BATAM.TRIBUNNEWS.COM, KARIMUN - Ramdoni (14) dan Trisna, dua dari sebelas korban keracunan massal masih terbaring lemah di kamar perawatan RS Bakti Timah Karimun, Senin (24/7/2017) siang.



Selang infus masih melekat di tangan mereka. Bahkan Ramdoni turut dipasangi slang oksigen.

Indra Gunawan (29), guru di Ponpes Hidayatullah Karimun yang mendampingi para korban di RSBT mengatakan, saat ini masih ada sebelas korban yang dirawat di RSBT.

Terdiri dari dua laki-laki dan sembilan perempuan.

Sementara, 32 orang yang dirawat di RSUD Muhammad Sani, semuanya sudah dipulangkan.



"Saya juga kena, tapi alhamdullilah, tidak terlalu parah. Kami makannya siang sekitar pukul 13.00 WIB, mulai mual sekitar tiga jam kemudian," ujar Indra kepada Tribun Batam.

Indra mengaku belum tahu sampai kapan para korban tersebut dirawat.

Pihak rumah sakit menyarankan, jika masih merasakan mual, muntah atau mencret sebaiknya jangan pulang dulu.

"Ada sejumlah korban yang sudah pulang tapi balik lagi (ke rumah sakit) karena masih muntah," terang guru lainnya.

Indra menceritakan, awalnya hanya beberapa santri yang mengeluhkan sakit perut pasca menyantap nasi kotak hasil sumbangan warga tersebut.

"Tapi lama-kelamaan semakin bertambah banyak. Gejalanya hampir sama, mual dan muntah-muntah. Kami sempat kasih air kelapa tapi tak mempan. Makanya langsung dibawa ke RSBT," kata Indra.

Disinggung pihak penyumbang nasi kotak, Indra mengaku tidak terlalu tahu.



Ia hanya menyebutkan, 150 nasi kotak tersebut berisikan tiga jenis lauk yakni ayam, telur dan bihun.

Sementara itu, Wahyudi yang mengaku adik penyumbang nasi kotak berinisial RN mengatakan, empat orang anggota keluarganya turut menjadi korban keracunan nasi kotak tersebut yang dibuat kakaknya tersebut.

"Mamak, adik dan dua keponakan saya. Sama, muntah-muntah juga dan sempat dirawat di rumah sakit," kata Wahyudi saat jumpa di RSBT.



Keluarganya bermaksud baik. Sumbangan nasi kotak itu dalam rangka hajatan ulang tahun anak RN.

http://batam.tribunnews.com/2017/07/...racunan?page=2