• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • alasan kenapa Death note (Netflix) lebih terlihat seperti lelucon

kuli.berasAvatar border
TS
kuli.beras
alasan kenapa Death note (Netflix) lebih terlihat seperti lelucon





Apakah di antara kalian sudah ada yang menonton film Death note keluaran Netflix? bagaimana menurut kalian?

Film berbudget 40 million dollars, yang mulai tayang tanggal 25 agustus 2017 ini pasalnya bisa di katakan, sebagai satu dari puluhan film yang mengambil refrensi dari komik keluaran jepang yang di anggap gagal di pasaran, gak hanya itu, film ini mendapat banyak kritik karena menghilangkan beberapa hal yang menurut gw sangat penting dan jadi elemen kenapa film ini kudunya memang tetap dalam jalurnya, sebagai masterpiece keluaran Tsugumi Ohbadan Takhesi Obata yang bahkan di anggap sebagai master piece dari sebuah karya yang mendapat tempat di jutaan hati penggemar. gw sebagai pengamat dan penikmat film amatir, benar-benar di buat kecewa karena lagi-lagi Amerika yang konon katanya sebagai plot kiblat dari film-film hebat sekali lagi membuat blunder dengan mengangkat cerita yang jelas-jelas bukan kapasitas mereka ke sebuah film dengan eksekusi yang gagal total. di trit ini gw bakal beberkan "alasan kenapa film Death note keluaran Netflix lebih terlihat seperti film buatan bocah SD yang bikin ngantuk.


**

Sebelum gw mulai trit ini, akan lebih afdhol bila gw jelasin terlebih dulu, bagaimana garis besar cerita Death note origin, agar semua teman-teman kaskuser paham.


Death Note, adalah sebuah karya dalam bentuk film, animasi yang di ambil dari komik keluaran tahun 2003 yang di tulis langsung oleh, Tsugumi Ohbadan di ilustrasikan oleh Takeshi Obata.
Death note sendiri bercerita tentang seorang remaja paling jenius yang tinggal di jepang bernama Light yagami. Light yang di gadang-gadang sebagai bocah paling jenius seantero neger sakura, dimana suatu hari tanpa sengaja ia menemukan sebuah buku misterius. buku itu bertuliskan Death note (Buku kematian) di sampulnya. berbekal pengetahuan dan peraturan dalam buku itu, Light dapat membunuh seseorang hanya dengan menulis namanya dalam buku, namun ada konsekuensi dan peraturan yang kompleks ketika menggunakan buku itu, selain itu, buku Death note selalu di jaga oleh seorang makhluk yang di sebut Shinigami (Dewa kematian).

dengan kecerdikan dan kejeniusan Light ini lah hingga dia bisa menumbuhkan rasa obsesi terhadap keinginanya yang sudah mendarah daging dalam tubuhnya. yaitu, menciptakan tatanan dunia baru, dunia tempat dimana hanya orang-orang baik yang mampu tinggal di dalamnya, dalam hal ini. Light ingin membersihkan dunia ini dari para kriminal dengan cara mengeksekusi mereka dan mengirim mereka pada kematianya.

itulah sedikit garis besar cerita yang di sajikan dalam film maupun komik ini, jadi daripada nunggu lama mending kita mulai membahas perbedaan Death note Netflix dengan Death note origin.






1.perbedaan mencolok Light Yagami dan Light Turner



yang mau gw sorot pertama tentu saja, tokoh utama dalam cerita ini. Light Yagami di dalam komik adalah seorang manipulator, tidak hanya jenius dalam menyusun rencana namun ia juga cerdas dalam menerapkan strategy, apa yang ia akan lakukan selalu di pikirkan puluhan kali sampai menemukan titik dimana ia tidak akan bisa terlacak dengan mudah, bahkan segala kemungkinan sudah ia pikirkan matang-matang, bagaimanapun dalam kepalanya, untuk membersihkan dunia ini dari kriminal di butuhkan strategy yang benar-benar matang.

berbeda dengan Light Yagami, Light Turner lebih terlihat seperti pecundang yang tidak tahu harus melakukan apa ketika ia terdesak, yang gw sorot pertama adalah ideology Light Turner sendiri, dalam sebuah adegan Light Turner membuat banyak PR untuk teman-temanya dengan imbalan uang, bagaimana seorang yang memiliki pemikiran kriminal justru melakukan tindakan kriminal dengan membantu teman-temanya berbucat curang, meskipun tindakan kriminalnya masih terbilang sepele. dalam kasus lain, Light Turner lebih sering kolaps ketika ia terdesak dan kebingungan bahkan meminta bantuan orang lain untuk menolongnya, sebaliknya Light Yagami adalah manipulator yang tak tersentuh, bantuan orang lain hanyalah masalah baginya, jadi masih berpikir seorang kriminal kelas teri seperti Light Turner pantas merubah tatanan dunia?? gw pikir enggak.



2. Mia Sutton lebih terlihat seperti maniac daripada pelindung Kira




kita semua tahu, karakter Mia sutton adalah penggambaran dari karakter Misa Amane dalam komik aslinya. disini seharusnya Misa adalah salah satu pengaggum bahkan pelindung untuk Kira.
Kira sendiri adalah wujud palsu dari Light Yagami guna merahasiakan identitasnya dari dunia. Misa, adalah jawaban atau pion dimana Light memainkan permainan cerdasnya, sejenius dan sepintar apapun Misa ia hanyalah seorang pelindung bagi Kira bukan manipulator sama seperti yang di lakukan oleh Mia Sutton.

banyak adegan dimana Light Turner terdesak dengan banyaknya tuduhan bahwa ia adalah Kira, bahkan ketika ia mulai di selidiki dan di telusuri jejaknya oleh kepolisian L.A, yang terjadi selanjutnya, ia selalu berkomunikasi dan meminta pendapat pada Mia Sutton yang seharusnya tidak perlu ia lakukan, bagaimanapun karakter Light Turner benar-benar tampak rendahan bahkan gw bisa menilai Mia lebih pintar dari Light Turner karena ia tahu, dalam menghabisi semua kriminal apapun harus di pertaruhkan.

puncaknya, Mia bahkan mulai memanipulasi Light Turner untuk menyerahkan buku itu kepadanya, sekali lagi. Light Turner jelas gagal memerankan Kira yang sudah di sebut -sebut sebagai Lord Kira, sang Dewa yang membawa kematian di tanganya.


