasaan mengganjal menuju hal positif.

Misalnya, menyumbangkan pakaian bayi yang sudah disiapkan pada yang membutuhkan, ikut kegiatan amal, menanam pohon sebagai pengingat, hingga membuat perpisahan kecil melepaskan kepergian calon buah hati seperti mendoakan di tempat ibadah.

Jika sudah tiba saatnya, bicarakan masalah dengan orang lain juga. Dengan berbagi Anda akan melihat, bahwa keguguran adalah masalah individu yang terjadi juga pada banyak orang. Ketimbang menyesal, menata ulang masa depan akan lebih baik.