Ini adalah thread ane yang kedua , dijamin original & gak repost karena sumbernya dari pemikiran dan hasil pengamatan ane sendiri.

Thread ini berawal dari keisengan ane melihat-lihat profile instagram teman-teman ane dan para pengguna instagram lainnya. Beberapa bulan belakangan, ane melihat ada tren unik di kalangan pengguna instagram, yaitu tren meminimalisasi jumlah postingan. Ane pikir cuma kebetulan dilakukan oleh sebagian kecil pengguna instagram di waktu bersamaan. Ternyata bukan sebagian kecil. Ada banyaaakk sekali netizen yang diam-diam jumlah postingannya menyusut.

Emang kenapa sih, postingan instagram-nya banyak yang dihapusin?

Cekidot hasil investigasi ane

Pasti banyak yang ngalamin nih, kayak begini.. Entah putus hubungan dengan pacar, temen, atau rekan kerja. Foto-foto agan-sista bersama orang tersebut di instagram akhirnya di-delete seiring kondisi hubungan kalian yang sulit diperbaiki. Daripada postingan tersebut mengingatkan agan-sista tentang momen buruk yang membuat hubungan kalian berakhir, akhirnya agan-sista memutuskan men-delete saja postingan-nya. Lebih jauh, agan-sista juga khawatir foto tersebut membuat orang-orang menanyakan status hubungan kalian. Kalo fotonya udah gak ada di instagram kan, (harusnya) orang-orang paham bahwa hubungan kalian dengan si anu sudah berakhir..

Bagi agan-sista yang punya akun olshop/pribadi untuk berjualan, pasti sering nih, delete postingan karena barang dagangan yang di-post di instagram tersebut sudah sold out. Daripada nge-PHP-in calon konsumen dan menuh-menuhin instagram, delete aja deh!

Misalnya, sista-sista yang dulu sering mem-posting foto-foto yang memamerkan keindahan rambutnya, kemudian memutuskan berhijab. Para sista ini pun men-delete postingan-postingan jaman dulu yang memperlihatkan rambut mereka. Yah pokoknya agan-sista yang mengalami revolusi pemahaman terhadap sesuatu, alias hijrah dari satu pemahaman ke pemahaman lainnya, kemungkinan postingan instagram-nya jaman dulu yang berlawanan dengan pemahamannya saat ini akan di-delete.

Biasanya dialami oleh agan-sista yang terpilih untuk mengemban tugas khusus. Misalnya menjadi perwakilan daerahnya buat jadi duta budaya, pariwisata, dll. Atau Agan-sista yang yang mengikuti ajang pencarian bakat dan sedang berusaha mengumpulkan dukungan massa. Biar keliatan lebih berkelas dan banyak yang mendukung, maka dihapuslah postingan foto-foto alay agan-sista di instagram. Gak pantes juga kan kalo misalnya duta daerah tapi di instagram-nya ada foto pake baju seksi, keliatan belahan dada, sambil pegang botol miras.. Atau gaya alay melet-meletin lidah dan monyong-monyongin bibir.. Yang pantes kek gitu di negeri kitah cuma Raisa dan Raline Shah..

Setelah bertahun-tahun posting ini-itu di instagram dan mendapat cukup banyak follower, agan-sista memutuskan untuk menghapus sebagian besar (berarti lebih dari 50%) postingan instagram hingga tersisa hanya puluhan atau beberapa saja. Jadi, ketika orang lain melihat profile instagram agan-sista, mereka akan berujar, “Busett, ini orang baru posting 3 kali aja follower-nya udah lebih dari serebu! Keren! Pasti banyak fans-nya nih!” Padahal mah rebuan follower itu hasil ngumpulin bertahun-tahun..
Palsu banget ye? Ada yang kayak begini?

Segala macem difoto terus di-post di instagram. Mau penting atau enggak, mau estetis atau enggak, yang penting eksis! Posting terusss! Sampe akhirnya agan-sista liat profile instagram sendiri, ternyata postingannya udah mencapai serebu lebih, sementara follower-nya hanya seratusan.. Kesannya agan-sista ngemis perhatian banget, sok eksis padahal gak ada yang nyimak juga.. Akhirnya di-delete-lah sebagian postingan agan-sista sehingga jumlah post dan follower enggak terlalu jomplang perbedaannya.

Agan-sista yang aktif di instagram pasti udah gak asing lagi deh dengan kasus kaya gini. Seseorang posting sesuatu yang kontroversial, kemudian netizen lainnya ramai-ramai menghujat postingan tersebut. Ending-nya, postingan tersebut hilang. Ada yang disertai permintaan maaf, ada yang adem-ayem sajahh..

Contoh kasus, agan posting foto di depan sebuah mobil sport dengan gaya yang cool. Kemudian, seorang teman agan dengan polosnya komentar, “Ini pas kemaren kita jadi tukang parkir di nikahan anak pejabat itu yak? Poto gue mana? WA-in dong!” Atau misalnya sista yang udah diet sebulan dan berhasil turun beberapa kilo kemudian posting foto penampilan baru. Tiba-tiba teman sista malah berkomentar, “Elo gendutan yah sekarang? Lucu deh, makin mbulet..” atau “Katanya diet, kok malah tambah chubby pipinya?”
Kesel kan? Daripada kesel, dihapus deh postingannya..

Pas lagi marah, kesel, bete, atau galau, agan-sista langsung posting foto disertai kata-kata penuh amarah (kalo lagi murka) atau quote-quote galau nan menyedihkan (kalo lagi galau). Nah, setelah agan-sista pulih dari kecamuk emosi tersebut, barulah agan-sista menyadari, “Kok gue gitu amat yak? Alay deh, sok-sok cari perhatian padahal gak bikin masalah kelar. Bongkar aib aja!” Lalu dihapuslah itu postingan..
Agan-sista zaman masih labil kek gitu gak?

Kira-kira begitulah alasan netizen menghapus postingannya di instagram berdasarkan pengamatan ane. Agan-sista pernah ngalamin yang mana aja nih? Atau agan-sista punya alasan lain untuk menghapus postingan di instagram? Silakan komen...

Segitu dulu deh thread ane Terima kasih buat agan & sista yang udah menyempatkan baca, rate, dan komen thread ane. Buat yang mau sedekah cendol, ane juga menerima kok.