3. penggambaran "L" yang benar-benar menyedihkan





bila Light Turner dan Mia Sutton sudah gagal dalam membawa karakter Light Yagami dan Misa amane, maka blunder karakter terburuk adalah L atau ia lebih di kenal sebagai detektif dalam bayangan.
jujur, gw gak masalah "L" di perankan oleh seorang "Lakeith Stanfeild" yang jelas-jelas berkulit hitam, bukan gw bersifat rasis, tapi gw lebih mengedepankan akting di bandingkan bentuk fisik, dan Lakeith benar-benar gagal dalam memerankan seorang detektif berkarisma yang nyentrik, Nerd, aneh, setengah gila yang hidup dalam sebuah nama "L".

L sendiri di dalam komiknya adalah salah satu detektif paling tersohor, bahkan namanya saja kadang di sebut mitos karena masih di ragukan kebenaranya. dalam bentuk karakternya sendiri L jauh lebih terlihat seperti manusia yang memiliki obsesi tinggi untuk menangani sebuah kasus. bahkan dalam sejumblah adegan dalam komik, L yang bernama asli Ryuzaki Lawliet akan mengorbankan dirinya sendiri untuk membuktikan sejumblah teorinya, baginya ideologi yang di bawa oleh Kira sangat salah, sejahat apapun penjahat semua manusia tidak memiliki hak untuk mengeksekusinya secara langsung tanpa sebuah proses pengadilan yang adil.

namun Lakeith yang seharusnya bisa membawa karakter L ke batasan maksimal karakter paling nyentrik ini sangat gagal membawakanya. L seharusnya tidak memiliki hati, tidak memiliki perasaan, tidak memiliki batasan emosional dalam pekerjaanya sekalipun harus banyak mengorbankan nyawa bawahanya, baginya obsesi menantang Kira adalah hal utama, Lakeith sangat gagal karena karakternya terlihat seperti detektif baper ketika di tinggal mati bawahanya.


4. pertarungan Kira dan L seperti pertarungan bocah SD yang membosankan.




di dalam komik origin Death note, pertarungan antara Kira dan L adalah salah satu moment paling gila, karena baik Kira maupun L saling melempar umpan, adu strategi sesama manipulator, bahkan tak jarang saling pukul menggunakan pikiran benar-benar bisa di nikmati oleh semua orang. namun di film ini (Death note Netflix) baik Kira maupun L sama sekali tidak menunjukkan obsesi pertarungan otak yang di tunggu-tunggu, Kira seperti pecundang yang tidak tahu harus apa ketika L menuduhnya, sedangkan L lebih terlihat seperti detektif kacangan yang jago ngancam padahal jelas-jelas buktinya masih kurang kuat, di tambah adegan dimana L mengatakan bahwa ia tahu Light turner adalah Kira tidak menunjukkan ke epickan sebuah pertarungan antar manipulator.

rencana-dan rencana seperti anak SD yang saling menuduh siapa yang menjahili guru. boring. boring. boring.


5. Plot hancur lebur



terakhir nih gan, sist. plot dalam cerita Death note Netflix ini benar-benar hancur lebur, sama sekali bukan sebuah film yang bagus untuk konsep yang di contek dari karya master piece, penggambaran bagaimana Kira memulai mengeksekusi satu persatu kriminal mulai dari koruptor, perampok, pedofil sampai pemerkosa benar-benar gagal di bangun.
banyak plot hole disana -sini, menunjukkan bahwa Kira tidak punya banyak rencana bagaimana konsep membangun tatanan dunia baru yang benar layaknya Kira di Death note origin, tidak hanya mengeksekusi namun lebih menyampaikan pemahaman bahwa tatanan dunia baru hanya boleh di tinggali oleh mereka yang baik-selebihnya kriminal adalah sampah. sehingga menumbuhkan rasa simpati, dimana banyak sekali pengikut garis keras bahwa Kira adalah dewa baru bagi mereka.






mungkin itu sedikit uneg-uneg atau kritik gw sebagai penikmat, kalau ada yang bilang,"kenapa bukan gw aja yang buat filmnya?" gw cuma mau bilang, kalau gw itu penikmat sebuah karya yang bebas menyampaikan pendapat, tapi gw yakin bagi kalian yang addict sama film pasti setuju bahwa sekali lagi Amerika gagal menunjukkan kehebatanya dalam membuat filmn kalau mengambil refrensi karya bukan dari negaranya.

gw berharap gak ada karya Hollywood lagi yang ngambil refrensi dari karya jepang atau negara lain kalau gak serius mengeksekusinya, ini berlaku buat film dragon ball atau one piece yang konon akan di buat live actiont'nya. ini bukan joke ya, so terimakasih buat kalian yang udah nyempetin baca refrensi seorang amatiran kaya gw, gw ucapin selamat beraktifitas agan-agan dan sista sista sekalian
emoticon-Shakehand2






0
16.4K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.