• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Populasi Bayi di Dunia Terus Menurun? Bagaimana dengan Indonesia?

sipesdemAvatar border
TS
sipesdem
Populasi Bayi di Dunia Terus Menurun? Bagaimana dengan Indonesia?
Kedengarannya mustahil sih, tapi kalo beneran ya ngeri juga!

Iseng scroll-scroll Facebook siang ini, nemu video dari AJ+ yang judulnya "Honey, I Shrunk The Population", terus ada keterangannya "You might not have babies in the future. Here's why." Artinya, kamu mungkin enggak bakal punya bayi di masa depan. Ini alasannya. Pengen banget share videonya langsung di mari, tapi ternyata belum ada di Youtube. Agan dan aganwati bisa langsung lihat lengkapnya di channel-nya AJ+ aja deh.



Spoiler for :


Intinya dari video tadi, ternyata di dunia saat ini sedang terjadi fenomena rendahnya angka kelahiran. Tapi bukan gara-gara meninggal, atau gak bisa punya anak karena mandul. Makin banyak orang yang memutuskan untuk punya anak sedikit, atau bahkan ada yang gak mau punya anak sama sekali. Dijelaskan juga, bukannya benci atau gimana ya, tapi keputusan orang-orang untuk menghindari punya anak gara-gara:

Spoiler for Kenapa gak mau punya anak?:


Dalam video itu, dijelaskan kalau ada ahli yang memprediksi jumlah penduduk dunia akan turun ratusan juta orang dalam beberapa puluh tahun ke depan. Di tahun 2076, bayi akan menjadi langka, tapi ya itu hanya terjadi di benua-benua tertentu. Padahal logikanya, kalau sebuah negara ingin mempertahankan stabilitas ekonomi, setidaknya satu perempuan harus melahirkan 2 bayi. Supaya komposisi masyarakatnya tetap seimbang. Kan yang tua bakal pensiun, digantikan dengan yang muda. Begitu terus. Kalau di Indonesia sih, kita rasanya sudah sumpek. Program KB juga tetap berjalan. Kalau dipikir-pikir, ada benernya ya taglina "2 Anak Cukup!" karena memang idealnya segitu.

Host-nya juga wawancara dengan seorang Profesor Ray D, yang menjelaskan ternyata memang ada teori khusus memprediksi bahwa penurunan jumlah penduduk sangat mungkin terjadi, dan harus dicegah. Namanya Teori Transisi Demografi. Gitu deh istilahnya.

Spoiler for Faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah penduduk:


Khusus untuk teori ini, ada 5 tahap perkembangannya. Kayaknya sih Indonesia sedang berada di salah satunya.
1. Masa Pertanian
Saat ini terjadi, prinsip banyak anak banyak rezeki. Karena anak-anak bisa membantu orang tuanya bekerja di sawah atau ladang. Di tahap awal ini, kondisi perawatan kesehatan masih rendah. Jadi kayak orang dulu, banyak banget saudaranya tapi ada yang meninggal waktu kecil karena sakit, dan sebagainya. Makanya harus bikin anak lagi.

2. Ditemukannya Kemajuan-kemajuan
Pada masa ini, teknologi kesehatan mulai ada, pengusahaan air bersih, vaksinasi, dan gaya hidup bersih, sehingga angka kematian bisa berkurang. Tapi dalam masa ini, angka kelahiran masih cukup tinggi karena pengaruh yang kuat dari masa sebelumnya. Dengan begini, akan muncul pertambahan penduduk yang sangat tinggi. Indonesia kayaknya masih ada di tahap ini.

3. Perubahan Sudut Pandang
Sebagai kelanjutan dari tahap kedua, di sini kita mulai berhubungan dengan kontrasepsi, pendidikan untuk perempuan (supaya gak gede dikit langsung dikimpoiin/dikimpoikan, emoticon-Om Telolet Om!), usia pernikahan jadi lebih dewasa, ada urbanisasi dan merantau. Mulai muncul tekanan sosial, dan akhirnya bikin pasangan-pasangan suami istri muda berpikir untuk menunda punya anak dulu, atau jangan banyak-banyak punya anak. Naaah! Mulai banyak teman-teman kita yang berpandangan begini kan?

4. Angka Kelahiran dan Kematian Sama-sama Menurun
Efek dari semua kemajuan teknologi dan perubahan cara pandang dari fase-fase sebelumnya, bikin angka kelahiran makin rendah begitu juga angka kematian. Makin banyaaak orang-orang tua yang panjang umur. Seneng sih, kakek nenek dan para keluarga kita masih bisa berkumpul bersama. Cuma ya generasi penerusnya yang melambat. Dulu kakek bisa ketemu cicit, sekarang ketemu cucu masih usia balita atau anak-anak. Di masa ini, alasan punya anak terbatas ke hal-hal personal: agama, bukti cinta, tradisi, tuntutan keluarga. Bukan lagi alasan sosial ekonomi. Katanya di Eropa dan Ameriki sedang begini. Mereka tetap melakukan hubungan seksual sih, tapi tidak untuk punya anak tujuannya.

5. Lebih Banyak Lansia
Di fase ini, populasi anak kecil makin langka. Orang-orang tua tetap hidup dan beraktivitas. Di beberapa negara kayak Jepang, mereka bahkan mendapatkan tanggungan dari pemerintah. Gak usah jauh-jauh deh, kalau kita ke Singapura, banyaaak banget kakek nenek yang masih bekerja di berbagai tempat. Bukan karena mereka miskin, tapi karena mereka dibiarkan untuk beraktivitas supaya gak pikun. Gajinya pun lebih besar, katanya, dibanding anak muda.

NGERI! emoticon-Wow

Masih ada kemungkinan fase-fase di atas tadi gak jadi kenyataan sih. Misalnya karena perang, bencana alam, dan hal-hal lain di luar prediksi. Tapi ya amit-amit kejadian begitu di Indonesia ya. Gak lucu banget kalau di lingkungan rumah kita lebih banyak orang-orang tuanya. Di ibu kota provinsi mungkin masih rame ya, tapi di kampung-kampung banyak yang kejadian begini. Anak-anak daerah pasti paham kondisi ini.

Yak, sekian dulu dari ane. Ingin berbagi info, siapa tahu nemu jodoh. #laaaah emoticon-Selamat
0
22.2K
167
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.