kangnulisAvatar border
TS
kangnulis
Amerika Serikat Habis Kesabaran Terhadap Korea Utara

Trump angry and frustrated at staff over Sessions fallout (Infowars)

Dilansir dari Kompas cetak (01/08) - Washington, Senin - Amerika Serikat sudah habis kesabaran dan tak mau ada lagi upaya atau tawaran negosiasi terkait krisis nuklir di Korea Utara. Bahkan, resolusi dari Dewan Keamanan PBB dinilai tak akan mempan menekan rezim Korut agar menghentikan program rudal dan nuklir mereka.

Ketidaksabaran AS itu ditunujukkan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, Minggu (30/7) malam. Haley menilai, rapat darurat Dewan Keamanan PBB tidak akan ada gunanya, apaagi jika resolusi yang dihasilkan tidak tegas pada rezim Korut. Resolusi yang lemah akan berdampak lebih para daripada sebelumnya. China, Jepang, dan Korea Selatan mesti bersikap lebih tegas.

Jika resolusi DK PBB tidak tegas, rezim Korut akan menangkap kesan tak ada yang berani menghadapi negara itu. "China harus memutuskan apakah mau mengambil langkap penting ini. Sudah habis kesempatan untuk berunding." kata Haley.

Pernyataan Haley ini menunjukkan Washington sudah hilang kesabaran dengan upaya pendekatan diplomatis yang selama ini dilakukan berbagai pihak, antara lain China dan Korsel. AS selama ini bergantung pada upaya diplomasi China yang menjadi mitra Korut. Jika betul-betul hilang kesabaran, bukan tak mungkin AS akan mempertimbangkan penyelesaian secara militer.

Bagi Korut, pernyataan AS itu justru akan menjadi pembenaran bagi mereka untuk melanjutkan program rudal dan nuklir. Kantor berita Korut, KCNA, menyebutkan, uji rudal antarbenua Korut bertujuan memberi peringatan keras kepada AS karena sering mengeluarkan pernyataan tidak masuk akal, mendorong sanksi baru bagi Korut, dan selalu memberi tekanan pada negara itu.

Direktur Studi Militer Dongyang University, Korsel, Jeung Yong-tae menilai uji rudal antarbenua Korut jelas menjadi ancaman yang nyata bagi keamanan nasional AS. Pihak AS menilai tak ada lagi gunanya berunding karena hanya memberikan waktu lebih banyak pada Korut untuk mengembangkan program senjata. "Suka atau tidak suka, pilihan aksi militer AS tak dapat diabaikan," ujarnya.

Pemimpin rezim Korut Kim Jong Un meningkatkan program rudal dan nuklir untuk menyerang wilayah AS. Bahkan, para pengamat khawatir rudal Korut bisa mencapai kota New York.

Setelah Korut kembali menguji rudal pada Jumat lalu, Presiden AS Donald Trump menulis komentar di media sosial Twitter, Sabtu. Trump mengaku kecewa dengan China. Padahal, China sudah mengambil keuntungan dari perdagangan AS, tetapi tetap tidak berbuat apa pun untuk AS.


Tweet Trump pada 29 Juli (Twitter)

China mulai kesal



Tentara membawa bendera PLA dan bendera nasional China sebelum parade militer untuk memperingati ulang tahun ke 90 dari fondasi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di pangkalan militer Zhurihe di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China, 30 Juli 2017.(Reuters)

Kementerian Luar Negeri China melalui pernyataan tertulis ke kantor berita Reuters menyebutkan, krisis nuklir Korut terjadi bukan akibat dari perbuatan China dan semua pihak seharusnya bekerja sama mencari solusi. Pernyataan ini yang berulang-ulang disampaikan kepada publik.

China juga terlihat semakin frustrasi dengan tekanan tiada henti dari AS dan Jepang yang mendesak China supaya lebih tegas.

China kecewa pula terhadap AS yang menghubungkan krisis nuklir Korut dengan isu perdagangan AS dan China. Wakil Menteri Perdagangan China Qian Keming menegaska, dua isu itu sama sekali tidak berkaitan sehingga tak bisa dibahas pada waktu yang bersamaan.

Seperti halnya Trump, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mendesak China dan Rusia untuk mengambil tindakan tegas konkret terhadap Korut. "Semua komunitas internasional, termasuk China dan Rusia, harus serius memberi tekanan," ujarnya.

Membalas pernyataan tentang krisis nuklir Korut, Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan, tak adil bagi AS dan negara-negara lain mempersalahkan China dan Rusia dalam kasus ini. China selama ini berusaha keras mencari solusi dan membujuk Korut agar mau melakukan dialog.

Memamerkan kekukatan udara, militer AS menerbangka dua pesawat pengebom supersonik B-1B ke wilayah Semenanjung Korea, Minggu. Kedua pesawat itu didampingi pesawat temupur Korea Sleatan dan Jepang." Jika dibutuhkan, kami siap membalas dengan serangan cepat dan mematikan," kata Komandan Angkatan Udara Pasifik AS Jenderal Terrence J O'Shaughnessy.
(REUTER/AFP/AP/LUK)

Sumber:
Kompas Cetak, edisi 1 Agustus 2017
https://twitter.com/realDonaldTrump?lang=en
https://www.reuters.com/article/us-n...-idUSKBN1AG04F
Diubah oleh kangnulis 01-08-2017 09:47
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
35K
287
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar Negeri
icon
78.8KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.